Teori Kosmozoik, Teori Penciptaan, dan Evolusi Biokimia

Teori Kosmozoik, Teori Penciptaan, dan Evolusi Biokimia - Di kelas IX, kamu telah mempelajari tentang asal usul kehidupan. Kamu pasti masih ingat dengan teori-teori abiogenesis dan biogenesis. Saat ini, ilmu pengetahuan makin berkembang sehingga para ilmuwan banyak melakukan percobaan dan melahirkan beberapa teori baru tentang asal-usul kehidupan. 


        Sejak dulu asal-usul kehidupan telah mengusik rasa ingin tahu para ilmuwan. Berbagai macam teori telah dikemukakan berdasarkan berbagai penelitian dan percobaan, diantaranya teori kosmozoik, teori penciptaan, dan evolusi kimia. Ayo kita pelajari bersama.

A. Teori Kosmozoik 

Teori kosmozoik disebut juga panspermia, berasal dari bahasa Yunani yang artinya benih dimana-mana. Teori kosmozoik menyatakan bahwa "benih atau spora kehidupan" ada di seluruh alam semesta dan dapat berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Beberapa ilmuwan percaya bahwa kehidupan di bumi mungkin berasal "spora kehidupan". Perpindahan spora ini diyakini berasal dari asteroid, metereorit, atau komet yang jatuh ke bumi. 
Hal yang mendasari teori ini adalah penyelidikan bahwa batu meteor yang jatuh ke bumi mengandung banyak molekul organik sederhana seperti cyanogen dan asam hidrosianida. Menurut teori ini, kehidupan tidak hanya timbul di bumi saja, kehidupan dapat timbul sekali atau beberapa kali di berbagai bagian galaksi dalam waktu yang berbeda. Teori ini pertama kali muncul pada 1743 dalam tulisan-tulisan bangsawan Perancis, diplomat, dan sejarawan alam, Benoit de Maillet
        
Teori panspermia atau kosmozoik hidup kembali pada abad ke-19 oleh para ilmuwan seperti Jons Jakob Berzelius (1779 – 1848), Lord Kelvin (William Thomson) (1824 – 1907), dan Hermann von Helmholtz (1821 – 1894).

B. Teori Penciptaan 

Teori penciptaan atau kreasi khas menyatakan bahwa makhluk hidup dan alam semesta diciptakan oleh zat supranatural, yaitu Tuhan. Semua spesies diciptakan Tuhan secara khusus seperti adanya saat ini. Kita dapat melihat keajaiban Tuhan sebagai bukti Tuhan menciptakan alam sekitar kita. Tokoh yang mendukung teori ini adalah Carolus Linnaeus.

C. Evolusi Biokimia 

Teori evolusi biokimia menyatakan bahwa makhluk hidup terbentuk dari evolusi kimia yang dilanjutkan dengan evolusi biologi. Hal ini berdasarkan pada penelitian tentang keadaan awal bumi terbentuk. 
        
Awal evolusi biokimia dimulai saat bumi mulai terbentuk sekitar 3,5 milyar tahun lalu. Saat itu, atmosfer bumi masih tipis dan suhu planet bumi diperkirakan mencapai 40.000 – 80.000 oC. Di atmosfer bumi terbentuk senyawa-senyawa sederhana yang mengandung unsur-unsur, seperti uap air (H₂O), amonia (NH₃), metan (CH₄), dan karbondioksida (CO₂). Senyawa sedehana ini berbentuk uap dan bertahan di lapisan atas atmosfer.
        
Ketika suhu atmosfer turun menjadi sekitar 100 oC, terjadilah hujan air mendidih. Peristiwa ini berlangsung selama ribuan tahun. Kondisi ini memungkinkan berlangsungnya reaksi kimia karena tersedianya zat dan energi yang berlimpah. Berdasarkan studi terbaru di mikrobiologi, biokimia, dan paleontologi kimia, para ilmuwan percaya bahwa aktivitas listrik atau ionlogam katalitik menyebabkan terciptanya asam amino.
Beberapa ilmuwan melakukan eksperimen tentang evolusi biokimia. Di antaranya adalah Harold Urey dan Stanley Miller.
1. Teori Evolusi Biokimia menurut Harold Urey 
Menurut Urey, zat-zat anorganik yang ada di atmosfer berupa gas karbondioksida, metana, amonia, hidrogen, dan uap air dapat bereaksi membentuk zat organik karena energi petir. Proses terbentuknya makhluk hidup dapat dijelaskan dengan empat tahap sebagai berikut.
• Tahap I: Tersedianya molekul metana, amonia, hidrogen, dan uap air dalam jumlah sangat banyak di atmosfer bumi.
• Tahap II: Energi yang diperoleh dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmis menyebabkan zat-zat bereaksi membentuk molekul-molekul zat yang lebih besar.
• Tahap III: Terbentuk zat hidup paling sederhana yang memiliki susunan kimia, seperti susunan kimia pada virus. 
• Tahap IV: Zat hidup yang terbentuk berkembang dalam waktu jutaan tahun menjadi organisme yang lebih kompleks.

2. Teori Evolusi Biokimia menurut Stanley Miller
Penelitian Urey diteruskan oleh muridnya yang bernama Stanley Miller. Miller berhasil membuat model alat yang digunakan untuk membuktikan hipotesis Urey. Miller memasukkan uap air, metana, amonia, gas hidrogen, dan karbondioksida ke dalam tabung percobaan. Tabung tersebut kemudian dipanaskan. Untuk mengganti energi listrik halilintar ke dalam perangkat alat tersebut dilewatkan lecutan listrik bertegangan tinggi sekitar 75.000 volt. 
        
Dengan adanya energi listrik, terjadilah reaksi kimia yang membentuk zat baru. Zat-zat yang terbentuk didinginkan dan ditampung. Hasil reaksi tersebut kemudian dianalisis. Ternyata, di dalamnya terbentuk zat organik sederhana, seperti asam amino dan gula sederhana seperti ribosa dan adenin.
        
Asam amino adalah bentuk paling sederhana dari senyawa organik (protein). DNA dan RNA berasal dari protein. Setelah DNA dan RNA mulai terbentuk selanjutnya terbentuklah sel pertama (bakteri). Bakteri tersebut hidup secara heterotrof. Sel tersebut mampu membelah diri sehingga jumlahnya makin banyak. Sejak saat itu berlangsunglah evolusi biologi.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel