Teori Abiogenesis Vs Teori Biogenesis

Teori Abiogenesis Vs Teori Biogenesis - Hai adik-adik! Setelah di kesempatan yang lalu kalian belajar mengenai Teori Biogenesis, kali ini kalian akan mempelajari kebalikannya, yaitu Teori Abiogenesis. Sebelum kalian mempelajari lebih jauh teori ini, pastikan kalian sudah memahami dengan benar Teori Biogenesis ya, sebab topik kali ini cukup berhubungan dengan topik sebelumnya itu. Tanpa berlama-lama, yuk kita langsung menuju Teori Abiogenesis!


1. Teori Abiogenesis Vs Teori Biogenesis

Adik-adik, kalian masih ingat dengan diskusi yang tak pernah selesai mengenai mana yang lebih dulu muncul ayam atau telur? Nah, seperti itu jugalah para ilmuwan evolusi pada zaman dahulu.
        
Selain ada ilmuwan yang percaya bahwa makhluk hidup itu berasal dari makhluk hidup sebelumnya--yang disebut sebagai penganut teori biogenesis--ada juga lho beberapa ilmuwan yang percaya bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati. Mereka ini disebut penganut teori abiogenesis. Layaknya keributan mengenai telur dan ayam tadi, perdebatan mereka tak kunjung usai. Satu sama lain saling memberikan argumen melalui percobaan. Hal ini tentu menimbulkan perdebatan yang cukup seru di kalangan ilmuwan. Untunglah, semakin ke sini, perbedaan kedua teori ini menjadi sepi seiring dengan semakin banyaknya bukti kebenaran teori biogenesis dan semakin kurang akuratnya bukti teori abiogenesis. Hingga kini, teori biogenesis menjadi paham yang paling banyak dianut para peneliti evolusi.

2. Konsep Teori Abiogenesis

Konsep teori abiogenesis sebenarnya telah muncul lebih dari 2000 tahun yang lalu. Aristoteles (384–322 SM), seorang filsuf Yunani Kuno, mengamati bahwa belatung (larva lalat) dapat muncul dari daging busuk dan cacing juga dapat muncul tiba-tiba dari timbunan tanah. Oleh karena daging dan tanah merupakan benda mati, maka dia menyimpulkan bahwa contoh dua makhluk hidup tersebut terbentuk secara spontan dari benda mati. Pendapatnya ini kemudian dikenal sebagai Teori Generatio Spontanea.
        
Dasar pemikiran Aristoteles ini kemudian memberi ide bagi salah satu ilmuwan modern bernama John Needham (1713–1781). Ilmuwan berkebangsaan Inggris ini lalu melakukan penelitian yang menurutnya mampu membuktikan kebenaran teori abiogenesis tersebut. Percobaannya diawali dengan merebus air kaldu ke dalam botol selama beberapa menit. Kemudian, dia menutup botol tersebut dengan gabus. Setelah beberapa hari, air kaldu yang ada di dalam botol berubah menjadi keruh, berbau busuk, dan ditumbuhi banyak mikroba. Dari percobaan tersebut, Needham berkesimpulan bahwa mikroba berasal dari air kaldu.
        
Satu hal yang perlu kalian ketahui, teori abiogenesis banyak dipercaya orang jauh berabad-abad sebelum teori biogenesis ada. Barulah setelah muncul Francesco Redi, teori abiogenesis mulai goyah. Kemudian dengan penyempurnaan dari Spallanzani dan juga Pasteur, teori abiogenesis tergeser oleh teori biogenesis. 
Nah kalian sendiri, lebih percaya pada teori abiogenesis atau teori biogenesis? Berdasarkan fakta-fakta ilmiah yang diperoleh dari percobaan ilmuwan-ilmuwan penganutnya, kalian pasti bisa menjawabnya dengan mudah.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel