Contoh Soal Aksi-Aksi Tritura
Contoh Soal Aksi-Aksi Tritura - Di penghujung tahun 1965, Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan tidak populer dengan melakukan devaluasi rupiah dan menaikkan harga minyak bumi. Kebijakan itu menyulut demonstrasi di berbagai penjuru, terlebih mengingat situasi politik yang masih belum stabil setelah Pemberontakan PKI. Pada tanggal 10 Januari 1966, mahasiswa yang melakukan demonstrasi mengeluarkan tuntutan kepada pemerintah yang dikenal dengan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yang isinya, antara lain:
1) Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI).
2) Pembersihan kabinet dari unsur PKI.
3) Penurunan harga.
Tuntutan yang dilakukan kemudian berlanjut dengan aksi lainnya di Bandung pada 13 Januari 1966. Ketika itu, berlangsung demonstrasi yang diikuti lebih dari 2.000 mahasiswa dan pelajar untuk menuntut penurunan harga dan pembubaran PKI. Aksi demonstrasi berusaha ditenangkan oleh Walikota Bandung pada saat itu, Priatnakusumah. Namun, upaya ini tidak membuahkan hasil sehinggan mahasiswa dan pelajar tetap melakukan demonstrasi selama tiga jam di halaman Kotapraja Bandung. Aksi di Bandung dikoordinasi langsung oleh KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) yang sekaligus membacakan petisi untuk Presiden/Pemimpin Besar Revolusi, Ir. Soekarno.
2) Pembersihan kabinet dari unsur PKI.
3) Penurunan harga.
Tuntutan yang dilakukan kemudian berlanjut dengan aksi lainnya di Bandung pada 13 Januari 1966. Ketika itu, berlangsung demonstrasi yang diikuti lebih dari 2.000 mahasiswa dan pelajar untuk menuntut penurunan harga dan pembubaran PKI. Aksi demonstrasi berusaha ditenangkan oleh Walikota Bandung pada saat itu, Priatnakusumah. Namun, upaya ini tidak membuahkan hasil sehinggan mahasiswa dan pelajar tetap melakukan demonstrasi selama tiga jam di halaman Kotapraja Bandung. Aksi di Bandung dikoordinasi langsung oleh KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) yang sekaligus membacakan petisi untuk Presiden/Pemimpin Besar Revolusi, Ir. Soekarno.
Di Jakarta, KAMI merapatkan barisan untuk mencegah terjadinya kembali insiden antara mahasiswa dengan unsur dari Front Marhaenis. Sebelumnya, dalam aksi di Istana Merdeka terjadi bentrokan dengan Front Marhaenis sehingga menimbulkan korban di pihak KAMI. Pada tanggal 21 Januari 1966, melalui Ketua Presidium Pusat KAMI, Cosmas Batubara, dikeluarkan instruksi kepada segenap mahasiswa yang tergabung dalam KAMI untuk bertindak sebagai berikut:
a) Tetap merapatkan barisan perjuangan mahasiswa, tetap berdiri di belakang Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.
b) Menggalang kekompakan dan kesatuan segenap potensi mahasiswa dengan semangat rela berkorban, berdisiplin, serta ikhlas mengabdi menjadi satu front yang bisa diuji kemampuannya oleh Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.
c) Terus meningkatkan penghayatan tritunggal Bung Karno-Rakyat-ABRI dalam satu front demi kepentingan rakyat, nusa, dan bangsa menghadapi rongrongan Nekolim (Neo Kolonialisme).
d) Mendaftarkan dengan segera sebagai barisan pendukung Bung Karno.
e) Tetap waspada akan usaha pecah-belah, intrik, adu-domba, serta pancingan-pancingan dari pihak nekolim atau pun antek-antek PKI.
a) Tetap merapatkan barisan perjuangan mahasiswa, tetap berdiri di belakang Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.
b) Menggalang kekompakan dan kesatuan segenap potensi mahasiswa dengan semangat rela berkorban, berdisiplin, serta ikhlas mengabdi menjadi satu front yang bisa diuji kemampuannya oleh Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.
c) Terus meningkatkan penghayatan tritunggal Bung Karno-Rakyat-ABRI dalam satu front demi kepentingan rakyat, nusa, dan bangsa menghadapi rongrongan Nekolim (Neo Kolonialisme).
d) Mendaftarkan dengan segera sebagai barisan pendukung Bung Karno.
e) Tetap waspada akan usaha pecah-belah, intrik, adu-domba, serta pancingan-pancingan dari pihak nekolim atau pun antek-antek PKI.
Sebagai upaya mendinginkan suasana, pada tanggal 21 Februari 1966, Presiden Soekarno mengumumkan reshuffle Kabinet Dwikora dengan kabinet baru yang dinamakan Kabinet Seratus Menteri. Tindakan ini tidak mampu mendinginkan suasana di kalangan mahasiswa karena banyaknya simpatisan PKI yang diangkat menjadi menteri-menteri baru. Pada 24 Februari 1966, saat pelantikan Kabinet Seratus Menteri, mahasiswa melakukan boikot yang mengakibatkan bentrok fisik dengan Resimen Cakrabirawa. Dalam insiden ini, seorang mahasiswa bernama Arif Rahman Hakim gugur. Pada tanggal 25 Februari 1966, pemerintah memutuskan untuk membubarkan KAMI dengan tujuan mengurangi pergerakan mahasiswa. Tri Tuntutan Rakyat akhirnya menjumpai perwujudannya dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) yang membubarkan Partai Komunis Indonesia dan mengamanatkan perbaikan ekonomi.
S1
Penurunan nilai mata uang rupiah di penghujung 1965 dikenal juga dengan istilah ....
S2
Peristiwa bersejarah di Indonesia yang mendorong keluarnya Tritura adalah ....
S3
Tritura dideklarasikan pada tanggal ....
S4
Tritura mendesak pembubaran organisasi yang bernama .....
S5
Organisasi mahasiswa yang menjadi motor pergerakan semasa menyuarakan Tritura adalah ....
S6
Ketua Presidium Pusat KAMI pada saat berlangsungnya demonstrasi besar-besaran adalah ....
S7
Salah satu tindakan yang diambil Presiden Soekarno untuk menenangkan demonstrasi massa adalah ....
S8
Boikot oleh mahasiswa dilakukan pada saat ....
S9
Insiden fisik yang berlangsung saat demonstrasi melibatkan mahasiswa dan ....
S10
Pernyataan berikut yang benar adalah ....