Contoh Soal Penghayatan Watak
Contoh Soal Penghayatan Watak - Kalian tentu pernah menonton drama. Kalian tahu tidak, kenapa kita dapat terbawa emosi ke dalam sebuah pertunjukan drama itu? Ternyata selain karena ceritanya yang bagus, perwatakan yang dimainkan kawan-kawan kita di panggung itu total sekali sehingga emosi kita seperti diaduk-aduk dalam cerita. Mau tahu rahasianya para pemain drama di belakang panggung? Nah, kebetulan, pada kesempatan kali ini kita masuk materi mengenai penghayatan watak dalam pementasan drama.
Hary : Aku kagum pada Nita
Triyanto : Apa yang kau kagumi dari dia?
Hary : Dia itu ....
Triyanto : Memang sih, semua teman-teman suka pada dia. Dia
pintar, tetapi dia tetap mengaku tidak banyak tahu, ilmunya tidak seberapa,
katanya.
Perlu kalian ingat kembali, bahwa drama adalah bentuk karangan yang berpijak pada dua cabang kesenian, yakni seni sastra dan seni pentas. Sebagai seni sastra, drama harus ditulis dengan memenuhi syarat-syarat kesastraan. Namun, karena drama tujuannya untuk dipentaskan, penulis naskah drama harus memperhatikan persyaratan-persyaratan pementasan. Selain cerita drama berupa dialog-naratif, beberapa syarat tersebut dapat berupa penunjuk laku (kramagung), keadaan panggung, atau properti yang akan mendukung pementasan.
Untuk mementaskan suatu naskah drama diperlukan pemahaman yang betul-betul mendalam terhadap naskah tersebut, terlebih terhadap watak yang akan kita mainkan. Selain menguasai dialog-dialognya, kita sebagai pemain dituntut untuk menjiwai karakter yang ada.
Untuk mementaskan suatu naskah drama diperlukan pemahaman yang betul-betul mendalam terhadap naskah tersebut, terlebih terhadap watak yang akan kita mainkan. Selain menguasai dialog-dialognya, kita sebagai pemain dituntut untuk menjiwai karakter yang ada.
Persiapan Drama
Kali ini, Quipperschool memberikan hal-hal yang harus diperhatikan ketika berhadapan dengan proyek pementasan drama.
1. Cari naskah yang cocok
Kalian mungkin akan berkelompok ketika akan mementaskan sebuah drama. Banyak sekali naskah drama, baik orisinal buatan kalian maupun saduran dari naskah yang sudah ada. Agar mudah dalam pementasan, pilihlah naskah yang sesuai dengan visi bersama anggota kelompok.
2. Bedah naskah bersama-sama
Setelah setuju untuk memilih satu naskah yang cocok. Diskusikanlah isi naskah bersama para calon pemain agar semua calon pemain memahami isi naskah yang akan dimainkan.
3. Reading
Kita sering dengar istilah ini dalam dunia sinetron. Nah, coba ajak seluruh calon pemain membaca keseluruhan naskah, sehingga dapat mengenal masing-masing peran yang ada dalam naskah.
4. Casting
Inilah bagian terpenting dalam mempersiapkan pementasan yang sukses. Pilihlah calon pemain yang tepat dalam memerankan. Setiap orang akan berbeda-beda dalam menghayati peran yang dibacanya dalam naskah, oleh karena itu langkah casting dapat memudahkan sutradara memilah-milah peran apa yang sesuai dengan kemampuan akting pemainnya.
5. Penghayatan Watak
Sesuai dengan tema materi kita kali ini, yaitu menghayati watak, ada banyak sekali cara yang bisa kita lakukan untuk mengasah penghayatan watak. Salah satunya adalah mengadakan pengamatan langsung di lapangan. Misalnya saja, kita kebagian peran sebagai seorang tukang jamu, maka lakukanlah pengamatan terhadap kebiasaan dan cara kehidupan para tukang jamu. Dari mulai berpakaian, berjalan, hingga gaya bicaranya.
6. Blocking
Latihan ini penting untuk menonjolkan watak dan karakter pemain-pemain yang ada. Sehingga ketika pentas kelak, greget yang ditimbulkan dari kemunculan tokoh atau permainan dialog tokoh akan lebih maksimal.
7. Running
Pemain terus berlatih secara lengkap. Dimulai dari dialog sampai pengaturan pentas. Sehingga kekurangan-kekurangan yang timbul pada saat menghayati watak akan saling tertutupi oleh pemain-pemain lain.
8. Gladi resik
Latihan terakhir sebelum pementasan. Ada baiknya antarpemain membicarakan lagi hal-hal apa yang kurang agar penampilan final dapat sukses.
1. Cari naskah yang cocok
Kalian mungkin akan berkelompok ketika akan mementaskan sebuah drama. Banyak sekali naskah drama, baik orisinal buatan kalian maupun saduran dari naskah yang sudah ada. Agar mudah dalam pementasan, pilihlah naskah yang sesuai dengan visi bersama anggota kelompok.
2. Bedah naskah bersama-sama
Setelah setuju untuk memilih satu naskah yang cocok. Diskusikanlah isi naskah bersama para calon pemain agar semua calon pemain memahami isi naskah yang akan dimainkan.
3. Reading
Kita sering dengar istilah ini dalam dunia sinetron. Nah, coba ajak seluruh calon pemain membaca keseluruhan naskah, sehingga dapat mengenal masing-masing peran yang ada dalam naskah.
4. Casting
Inilah bagian terpenting dalam mempersiapkan pementasan yang sukses. Pilihlah calon pemain yang tepat dalam memerankan. Setiap orang akan berbeda-beda dalam menghayati peran yang dibacanya dalam naskah, oleh karena itu langkah casting dapat memudahkan sutradara memilah-milah peran apa yang sesuai dengan kemampuan akting pemainnya.
5. Penghayatan Watak
Sesuai dengan tema materi kita kali ini, yaitu menghayati watak, ada banyak sekali cara yang bisa kita lakukan untuk mengasah penghayatan watak. Salah satunya adalah mengadakan pengamatan langsung di lapangan. Misalnya saja, kita kebagian peran sebagai seorang tukang jamu, maka lakukanlah pengamatan terhadap kebiasaan dan cara kehidupan para tukang jamu. Dari mulai berpakaian, berjalan, hingga gaya bicaranya.
6. Blocking
Latihan ini penting untuk menonjolkan watak dan karakter pemain-pemain yang ada. Sehingga ketika pentas kelak, greget yang ditimbulkan dari kemunculan tokoh atau permainan dialog tokoh akan lebih maksimal.
7. Running
Pemain terus berlatih secara lengkap. Dimulai dari dialog sampai pengaturan pentas. Sehingga kekurangan-kekurangan yang timbul pada saat menghayati watak akan saling tertutupi oleh pemain-pemain lain.
8. Gladi resik
Latihan terakhir sebelum pementasan. Ada baiknya antarpemain membicarakan lagi hal-hal apa yang kurang agar penampilan final dapat sukses.
Poin Penting
Pemain drama sering disebut aktor atau aktris. Pemain drama sering pula diklasifikasikan ke dalam pemeran utama dan pemeran pembantu.
S1
Sebuah pementasan drama terlahir karena kerja sama beberapa pihak. Orang yang memutuskan peran, mengarahkan pemain, bahkan menuangkan ide artistik panggung disebut ….
S2
Tokoh yang kehadirannya mendampingi keberadaan tokoh utama adalah ….
S3
Drama yang tidak menggunakan kata-kata disebut ….
S4
Perhatikan petikan drama berikut ini!
Ibu : Tuan, saya belum dapat melunasi sekarang. Untuk berobat saja tidak ada. ( ….)
Penagih Utang : (Mengejek) Saya tidak memaksa Mak Udin, tapi saya juga butuh uang. Kalau terus menunggu, kapan saya dapat hidup? Padahal banyak orang yang mau menyewa rumah ini juga.
Ibu : Tuan, saya belum dapat melunasi sekarang. Untuk berobat saja tidak ada. ( ….)
Penagih Utang : (Mengejek) Saya tidak memaksa Mak Udin, tapi saya juga butuh uang. Kalau terus menunggu, kapan saya dapat hidup? Padahal banyak orang yang mau menyewa rumah ini juga.
Penunjuk laku yang tepat untuk mengisi tanda kurung kosong pada dialog tokoh “Ibu” adalah ….
S5
Untuk mengetahui watak pelaku cerita, pertanyaan yang dapat diajukan adalah, kecuali .…
S6
Berikut adalah cara penggambaran fisik karakter tokoh dalam pementasan drama, kecuali ….
