Contoh Soal Urine
Contoh Soal Urine - Pada topik sebelumnya, kamu telah mempelajari tentang organ yang berfungsi menyaring darah yaitu ginjal. Kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah menciptakan ginjal yang berfungsi untuk menyaring darah dan membuang racun-racun tubuh dalam bentuk urine. Apakah urine itu? Bagaimana komposisinya? Apa saja faktor yang mempengaruhi jumlah urine? Kamu akan mengetahui jawabannya setelah mempelajari topik ini.
A. Pengertian Urine
Urine berasal dari bahasa Latin Urina. Urine adalah zat sisa berupa cairan yang dihasilkan dari proses penyaringan darah oleh ginjal. Urine ditampung di dalam kandung kemih sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui uretra. Di dalam urine terdapat zat-zat yang tidak diperlukan tubuh seperti urea. Bagaimana ciri-ciri urine normal? Ayo cermati uraian berikut.
1. Volume
Manusia umumnya mengeluarkan urine sekitar 1 – 1,5 liter setiap hari. Tergantung usia dan pemasukan cairan dalam tubuh. Air tidak dapat disimpan di dalam tubuh. Jika kamu banyak minum maka urine yang dikeluarkan tubuh menjadi banyak dan encer.
2. Warna
Urine normal memiliki warna kuning bening karena adanya urobilin yang memberi warna pada urine. Secara normal warna dapat berubah, tergantung jenis bahan atau obat yang diminum.
3. Bau
Urine baru memiliki bau khas karena adanya asam-asam yang mudah menguap. Urine yang lama baunya tajam sebab adanya NH3 dari pemecahan ureum dalam urine.
1. Volume
Manusia umumnya mengeluarkan urine sekitar 1 – 1,5 liter setiap hari. Tergantung usia dan pemasukan cairan dalam tubuh. Air tidak dapat disimpan di dalam tubuh. Jika kamu banyak minum maka urine yang dikeluarkan tubuh menjadi banyak dan encer.
2. Warna
Urine normal memiliki warna kuning bening karena adanya urobilin yang memberi warna pada urine. Secara normal warna dapat berubah, tergantung jenis bahan atau obat yang diminum.
3. Bau
Urine baru memiliki bau khas karena adanya asam-asam yang mudah menguap. Urine yang lama baunya tajam sebab adanya NH3 dari pemecahan ureum dalam urine.
B. Proses Pembentukan Urine
Bagaimana proses pembentukan urine di dalam ginjal? Proses pembentukan urine di dalam ginjal melalui tiga tahapan berikut.
1. Filtrasi (penyaringan)
Filtrasi darah terjadi pada glomerulus, yaitu kapiler darah yang bergelung-gelung di dalam kapsul Bowman. Hasil proses filtrasi ini berupa urine primer (filtrate glomerulus) yang komposisinya mirip dengan darah, tetapi tidak mengandung protein. Di dalam urine primer dapat ditemukan asam amino, glukosa, kalium, ion-ion, dan garam-garam lainnya.
2.Reabsorpsi (penyerapan kembali)
Proses reabsorpsi terjadi di dalam pembuluh (tubulus) proksimal. Proses ini terjadi setelah urine primer hasil proses flitrasi mengalir dalam pembuluh (tubulus) proksimal. Bahan-bahan yang diserap dalam proses reabsorpsi ini adalah bahan-bahan yang masih berguna antara lain glukosa, asam amino, dan sejumlah besar ion-ion anorganik.
Hasil dari proses reabsorpsi adalah urine sekunder yang komposisi zat-zat penyusunnya sangat berbeda dengan urine primer. Dalam urine sekunder tidak lagi ditemukan zat-zat yang masih dibutuhkan.
3. Augmentasi
Augmentasi merupakan proses penambahan zat-zat dan urea yang berlangsung mulai dari tubulus distal. Pada proses ini, filtrat (urine) yang akan dikeluarkan dari tubuh adalah zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh. Urine yang telah terbentuk dari tubulus kontortus distal akan turun menuju saluran pengumpul (duktus kolektivus). Selanjutnya urine dibawa ke pelvis renalis.
Dari pelvis renalis, urine mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kandung kemih). Jika kantong kemih telah penuh terisi urine, dinding kandung kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urine akan keluar melalui uretra. Komposisi urine yang dikeluarkan meliputi air, garam, urea, dan sisa substansi lainnya seperti pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urine.
1. Filtrasi (penyaringan)
Filtrasi darah terjadi pada glomerulus, yaitu kapiler darah yang bergelung-gelung di dalam kapsul Bowman. Hasil proses filtrasi ini berupa urine primer (filtrate glomerulus) yang komposisinya mirip dengan darah, tetapi tidak mengandung protein. Di dalam urine primer dapat ditemukan asam amino, glukosa, kalium, ion-ion, dan garam-garam lainnya.
2.Reabsorpsi (penyerapan kembali)
Proses reabsorpsi terjadi di dalam pembuluh (tubulus) proksimal. Proses ini terjadi setelah urine primer hasil proses flitrasi mengalir dalam pembuluh (tubulus) proksimal. Bahan-bahan yang diserap dalam proses reabsorpsi ini adalah bahan-bahan yang masih berguna antara lain glukosa, asam amino, dan sejumlah besar ion-ion anorganik.
Hasil dari proses reabsorpsi adalah urine sekunder yang komposisi zat-zat penyusunnya sangat berbeda dengan urine primer. Dalam urine sekunder tidak lagi ditemukan zat-zat yang masih dibutuhkan.
3. Augmentasi
Augmentasi merupakan proses penambahan zat-zat dan urea yang berlangsung mulai dari tubulus distal. Pada proses ini, filtrat (urine) yang akan dikeluarkan dari tubuh adalah zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh. Urine yang telah terbentuk dari tubulus kontortus distal akan turun menuju saluran pengumpul (duktus kolektivus). Selanjutnya urine dibawa ke pelvis renalis.
Dari pelvis renalis, urine mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kandung kemih). Jika kantong kemih telah penuh terisi urine, dinding kandung kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urine akan keluar melalui uretra. Komposisi urine yang dikeluarkan meliputi air, garam, urea, dan sisa substansi lainnya seperti pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urine.
C. Faktor yang Mempengaruhi Produksi Urine
Jumlah urine yang dihasilkan ginjal bervariasi tergantung beberapa faktor sebagai berikut.
1. Jumlah air yang diminum
Apabila jumlah air yang diminum banyak, maka konsentrasi darah menurun, sedangkan konsentrasi air meningkat. Hal ini menyebabkan jumlah urine yang dihasilkan akan meningkat.
2. Hormon antideuretik (ADH)
Hormon ADH dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior. Hormon ini berguna untuk mempengaruhi penyerapan pada bagian tubulus distal, yaitu meningkatkan permeabilitas sel terhadap air.
3. Banyak sedikitnya hormon insulin
Apabila konsentrasi hormon insulin rendah, maka kadar gula dalam darah tinggi dan akan dikeluarkan melalui tubulus distal. Adanya zat gula itu akan mengganggu proses reabsorpsi air di dalam tubulus distal karena konsentrasi gula meningkat. Hal ini menyebabkan orang yang bersangkutan sering mengeluarkan urine.
4. Saraf
Stimulus pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus afferen. Hal ini menyebabkan aliran darah ke glomerulus menurun dan tekanan darah menurun sehingga filtrasi kurang efektif.
5. Emosi dan stres
Jika seseorang mengalami stres, tekanan darahnya akan meningkat sehingga banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, dalam kondisi emosi, maka kandung kemih akan berkontraksi. Dengan demikian, maka timbul rasa ingin buang air kecil.
1. Jumlah air yang diminum
Apabila jumlah air yang diminum banyak, maka konsentrasi darah menurun, sedangkan konsentrasi air meningkat. Hal ini menyebabkan jumlah urine yang dihasilkan akan meningkat.
2. Hormon antideuretik (ADH)
Hormon ADH dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior. Hormon ini berguna untuk mempengaruhi penyerapan pada bagian tubulus distal, yaitu meningkatkan permeabilitas sel terhadap air.
3. Banyak sedikitnya hormon insulin
Apabila konsentrasi hormon insulin rendah, maka kadar gula dalam darah tinggi dan akan dikeluarkan melalui tubulus distal. Adanya zat gula itu akan mengganggu proses reabsorpsi air di dalam tubulus distal karena konsentrasi gula meningkat. Hal ini menyebabkan orang yang bersangkutan sering mengeluarkan urine.
