Teori Biogenesis

Teori Biogenesis - Hai adik-adik! Apa yang kalian bayangkan saat mendengar atau membaca kata ‘Evolusi’? Perubahan kera menjadi manusia? Terbayang sosok Charles Darwin? Nah, jika dalam pikiran kalian hanya dua hal itu saja, sudah saatnya kalian belajar tentang evolusi lebih jauh lagi. Ya, sebab evolusi itu sangatlah luas, bukan sekadar membahas tentang perubahan kera menjadi manusia saja. Tokoh evolusi pun bukan hanya Charles Darwin. Ada banyak yang lainnya. Sudah siap untuk belajar Evolusi? Yuk kita awali dengan membahas topik mengenai Teori Biogenesis berikut ini.

Teori Biogenesis
Teori Biogenesis


Teori Biogenesis

Teori biogenesis secara sederhana bisa diartikan sebagai teori yang berlandaskan bahwa adanya bentuk kehidupan itu karena kehidupan yang lain. Dengan kata lain, suatu benda (makhluk) hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
Untuk bisa memahami seperti apa teori biogenesis, kalian harus mempelajari percobaan-percobaan dari para ilmuwan yang mempercayai teori ini. Apa saja percobaan-percobaan yang berusaha membuktikan teori biogenesis ini? Berikut ini adalah uraiannya.

1. Percobaan Redi

Francesco Redi (1626-1697) adalah seorang fisikawan Italia yang pertama kali melakukan penelitian untuk pembuktian teori biogenesis. Penelitian Redi pada tahun 1668, menggunakan dua potong daging yang diletakkan dalam dua wadah dengan perlakuan berbeda. Wadah pertama dibiarkan terbuka, sedangkan wadah kedua ditutup rapat. Setelah beberapa hari, daging pada wadah pertama membusuk dan belatung-belatung mulai keluar dari dalamnya. Namun, daging pada wadah kedua yang tertutup rapat tidak ditumbuhi belatung. Dari percobaan tersebut, Redi menyimpulkan bahwa belatung berasal dari lalat yang hinggap pada daging, bukan dari daging yang membusuk.
Percobaan Redi disanggah oleh para ilmuwan penganut teori abiogenesis, yaitu teori yang menganggap bahwa benda hidup berasal dari benda mati. Menurut mereka, wadah yang ditutup rapat menghalangi daya hidup, yaitu udara. Dengan begitu, belatung tidak dapat tumbuh di dalamnya.
Redi pun lalu melakukan percobaan kedua. Dia meletakkan daging di dalam wadah yang ditutup kain kasa. Beberapa hari kemudian, pada kain kasa ditemukan banyak belatung, sedangkan pada daging hanya ditemukan sedikit belatung. Dia menyimpulkan bahwa belatung pada kain kasa berasal dari lalat yang hinggap di atas kain kasa. Adapun belatung pada daging berasal dari telur lalat yang jatuh dari lubang-lubang kecil pada kain kasa.

2. Percobaan Spallanzani

Argumen Redi ternyata masih belum bisa memuaskan para penganut teori abiogenesis. Pada tahun 1765, hampir seratus tahun setelah percobaan Redi, seorang biologiwan Italia yang bernama Lazzaro Spallanzani (1729-1799), mengulangi percobaan yang dilakukan oleh Needham, seorang ilmuwan penganut teori abiogenesis.
Percobaan Needham
Needham melakukan penelitian dengan merebus air kaldu di dalam botol selama beberapa menit. Setelah itu, dia menutup botol tersebut dengan gabus. Setelah beberapa hari, air kaldu berubah menjadi keruh, berbau busuk, dan ditumbuhi banyak mikroba. Needham berkesimpulan bahwa mikroba berasal dari air kaldu.
Menurut Spallanzani, Needham tidak merebus tabung cukup lama sehingga masih ada mikroba yang dapat hidup. Needham juga tidak menutup leher tabung dengan rapat sehingga mikroba dapat masuk dan berkembang biak. Dari pendapatnya ini, Spallanzani kemudian melakukan percobaan dengan menggunakan dua wadah berbentuk labu. Kedua wadah diisi kaldu, lalu dipanaskan hingga mendidih selama beberapa menit. Wadah pertama dibiarkan terbuka, sedangkan wadah kedua ditutup rapat dengan sumbat gabus. Seminggu kemudian, air kaldu dalam wadah pertama menjadi keruh, berbau busuk, dan mengandung banyak mikroba. Sementara air kaldu dalam wadah kedua tetap jernih dan tidak berbau busuk.
Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada di dalam tabung berasal dari udara yang masuk ke dalam wadah, bukan berasal dari kaldu. Namun seperti halnya pada percobaan Redi, para penganut abiogenesis menyatakan bahwa percobaan ini memiliki kelemahan karena tidak mengizinkan daya hidup berupa udara untuk masuk ke dalam labu yang tertutup rapat.

3. Percobaan Pasteur

Seratus tahun kemudian, seorang ahli biokimia terkenal yang berasal dari Prancis, bernama Louis Pasteur (1822-1895) berhasil membuat percobaan yang menghancurkan teori abiogenesis. Pada tahun 1864, Pasteur melakukan percobaan dengan menggunakan tabung berleher angsa. 
Percobaan ini merupakan penyempurnaan percobaan Spallanzani. Pasteur merebus air kaldu yang berada dalam tabung berleher angsa tersebut sampai mendidih, lalu mendinginkannya. Setelah dibiarkan selama seminggu, air kaldu tetap jernih dan tidak terkontaminasi mikroba.
Kunci percobaan ini ada pada bentuk leher botol tersebut. Bentuk leher angsa memungkinkan udara dapat masuk ke dalam tabung, tetapi partikel debu dan mikroba menempel pada lekukan leher tabung. Pasteur kemudian mematahkan tabung leher angsa. Setelah beberapa hari, air kaldu di dalam tabung berubah menjadi keruh dan mengandung banyak mikroba.
Nah bagaimana, percobaan Redi, Spallanzani, dan Pasteur? Sudah berhasil membuat kamu paham dengan teori biogenesis, bukan?

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel