Contoh Soal Alur dan Latar dalam Novel
Contoh Soal Alur dan Latar dalam Novel - Kamu tentu pernah membaca novel, bukan? Sebagaimana kita ketahui bahwa novel adalah salah satu karya sastra berbentuk prosa yang ceritanya lebih panjang dari cerpen sehingga ketika membaca novel tidak dapat dilakukan dengan “sekali duduk”.
Setiap karya sastra pastilah memiliki unsur pembentuk dari dalam karya itu sendiri yang biasa kita sebut unsur intrinsik, begitu pula dengan novel yang memiliki unsur intrinsik yang terdiri atas unsur-unsur berikut ini.
- Alur
- Latar
- Sudut pandang
- Tokoh
- Penokohan
- Tema
- Amanat
Semua unsur itu tentunya telah kamu pelajari sebelumnya. Akan tetapi, untuk mengingat kembali, kali ini kita akan membahas dua di antara unsur intrinsik tersebut, yaitu alur dan latar.
#Alur
Kamu pasti sudah mengetahui bahwa alur adalah jalan cerita yang berisi urutan rangkaian peristiwa dan mengandung unsur sebab akibat. Alur yang baik haruslah berisi konflik yang tersusun apik. Sementara itu, konflik dibuat agar cerita lebih hidup dan tidak monoton.
Alur harus dibuat semenarik mungkin, sebab pada unsur itu semua tokoh dalam novel dihidupkan untuk melakukan aksi yang dapat membuat pembaca ikut merasakan apa yang dirasakan tokoh dalam novel.
Alur terdiri atas tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
Alur terdiri atas tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
1. Alur maju
Alur maju berisi kisah tokoh yang menceritakan urutan peristiwa dari masa kini hingga masa depan. Jika dianalogikan, bentuk alur maju itu bagaikan urutan a-b-c-d-e.
Contoh:
Ibu siuman, dan ia ingin bertemu denganku.
Menyedihkan melihat berbagai slang dan belalai peralatan dokter melilit kepala dan badan ibu. Dede hanya tertunduk diam, cahaya kemenangan tadi segera menghilang dari mata bulatnya. Aku mendekat menyentuh jemari tangan Ibu yang tinggal tulang.
(Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye)
2. Alur mundur
Alur mundur atau flashback adalah rangkaian peristiwa yang diceritakan dengan urutan kisah masa kini kemudian mengisahkan masa lalu. Jika dianalogikan, bentuk alur mundur adalah e-d-c-b-a
Contoh:
Sebenarnya dua bulan sebelum ibu meninggal, aku mengurus berkas beasiswa ASEAN scholarship. Beasiswa yang memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan junior high school atau SMP di Singapura.
Itu semua dalah ide dia. Aku menurut saja. Ibu waktu itu yang masih sehat hanya mengangguk, meskipun berkata pelan sambil tersenyum, “Nak Danar, rasanya ibu sulit membayangkan Tania bisa bersekolah di sana. Di luar negeri. Bersekolah saja sudah syukur.”
(Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye)
3. Alur campuran
Alur campuran merupakan rangkaian peristiwa dengan urutan masa kini, masa lalu, masa kini, dan masa depan. Jika dianalogikan, bentuknya adalah c-a-b-d-e.
Contoh:
Kami berhadap-hadapan dua langkah. Aku menunduk menatap akar pohon. Dia menatapku lamat-lamat (aku tak sanggup bersitatap lama dengannya, pandangan mata itu membuat kakiku lemah, dulu lemah, sekarang lemah).
“bukankah gadis kecil dalam novel itu aku? Bukankah itu Tania.... Tania yang rambutnya berkepang dua. Tania yang tersenyum riang di antara sela-sela daun pohon linden yang menjuntai. Tania yang....” Suaraku mendesis bergetar, hilang di ujung kalimat.
Ibu, izinkanlah aku menangis.
Tiga tahun silam aku teramat gentar mengirimkan e-mail itu kepadanya. E-mail pengakuan. Tiga tahunsilam aku takut mendengar kalau jawabannya adalah tidak. Bukankah dia memutuskan untuk menikah dengan Kak Ratna? Perasaan hatinya sudah terang benderang seperti purnama di angkasa.
Dia tidak pernah mencintaiku.
Itulah kesimpulan yang kupaksakan. Kesimpulan yang membuat luntur wajah menyenangkanku. Kesimpulan yang mengubah perangaiku. Mengubah semuanya. Tetapi malam ini aku justru mengatakan kalimat itu. Dengan sebuah pertanyaan iya dan tidak. Aku tak mengerti secepat ini pembicaraan menuju jantung permasalahan. Aku tidak mengerti. Perasaanku sudah tak tahan lagi. Pertanyaan itu meluncur saja tanpa bisa kucegah.