4. Saraf
Stimulus pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus afferen. Hal ini menyebabkan aliran darah ke glomerulus menurun dan tekanan darah menurun sehingga filtrasi kurang efektif.
5. Emosi dan stres
Jika seseorang mengalami stres, tekanan darahnya akan meningkat sehingga banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, dalam kondisi emosi, maka kandung kemih akan berkontraksi. Dengan demikian, maka timbul rasa ingin buang air kecil.
D. Penyakit yang Berhubungan dengan Urine
Urine sangat berhubungan erat dengan ginjal. Ada beberapa kelainan atau penyakit pada ginjal yang berpengaruh pada urine yang dihasilkan. Apa saja kelainan tersebut? Ayo cermati uraian berikut.
1. Albuminuria adalah kelainan pada ginjal karena terdapatnya albumin dan protein di dalam urine. Hal ini merupakan suatu gejala kerusakan alat filtrasi pada ginjal. Penyakit ini dapat dicegah dengan cara minum air yang banyak minimal 8 gelas sehari.
2. Diabetes mellitus adalah kelainan pada ginjal karena adanya gula (glukosa) dalam urine yang disebabkan kekurangan hormon insulin. Proses perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu sehingga glukosa darah meningkat dan tidak mampu direabsorpsi seluruhnya. Akibatnya glukosa akan diekskresikan bersama urine.
3. Diabetes insipidus adalah kelainan pada ginjal dengan jumlah urine yang berlipat ganda karena gangguan hormon antidiuretik.
4. Anuria adalah kegagalan ginjal sehingga tidak dapat membuat urine. Hal ini disebabkan adanya kerusakan pada glomerulus. Akibatnya, proses filtrasi tidak dapat dilakukan dan tidak ada urine yang dihasilkan.
5. Poliuria , yaitu urine dikeluarkan amat banyak dan encer. Sebaliknya, oligouria adalah urine yang dihasilkan sangat sedikit.
1. Albuminuria adalah kelainan pada ginjal karena terdapatnya albumin dan protein di dalam urine. Hal ini merupakan suatu gejala kerusakan alat filtrasi pada ginjal. Penyakit ini dapat dicegah dengan cara minum air yang banyak minimal 8 gelas sehari.
2. Diabetes mellitus adalah kelainan pada ginjal karena adanya gula (glukosa) dalam urine yang disebabkan kekurangan hormon insulin. Proses perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu sehingga glukosa darah meningkat dan tidak mampu direabsorpsi seluruhnya. Akibatnya glukosa akan diekskresikan bersama urine.
3. Diabetes insipidus adalah kelainan pada ginjal dengan jumlah urine yang berlipat ganda karena gangguan hormon antidiuretik.
4. Anuria adalah kegagalan ginjal sehingga tidak dapat membuat urine. Hal ini disebabkan adanya kerusakan pada glomerulus. Akibatnya, proses filtrasi tidak dapat dilakukan dan tidak ada urine yang dihasilkan.
5. Poliuria , yaitu urine dikeluarkan amat banyak dan encer. Sebaliknya, oligouria adalah urine yang dihasilkan sangat sedikit.
S1
Zat sisa berupa cairan yang dihasilkan dari proses penyaringan darah oleh ginjal disebut.…
S2
Urine normal memiliki warna kuning bening karena adanya.…
S3
Filtrasi darah terjadi di bagian….
S4
Proses reabsorpsi terjadi di bagian.…
S5
Urine primer pada gromerulus memiliki komposisi seperti darah tetapi tidak mengandung.....
S6
Proses penambahan zat-zat dan urea yang berlangsung mulai dari tubulus distal untuk menghasilkan urine sesungguhnya disebut.…
S7
Berikut ini yang bukan faktor yang mempengaruhi jumlah urine adalah....
S8
Jika terdapat albumin dalam urine seseorang maka orang tersebut terkena penyakit….
S9
Urine yang dihasilkan ginjal sangat sedikit merupakan indikasi seseorang memiliki kelainan pada ginjal yang disebut….
S10
Gangguan hormon antidiuretik akan menyebabkan kelainan….