S7
Perhatikan kutipan drama “Pagi-Bening” karya Serafin berikut ini!
Petra : Saya sudah melihatnya di sana, menanti.
Laura : Pergilah, tapi jangan lebih dari sepuluh menit!
Petra : Baik, Senora (BERJALAN KE KANAN)
Laura : Hei, nanti dulu!
Petra : Ada apa lagi, Senora?
Laura : Berikan remah-remah roti itu!
Petra : Ah, pelupa benar aku ini!
Petra : Saya sudah melihatnya di sana, menanti.
Laura : Pergilah, tapi jangan lebih dari sepuluh menit!
Petra : Baik, Senora (BERJALAN KE KANAN)
Laura : Hei, nanti dulu!
Petra : Ada apa lagi, Senora?
Laura : Berikan remah-remah roti itu!
Petra : Ah, pelupa benar aku ini!
Watak tokoh Petra yang tergambar dalam kutipan di atas adalah ....
S8
Bacalah kutipan drama berikut!
(1) Van Dijk : Tadi kan bilang, bahwa isrimu cantik, bukan? Cantik sekali dan kau cinta sekali kepadanya?
(2) Pedagang : Ya!
(3) Van Dijk : Kau juga mengatakan padaku bahwa kau lebih cinta kepadanya daripada nyawamu sendiri. Masih ingat?
(4) Pedagang : Ya!
(5) Van Dijk : Baik… baik, nyawamu akan kuselamatkan, asal istrimu kau serahkan padaku….. Bagaimana… setuju?
(6) Pedagang : Setuju major, setuju.
(7) Van Dijk : Tadi kau bilang kalau istrimu tak bisa dibeli; kini kau berikan untuk membeli nyawamu. Begitu mudah, begitu enteng!
(Dikutip dari "Bunga-bunga Bangsa", Emil Sanosa)
(1) Van Dijk : Tadi kan bilang, bahwa isrimu cantik, bukan? Cantik sekali dan kau cinta sekali kepadanya?
(2) Pedagang : Ya!
(3) Van Dijk : Kau juga mengatakan padaku bahwa kau lebih cinta kepadanya daripada nyawamu sendiri. Masih ingat?
(4) Pedagang : Ya!
(5) Van Dijk : Baik… baik, nyawamu akan kuselamatkan, asal istrimu kau serahkan padaku….. Bagaimana… setuju?
(6) Pedagang : Setuju major, setuju.
(7) Van Dijk : Tadi kau bilang kalau istrimu tak bisa dibeli; kini kau berikan untuk membeli nyawamu. Begitu mudah, begitu enteng!
(Dikutip dari "Bunga-bunga Bangsa", Emil Sanosa)
Dialog pada kutipan drama di atas yang mendukung watak tokoh Van Dijk yang jahat dan licik terdapat pada nomor ….
S9
Bacalah kutipan dialog drama berikut dengan saksama!
Hary : Aku kagum pada Nita
Triyanto : Apa yang kau kagumi dari dia?
Hary : Dia itu ....
Triyanto : Memang sih, semua teman-teman suka pada dia. Dia
pintar, tetapi dia tetap mengaku tidak banyak tahu, ilmunya tidak seberapa,
katanya.
Peribahasa yang tepat untuk melengkapi dialog sekaligus menggambarkan watak Nita pada kutipan drama tersebut adalah ....
S10
Ponirah : Hampir tiba saat sirine malam berbunyi, Bung Slamet silakan jalan!
Bung Samin, surat itu akan saya antarkan ke alamatnya.
Bung segera cari teman Bung.
Marni : Setelah tugas selesai, Bung harus mempertanggungjawabkan !
Samin : Nyawa saya taruhannya. Saya akan menebus kesalahan saya
Ponirah : Bagus ! selamat berjuang. Merdeka !
Marni : Mari kita berpisah ke pos kita masing-masing !
Bung Samin, surat itu akan saya antarkan ke alamatnya.
Bung segera cari teman Bung.
Marni : Setelah tugas selesai, Bung harus mempertanggungjawabkan !
Samin : Nyawa saya taruhannya. Saya akan menebus kesalahan saya
Ponirah : Bagus ! selamat berjuang. Merdeka !
Marni : Mari kita berpisah ke pos kita masing-masing !
Watak tokoh Samin adalah ….