Aku terisak.
(Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye)
Alur yang merupakan rangkaian peristiwa akan lebih mengena jika disertai penggunaan latar yang tepat. Semntara itu, latar atau setting adalah bagian yang menunjukkan kapan, di mana, dan bagaimana peristiwa itu berlangsung. Dengan demikian, latar pun dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
1. Latar waktu sebagai jawaban dari pertanyaan “Kapan?”, yaitu segala sesuatu dalam novel yang berkaitan dengan kronologis peristiwa berupa waktu kejadian.
Contoh:
Malam itu, setelah Maghrib, seperti biasa Kak Sofyan membacakan aneka rupa pengumuman. Cuma malam ini dia tampil lebih semangat. Ketika dia mengabarkan bahwa semifinal Piala Thomas bisa disaksikan di aula pada Jumat sore, kontan masjid seperti dipenuhi jutaan lebah, berdengung heboh menyambut kabar gembira ini.
(Negeri 5 Menara karya A. Fuadi)
2. Latar tempat sebagai jawaban dari pertanyaan “Di mana?”, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan tempat kejadian.
Contoh:
“Alah, lagu lama! Saya tidak punya waktu menjawab urusan itu!”
“Sambil jalan gimana Jendral?” tawarku.
“Kamu lihat saya sudah di mobil. Ini sudah mau berangkat! ” sergahnya sambil menaikkan lagi kaca hitam.
“Kalau begitu wawancara di mobil saja.”
Kaca sudah setengah tertutup. Matanya membelalak besar. Mungkin aku dianggap anak gila. Lenyap harapanku. Kalah telak aku dengan tantangan Mas Malaka.
(Rantau 1 Muara karya A. Fuadi)
Peristiwa tersebut terjadi di tempat parkir mobil sebab saat itu para tokoh masih berdiskusi untuk melakukan wawancara sementara salah satu tokoh sudah berada dalam mobil dan akan berangkat.
3. Latar suasana sebagai jawaban dari pertanyaan “Bagaimana?” merupakan bagian pada novel yang memaparkan suasana atau keadaan yang terjadi ketika peristiwa berlangsung.
Contoh:
Badan dan hatiku terasa enteng, serasa melayang menyentuh langit-langit. Semua mata di ujung komputer memandang ke arahku dengan heran mendengar aku terpekik senang.
(Rantau 1 Muara karya A. Fuadi)
Poin Penting
Novel adalah salah satu karya sastra berbentuk prosa yang ceritanya lebih panjang dari cerpen sehingga ketika membaca novel tidak dapat dilakukan dengan “sekali duduk”. Unsur intrinsik novel terdiri atas bagian-bagian berikut ini.
- Alur
- Latar
- Sudut pandang
- Tokoh
- Penokohan
- Tema
- Amanat
Alur adalah jalan cerita yang berisi urutan rangkaian peristiwa dan mengandung unsur sebab akibat. Alur terdiri atas tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
- Alur maju yang berisi kisah tokoh yang menceritakan urutan peristiwa dari masa kini hingga masa depan. Jika dianalogikan, bentuk alur maju itu bagaikan urutan a-b-c-d-e.
- Alur mundur atau flashback adalah rangkaian peristiwa yang diceritakan dengan urutan kisah masa kini kemudian mengisahkan masa lalu. Jika dianalogikan, bentuk alur mundur adalah e-d-c-b-a.
- Alur campuran merupakan rangkaian peristiwa dengan urutan masa kini, masa lalu, masa kini, dan masa depan. Jika dianalogikan, bentuknya adalah c-a-b-d-e.
Latar atau setting adalah bagian yang menunjukkan kapan, di mana, dan bagaimana peristiwa itu berlangsung. Latar dibagi menjadi tiga jenis berikut ini.
- Latar waktu sebagai jawaban dari pertanyaan “Kapan?”, yaitu segala sesuatu dalam novel yang berkaitan dengan kronologis peristiwa berupa waktu kejadian.
- Latar tempat sebagai jawaban dari pertanyaan “Di mana?”, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan tempat kejadian.
- Latar suasana sebagai jawaban dari pertanyaan “Bagaimana?” merupakan bagian pada novel yang memaparkan suasana atau keadaan yang terjadi ketika peristiwa berlangsung.
S1
Perhatikan penggalan novel berikut dengan saksama!
Semua terasa lamban. Terasa menakutkan. Aku takut melihat kalender. Aku takut melihat jam. Namun, pelan tapi pasti, waktu terus bergerak. Tidak ada tangan yang bisa menghentikannya.
(Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye)
Latar suasana pada penggalan novel tersebut adalah ....
S2
Kutipan novel yang mengandung latar waktu adalah ....
S3
Berikut ini adalah cuplikan novel yang menggunakan alur maju, kecuali ....
S4
Perhatikan cuplikan novel di bawah ini!
Rumah yang berukuran tipe 70 itu, kemudian jadi milik ibuku sepenuhnya. Ada halaman di depannya, meskipun ukurannya tidak luas, tidak cukup. Tempat tumbuh berbagai bunga dan satu pohon jambu, yaitu jambu batu, yang ibuku suka kesel kalau sudah mulai banyak ulatnya.
(Dilan karya Pidi Baiq)
Pernyataan yang sesuai untuk cuplikan novel tersebut adalah ....
S5
Cermati penggalan novel berikut!
Pagi itu, di Bandung, pada bulan September 1990, setelah turun dari angkot, aku jalan menuju sekolahku sebagaimana yang lain yang juga sama begitu.
Aku jalan sendirian. Dari arah belakang, kudengar suara motor. Suaranya agak berisik dan yang bisa kuingat di masa itu, belum begitu banyak siswa yang pergi sekolah dengan memakai motor.
Aku jalan sendirian. Dari arah belakang, kudengar suara motor. Suaranya agak berisik dan yang bisa kuingat di masa itu, belum begitu banyak siswa yang pergi sekolah dengan memakai motor.
(Dilan karya Pidi Baiq)
Alur yang digunakan pada penggalan novel tersebut adalah ....
S6
Cermati penggalan novel dan penjelasan latar di bawah ini!
Pagi itu, di Bandung, pada bulan September 1990, setelah turun dari angkot, aku jalan menuju sekolahku sebagaimana yang lain yang juga sama begitu.
Aku jalan sendirian. Dari arah belakang, kudengar suara motor. Suaranya agak berisik dan yang bisa kuingat di masa itu, belum begitu banyak siswa yang pergi sekolah dengan memakai motor.
Aku jalan sendirian. Dari arah belakang, kudengar suara motor. Suaranya agak berisik dan yang bisa kuingat di masa itu, belum begitu banyak siswa yang pergi sekolah dengan memakai motor.
(Dilan karya Pidi Baiq)
Latar yang tepat berdasarkan cuplikan novel tersebut adalah nomor ....
Latar yang tepat berdasarkan cuplikan novel tersebut adalah nomor ....
S7
Berikut ini penggalan novel yang mengandung latar, kecuali ....
S8
Amati penggalan novel berikut!
Memang, harusnya aku senang, Beni. Oke, kalau begitu. Baiklah, aku akan berusaha untung senang. Insya Allah. Doain.
(Dilan karya Pidi Baiq)
Suasana yang digambarkan pada penggalan novel tersebut adalah ....
S9
Perhatikan cuplikan novel berikut!
Berbicara tentang sarung, ingatanku melayang ke pengalaman pertama mengenal manfaat sehelai sarung.
Ketika aku duduk di bangku SD dan sedang libur catur wulan pertama, Ayah mengajakku pergi ke pasar di Matur, sebuah daerah di puncak bukit nun tersebut kampung kami. Aku dan teman-teman SD selalu senang melihat dari kejauhan sebuah menara pemancar TVRI tinggi menjulang di sebuah titik di gugusan bukit yang melingkungi Danau Maninjau.
Ketika aku duduk di bangku SD dan sedang libur catur wulan pertama, Ayah mengajakku pergi ke pasar di Matur, sebuah daerah di puncak bukit nun tersebut kampung kami. Aku dan teman-teman SD selalu senang melihat dari kejauhan sebuah menara pemancar TVRI tinggi menjulang di sebuah titik di gugusan bukit yang melingkungi Danau Maninjau.
(Negeri 5 Menara karya A. Fuadi)
Hal pokok yang dikenang tokoh pada cuplikan novel beralur mundur tersebut adalah ....
S10
Cermati penggalan novel berikut!
Aku termenung sendiri tersebut dipan. Di Indonesia, yang dilagukan dengan penuh nostalgia adalah bangsa yang penuh senyum dan ramah, tapi kerap tersulut konflik yang kemudian jadi bentrok fisik. Apa yang membuat negara Kanada berbeda? Mereka tidak pernah mengklaim atau membuat lirik lagu bahwa mereka adalah bangsa yang ramah dan penuh senyum.
(Ranah 3 Warna karya A. Fuadi)
Latar tempat pada penggalan novel tersebut adalah ....