Petunjuk Evolusi

Petunjuk Evolusi - Adik-adik, pelajaran evolusi semakin menarik saja. Setelah sebelumnya kalian mempelajari topik teori-teori evolusi, kini kita akan membahas petunjuk evolusi yang akan menjadi bukti-bukti dari adanya evolusi itu sendiri. Sudah siapkah kalian untuk mempelajarinya? Yuk, kita bahas bersama-sama.
        
Jika kita bicara mengenai petunjuk evolusi, pikiran kita pasti akan langsung mengarah pada fosil. Tidak salah memang, sebab fosil merupakan salah satu petunjuk dari adanya evolusi itu. Akan tetapi selain fosil, masih banyak hal lain yang merupakan petunjuk atau bukti dari proses evolusi. Apa sajakah itu? 

1. Variasi antar-individu dalam Satu Populasi
Makhluk hidup sangat bervariasi, baik secara alami maupun secara buatan. Coba kamu perhatikan orang-orang di sekitarmu! Apakah ada orang yang sama persis? Bahkan, dua anak kembar pun memiliki beberapa perbedaan. Begitu pula dengan tumbuhan dan hewan. 
        
Variasi tersebut ada yang secara alami, ada pula yang dibuat oleh manusia. Proses terjadinya variasi ini tidak terlepas dari proses evolusi. Variasi-variasi yang ada saat ini terjadi karena pengaruh faktor genetik dan faktor lingkungan. Contoh terjadinya variasi antar-individu yang cukup terkenal adalah variasi pada burung dan kura-kura raksasa yang hidup di Kepulauan Galapagos. 

2. Perbandingan Anatomi (Homologi dan Analogi)
Suatu struktur tubuh dikatakan homolog jika mempunyai asal-usul yang sama, meskipun fungsinya berbeda. Jika kamu perhatikan struktur tubuh hewan vertebrata, kamu akan menemukan persamaan struktur anatomi di antara hewan-hewan tersebut. Misalnya sayap burung, sirip lumba-lumba, dan kaki depan gajah memiliki kesamaan tipe tulang (humerus, radius, dan ulna). Demikian pula dengan lengan manusia yang juga memiliki kesamaan dengan hewan-hewan vertebrata tersebut. Hal itu karena mereka mendapatkan karakter ini dari nenek moyang vertebrata yang sama.
        
Selain homologi, ada juga fenomena sebaliknya yang dinamakan analogi. Suatu struktur tubuh dikatakan analog jika mempunyai fungsi yang sama walaupun asal-usulnya berbeda. Contoh analogi adalah sayap burung dan sayap capung. Adanya homologi menunjukkan terjadinya evolusi divergen, sedangkan adanya analogi menunjukkan terjadinya evolusi konvergen.

3. Perbandingan Embriologi
Semua spesies vertebrata memiliki banyak persamaan pada fase awal perkembangan embrionya. Seiring pertambahan usia, embrio pada spesies yang berbeda mulai menunjukkan ciri khususnya dan berkembang ke arah berbeda. Hal ini mengingatkan kita bahwa berdasarkan evolusi, nenek moyang setiap spesies adalah sama. Seiring waktu, turunannya berkembang menjadi spesies yang berbeda karena beradaptasi dengan lingkungannya. 

4. Perbandingan Fisiologi dan Biokimia
Hampir semua mahkluk hidup mempunyai DNA yang di dalamnya terdapat pasangan basa, yaitu adenin, timin, guanin, dan sitonin. Molekul DNA memiliki arti lebih daripada sekadar cetak biru pada makhluk hidup. Masing-masing molekul ini merupakan catatan sejarah evolusi makhluk hidup. Dengan meneliti molekul DNA, para ilmuwan memperoleh petunjuk tentang bagaimana spesies yang berbeda saling berkerabat. 

5. Adanya Organ-Organ Vestigial
Semua pria, meskipun tidak menyusui, mereka tetap memiliki puting susu. Menurut para ahli evolusi, puting susu pada pria merupakan salah satu organ vestigial yang dapat dijadikan petunjuk terjadinya evolusi. Organ vestigial atau organ sisa ini adalah organ tubuh yang berguna pada masa lalu, tetapi tidak dibutuhkan lagi pada masa kini. 
        
Organ vestigial dapat juga didefinisikan sebagai organ yang berfungsi pada spesies nenek moyang, tapi tidak berfungsi lagi pada spesies masa kini. Organ-organ vestigial adalah organ yang mengalami reduksi karena jarang digunakan. 

6. Petunjuk Domestikasi
Dapatkah aktivitas manusia menimbulkan proses evolusi? Jawabannya ya. Tahukah kalian bahwa nenek moyang anjing adalah serigala? Manusia telah berhasil menjinakkan serigala dan menggunakan hewan karnivora tersebut untuk membantu aktivitas mereka sehari-hari. Tidak hanya sampai di situ, manusia juga mengawinkan satu varietas anjing dengan varietas anjing lainnya untuk memperoleh varietas yang unggul. Aktivitas ini menghasilkan berbagai varietas anjing yang kita kenal sekarang. 
        
Dalam dunia tumbuhan, manusia juga berhasil menyilangkan berbagai kultivar tanaman misalnya pada bangsa kol. Kol, kembang kol, dan brokoli berasal dari mustard liar yang dibudidayakan manusia.
        
Kedua kasus di atas dapat dijadikan bukti terjadinya evolusi. Walaupun demikian, domestikasi hanya sanggup menghasilkan varietas baru, bukan spesies baru.

7. Fosil
Fosil adalah sisa makhluk hidup yang telah membatu. Fosil merupakan catatan sejarah sangat penting yang sering digunakan para ilmuwan untuk mempelajari evolusi. Setiap spesies mempunyai masa tertentu. Keberadaan suatu spesies pada masa tertentu erat kaitannya dengan cara spesies tersebut beradaptasi dengan kondisi lingkungannya saat itu. Oleh karena itulah, fosil dapat memberikan informasi mengenai keadaan lingkungan pada masa lalu.

8. Adanya Spesies Peralihan
Tahukah kalian dengan Ota Benga? Ota Benga adalah manusia yang dianggap sebagai salah satu bentuk peralihan antara kera dan manusia. Adanya spesies peralihan ini memberikan bukti yang kuat terjadinya evolusi. 
        
Selain Ota Benga, ikan gelodok (Periophthalmus modestus) juga dipercaya sebagai makhluk hidup peralihan antara ikan dan amfibi. Bentuk tubuh dan kemampuan hidup ikan ini menyerupai sifat amfibi. 

9. Pengamatan Langsung
Informasi mengenai proses evolusi juga dapat diperoleh melalui pengamatan langsung. Pengamatan itu dilakukan pada spesies yang dapat bermodifikasi hanya pada beberapa generasi. Salah satu spesies yang paling banyak digunakan untuk mempelajari mekanisme evolusi adalah lalat buah. Serangga ini mempunyai masa hidup yang singkat sehingga masa generasinya juga singkat. Lalat buah sering direkayasa dan dikembangbiakkan di laboratorium untuk mempelajari proses evolusi yang terjadi.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel