Contoh Soal Struktur dan Fungsi Hati
Contoh Soal Struktur dan Fungsi Hati - Pada topik sebelumnya, kamu telah mempelajari ginjal sebagai salah satu alat ekskresi tubuh. Sekarang, kamu akan mempelajari tentang hati. Mengapa hati termasuk salah satu alat ekskresi tubuh kita? Hati juga termasuk organ ekskresi yang mengeluarkan empedu untuk memberi warna pada urine dan feses.
Setiap hari, hati menghasilkan empedu hingga ½ liter. Dimanakah letak hati ini? Bagaimana hati menghasilkan empedu? Kamu akan mengetahui jawabannya setelah mempelajari topik ini.
A. Struktur Hati
Dimanakah letak hati pada tubuh kita? Hati (hepar) merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Hati terdiri atas dua lobus utama, yaitu lobus kiri dan kanan. Lobus kanan memiliki dua lobus yang salah satunya berukuran lebih kecil. Setiap lobus terdiri atas banyak lobulus. Lobulus merupakan lembaran jaringan ikat yang membagi hati ke dalam ribuan unit yang kecil.
Sebuah lobulus terdiri atas sel-sel epitel yang disebut sel-sel hati atau hepatosit. Sel-sel hati tersusun secara tak beraturan dan bercabang. Di antara lapisan-lapisan sel tersebut ada ruang endothelial-lined--disebut sinusoid-sinusoid--yang diteruskan ke aliran darah.
Sinusoid merupakan pembuluh vaskular yang menggelembung yang berisi sel endotel dan sejumlah sel fagositik kupffer. Sel-sel endotel dan sel-sel kupffer merombak sel darah merah dan sel darah putih yang telah rusak, bakteri-bakteri, dan senyawa-senyawa beracun. Sel-sel ini juga menyekresikan cairan empedu yang disimpan dalam kandung empedu.
Fungsi empedu yaitu memecah molekul lemak menjadi butiran-butiran yang lebih halus sehingga membentuk suatu emulsi. Lemak yang sudah berwujud emulsi ini selanjutnya akan dicerna menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana lagi.
Sebuah lobulus terdiri atas sel-sel epitel yang disebut sel-sel hati atau hepatosit. Sel-sel hati tersusun secara tak beraturan dan bercabang. Di antara lapisan-lapisan sel tersebut ada ruang endothelial-lined--disebut sinusoid-sinusoid--yang diteruskan ke aliran darah.
Sinusoid merupakan pembuluh vaskular yang menggelembung yang berisi sel endotel dan sejumlah sel fagositik kupffer. Sel-sel endotel dan sel-sel kupffer merombak sel darah merah dan sel darah putih yang telah rusak, bakteri-bakteri, dan senyawa-senyawa beracun. Sel-sel ini juga menyekresikan cairan empedu yang disimpan dalam kandung empedu.
Fungsi empedu yaitu memecah molekul lemak menjadi butiran-butiran yang lebih halus sehingga membentuk suatu emulsi. Lemak yang sudah berwujud emulsi ini selanjutnya akan dicerna menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana lagi.
B. Fungsi Hati
Hati merupakan suatu organ kompleks yang melaksanakan berbagai fungsi penting. Berikut adalah beberapa fungsi hati bagi tubuh.
1. Detoksifikasi
Hati memiliki peranan penting untuk proses detoksifikasi. Detoksifikasi adalah proses pemecahan senyawa beracun. Hati memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino.
2. Menghasilkan enzim arginase
Hati juga menghasilkan enzim arginase yang dapat mengubah arginin menjadi ornitin dan urea. Ornitin yang terbentuk dapat mengikat NH3 dan CO2 yang bersifat racun.
3. Tempat menyimpan glikogen
Hati mengubah glukosa menjadi glikogen dengan bantuan hormon insulin dan glukagon. Glikogen disimpan dalam hati sebagai cadangan makanan. Jika glukosa di dalam darah turun atau berkurang maka glikogen akan dirombak kembali menjadi glukosa oleh enzim amilase.
4. Berperan dalam pembekuan darah
Hati juga berperan dalam proses pembekuan darah, yaitu dengan membantu pembentukan protrombin dan fibrinogen.
5. Penghancuran eritrosit
Hati berfungsi dalam perombakan sel darah merah yang sudah tua atau rusak. Hemoglobin yang ada di dalam darah dipecah menjadi zat besi, heme, dan globin. Zat besi dan globin didaur ulang. Adapun heme dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau biru. Zat warna empedu ini mengalami oksidasi di dalam usus menjadi urobilin sehingga warna feses dan urine kekuningan.
6. Menetralisir racun
Fungsi hati sebagai penawar racun berkaitan erat dengan pembentukan urea di dalam tubuh. Hati menghasilkan enzim arginase yang berfungsi untuk menguraikan asam amino orginin menjadi asam amino ornitin dan urea. Ornitin yang terbentuk berfungsi mengikat NH3 dan CO2 yang bersifat racun. Sementara urea diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urine.
7. Membantu mencerna lemak
Hati juga berperan penting dalam sistem pencernaan. Sari makanan yang berasal dari usus diangkut dalam plasma darah melalui vena porta hepatika ke hati. Selanjutnya, sari makanan akan dinetralkan dalam hati. Hati membantu untuk mengemulsi lemak, mengaktifkan lipase. Selain itu, hati juga mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air.
1. Detoksifikasi
Hati memiliki peranan penting untuk proses detoksifikasi. Detoksifikasi adalah proses pemecahan senyawa beracun. Hati memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino.
2. Menghasilkan enzim arginase
Hati juga menghasilkan enzim arginase yang dapat mengubah arginin menjadi ornitin dan urea. Ornitin yang terbentuk dapat mengikat NH3 dan CO2 yang bersifat racun.
3. Tempat menyimpan glikogen
Hati mengubah glukosa menjadi glikogen dengan bantuan hormon insulin dan glukagon. Glikogen disimpan dalam hati sebagai cadangan makanan. Jika glukosa di dalam darah turun atau berkurang maka glikogen akan dirombak kembali menjadi glukosa oleh enzim amilase.
4. Berperan dalam pembekuan darah
Hati juga berperan dalam proses pembekuan darah, yaitu dengan membantu pembentukan protrombin dan fibrinogen.
5. Penghancuran eritrosit
Hati berfungsi dalam perombakan sel darah merah yang sudah tua atau rusak. Hemoglobin yang ada di dalam darah dipecah menjadi zat besi, heme, dan globin. Zat besi dan globin didaur ulang. Adapun heme dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau biru. Zat warna empedu ini mengalami oksidasi di dalam usus menjadi urobilin sehingga warna feses dan urine kekuningan.
6. Menetralisir racun
Fungsi hati sebagai penawar racun berkaitan erat dengan pembentukan urea di dalam tubuh. Hati menghasilkan enzim arginase yang berfungsi untuk menguraikan asam amino orginin menjadi asam amino ornitin dan urea. Ornitin yang terbentuk berfungsi mengikat NH3 dan CO2 yang bersifat racun. Sementara urea diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urine.
7. Membantu mencerna lemak
Hati juga berperan penting dalam sistem pencernaan. Sari makanan yang berasal dari usus diangkut dalam plasma darah melalui vena porta hepatika ke hati. Selanjutnya, sari makanan akan dinetralkan dalam hati. Hati membantu untuk mengemulsi lemak, mengaktifkan lipase. Selain itu, hati juga mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air.
C. Penyakit dan Kelainan pada Hati
Hati memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh kita. Akan tetapi, hati tidak dapat berfungsi dengan baik jika terkena penyakit. Apa sajakah penyakit yang menyerang hati? Ayo cermati uraian berikut.
1. Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis. Jenis hepatitis yang sering dijumpai ada tiga, yaitu hepatitis A, B, dan C. Hepatitis A bersifat akut dan jarang menjadi kronis. Hepatitis B dan C termasuk penyakit hati yang kronis atau menahun yang dapat berlanjut menjadi sirosis dan kanker hati apabila tidak ditangani dengan baik.
2. Sirosis hati
Sirosis hati adalah keadaan penyakit yang sudah lanjut dengan fungsi hati sudah sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati. Penyebab sirosis hati karena virus hepatitis B dan C yang berkelanjutan, sering minum alkohol, salah gizi, atau karena penyakit lain yang menyebabkan sumbatan saluran empedu.
3. Kanker hati
Kanker hati merupakan penyakit hati yang disebabkan sel kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker hati yang banyak terjadi adalah hepatocellular carcinoma (HCC). HCC merupakan komplikasi akhir dari hepatitis kronis, terutama sirosis yang terjadi karena virus hepatitis B, C, dan hemochromatosis.
1. Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis. Jenis hepatitis yang sering dijumpai ada tiga, yaitu hepatitis A, B, dan C. Hepatitis A bersifat akut dan jarang menjadi kronis. Hepatitis B dan C termasuk penyakit hati yang kronis atau menahun yang dapat berlanjut menjadi sirosis dan kanker hati apabila tidak ditangani dengan baik.
2. Sirosis hati
Sirosis hati adalah keadaan penyakit yang sudah lanjut dengan fungsi hati sudah sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati. Penyebab sirosis hati karena virus hepatitis B dan C yang berkelanjutan, sering minum alkohol, salah gizi, atau karena penyakit lain yang menyebabkan sumbatan saluran empedu.
3. Kanker hati
Kanker hati merupakan penyakit hati yang disebabkan sel kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker hati yang banyak terjadi adalah hepatocellular carcinoma (HCC). HCC merupakan komplikasi akhir dari hepatitis kronis, terutama sirosis yang terjadi karena virus hepatitis B, C, dan hemochromatosis.
Pada topik sebelumnya, kamu telah mempelajari ginjal sebagai salah satu alat ekskresi tubuh. Sekarang, kamu akan mempelajari tentang hati. Mengapa hati termasuk salah satu alat ekskresi tubuh kita? Hati juga termasuk organ ekskresi yang mengeluarkan empedu untuk memberi warna pada urine dan feses.
Setiap hari, hati menghasilkan empedu hingga ½ liter. Dimanakah letak hati ini? Bagaimana hati menghasilkan empedu? Kamu akan mengetahui jawabannya setelah mempelajari topik ini.
Setiap hari, hati menghasilkan empedu hingga ½ liter. Dimanakah letak hati ini? Bagaimana hati menghasilkan empedu? Kamu akan mengetahui jawabannya setelah mempelajari topik ini.
A. Struktur Hati
Dimanakah letak hati pada tubuh kita? Hati (hepar) merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Hati terdiri atas dua lobus utama, yaitu lobus kiri dan kanan. Lobus kanan memiliki dua lobus yang salah satunya berukuran lebih kecil. Setiap lobus terdiri atas banyak lobulus. Lobulus merupakan lembaran jaringan ikat yang membagi hati ke dalam ribuan unit yang kecil.
Sebuah lobulus terdiri atas sel-sel epitel yang disebut sel-sel hati atau hepatosit. Sel-sel hati tersusun secara tak beraturan dan bercabang. Di antara lapisan-lapisan sel tersebut ada ruang endothelial-lined--disebut sinusoid-sinusoid--yang diteruskan ke aliran darah.
Sinusoid merupakan pembuluh vaskular yang menggelembung yang berisi sel endotel dan sejumlah sel fagositik kupffer. Sel-sel endotel dan sel-sel kupffer merombak sel darah merah dan sel darah putih yang telah rusak, bakteri-bakteri, dan senyawa-senyawa beracun. Sel-sel ini juga menyekresikan cairan empedu yang disimpan dalam kandung empedu.
Fungsi empedu yaitu memecah molekul lemak menjadi butiran-butiran yang lebih halus sehingga membentuk suatu emulsi. Lemak yang sudah berwujud emulsi ini selanjutnya akan dicerna menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana lagi.
Sebuah lobulus terdiri atas sel-sel epitel yang disebut sel-sel hati atau hepatosit. Sel-sel hati tersusun secara tak beraturan dan bercabang. Di antara lapisan-lapisan sel tersebut ada ruang endothelial-lined--disebut sinusoid-sinusoid--yang diteruskan ke aliran darah.
Sinusoid merupakan pembuluh vaskular yang menggelembung yang berisi sel endotel dan sejumlah sel fagositik kupffer. Sel-sel endotel dan sel-sel kupffer merombak sel darah merah dan sel darah putih yang telah rusak, bakteri-bakteri, dan senyawa-senyawa beracun. Sel-sel ini juga menyekresikan cairan empedu yang disimpan dalam kandung empedu.
Fungsi empedu yaitu memecah molekul lemak menjadi butiran-butiran yang lebih halus sehingga membentuk suatu emulsi. Lemak yang sudah berwujud emulsi ini selanjutnya akan dicerna menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana lagi.
B. Fungsi Hati
Hati merupakan suatu organ kompleks yang melaksanakan berbagai fungsi penting. Berikut adalah beberapa fungsi hati bagi tubuh.
1. Detoksifikasi
Hati memiliki peranan penting untuk proses detoksifikasi. Detoksifikasi adalah proses pemecahan senyawa beracun. Hati memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino.
2. Menghasilkan enzim arginase
Hati juga menghasilkan enzim arginase yang dapat mengubah arginin menjadi ornitin dan urea. Ornitin yang terbentuk dapat mengikat NH3 dan CO2 yang bersifat racun.
3. Tempat menyimpan glikogen
Hati mengubah glukosa menjadi glikogen dengan bantuan hormon insulin dan glukagon. Glikogen disimpan dalam hati sebagai cadangan makanan. Jika glukosa di dalam darah turun atau berkurang maka glikogen akan dirombak kembali menjadi glukosa oleh enzim amilase.
4. Berperan dalam pembekuan darah
Hati juga berperan dalam proses pembekuan darah, yaitu dengan membantu pembentukan protrombin dan fibrinogen.
5. Penghancuran eritrosit
Hati berfungsi dalam perombakan sel darah merah yang sudah tua atau rusak. Hemoglobin yang ada di dalam darah dipecah menjadi zat besi, heme, dan globin. Zat besi dan globin didaur ulang. Adapun heme dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau biru. Zat warna empedu ini mengalami oksidasi di dalam usus menjadi urobilin sehingga warna feses dan urine kekuningan.
6. Menetralisir racun
Fungsi hati sebagai penawar racun berkaitan erat dengan pembentukan urea di dalam tubuh. Hati menghasilkan enzim arginase yang berfungsi untuk menguraikan asam amino orginin menjadi asam amino ornitin dan urea. Ornitin yang terbentuk berfungsi mengikat NH3 dan CO2 yang bersifat racun. Sementara urea diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urine.
7. Membantu mencerna lemak
Hati juga berperan penting dalam sistem pencernaan. Sari makanan yang berasal dari usus diangkut dalam plasma darah melalui vena porta hepatika ke hati. Selanjutnya, sari makanan akan dinetralkan dalam hati. Hati membantu untuk mengemulsi lemak, mengaktifkan lipase. Selain itu, hati juga mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air.
1. Detoksifikasi
Hati memiliki peranan penting untuk proses detoksifikasi. Detoksifikasi adalah proses pemecahan senyawa beracun. Hati memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino.
2. Menghasilkan enzim arginase
Hati juga menghasilkan enzim arginase yang dapat mengubah arginin menjadi ornitin dan urea. Ornitin yang terbentuk dapat mengikat NH3 dan CO2 yang bersifat racun.
3. Tempat menyimpan glikogen
Hati mengubah glukosa menjadi glikogen dengan bantuan hormon insulin dan glukagon. Glikogen disimpan dalam hati sebagai cadangan makanan. Jika glukosa di dalam darah turun atau berkurang maka glikogen akan dirombak kembali menjadi glukosa oleh enzim amilase.
4. Berperan dalam pembekuan darah
Hati juga berperan dalam proses pembekuan darah, yaitu dengan membantu pembentukan protrombin dan fibrinogen.
5. Penghancuran eritrosit
Hati berfungsi dalam perombakan sel darah merah yang sudah tua atau rusak. Hemoglobin yang ada di dalam darah dipecah menjadi zat besi, heme, dan globin. Zat besi dan globin didaur ulang. Adapun heme dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau biru. Zat warna empedu ini mengalami oksidasi di dalam usus menjadi urobilin sehingga warna feses dan urine kekuningan.
6. Menetralisir racun
Fungsi hati sebagai penawar racun berkaitan erat dengan pembentukan urea di dalam tubuh. Hati menghasilkan enzim arginase yang berfungsi untuk menguraikan asam amino orginin menjadi asam amino ornitin dan urea. Ornitin yang terbentuk berfungsi mengikat NH3 dan CO2 yang bersifat racun. Sementara urea diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urine.
7. Membantu mencerna lemak
Hati juga berperan penting dalam sistem pencernaan. Sari makanan yang berasal dari usus diangkut dalam plasma darah melalui vena porta hepatika ke hati. Selanjutnya, sari makanan akan dinetralkan dalam hati. Hati membantu untuk mengemulsi lemak, mengaktifkan lipase. Selain itu, hati juga mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air.
C. Penyakit dan Kelainan pada Hati
Hati memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh kita. Akan tetapi, hati tidak dapat berfungsi dengan baik jika terkena penyakit. Apa sajakah penyakit yang menyerang hati? Ayo cermati uraian berikut.
1. Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis. Jenis hepatitis yang sering dijumpai ada tiga, yaitu hepatitis A, B, dan C. Hepatitis A bersifat akut dan jarang menjadi kronis. Hepatitis B dan C termasuk penyakit hati yang kronis atau menahun yang dapat berlanjut menjadi sirosis dan kanker hati apabila tidak ditangani dengan baik.
2. Sirosis hati
Sirosis hati adalah keadaan penyakit yang sudah lanjut dengan fungsi hati sudah sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati. Penyebab sirosis hati karena virus hepatitis B dan C yang berkelanjutan, sering minum alkohol, salah gizi, atau karena penyakit lain yang menyebabkan sumbatan saluran empedu.
3. Kanker hati
Kanker hati merupakan penyakit hati yang disebabkan sel kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker hati yang banyak terjadi adalah hepatocellular carcinoma (HCC). HCC merupakan komplikasi akhir dari hepatitis kronis, terutama sirosis yang terjadi karena virus hepatitis B, C, dan hemochromatosis.
1. Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis. Jenis hepatitis yang sering dijumpai ada tiga, yaitu hepatitis A, B, dan C. Hepatitis A bersifat akut dan jarang menjadi kronis. Hepatitis B dan C termasuk penyakit hati yang kronis atau menahun yang dapat berlanjut menjadi sirosis dan kanker hati apabila tidak ditangani dengan baik.
2. Sirosis hati
Sirosis hati adalah keadaan penyakit yang sudah lanjut dengan fungsi hati sudah sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati. Penyebab sirosis hati karena virus hepatitis B dan C yang berkelanjutan, sering minum alkohol, salah gizi, atau karena penyakit lain yang menyebabkan sumbatan saluran empedu.
3. Kanker hati
Kanker hati merupakan penyakit hati yang disebabkan sel kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker hati yang banyak terjadi adalah hepatocellular carcinoma (HCC). HCC merupakan komplikasi akhir dari hepatitis kronis, terutama sirosis yang terjadi karena virus hepatitis B, C, dan hemochromatosis.
S1
Alat ekskresi yang berfungsi menghasilkan empedu adalah….
S2
Berikut ini yang bukan fungsi hati adalah.…
S3
Sel-sel hati disebut juga.…
S4
Pembuluh vaskular yang menggelembung yang berisi sel endotel dan sejumlah sel fagositik Kupffer disebut.…
S5
Proses pemecahan senyawa beracun disebut…
S6
Saat eritrosit dihancurkan, heme pada hemoglobin dirombak menjadi....
S7
Zat warna empedu mengalami oksidasi di dalam usus menjadi….
S8
Hati menghasilkan enzim arginase yang berfungsi untuk menguraikan asam amino orginin menjadi asam amino ornitin dan urea. Urea tersebut diangkut menuju....
S9
Keadaan penyakit yang sudah lanjut menyebabkan fungsi hati sudah sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati disebut….
S10
Hepatitis yang bersifat akut adalah….