Contoh Soal Meringkas Teks Cerita Pendek
Contoh Soal Meringkas Teks Cerita Pendek - Mulai dari memahami struktur sampai dengan menelaah cerpen sudah kamu lakukan. Masih ingat kan? Kali ini, kita akan belajar tentang meringkas teks cerpen.
“Kamu harus makan sayuran ini, Nak!” perintah ibu kepadaku.
“Aku tidak menyukai sayuran itu, Bu,” balasku dengan agak memelas.
“Akan tetapi, wortel ini bagus untuk kesehatan, khususnya matamu, Nak!” bujuk ibu lagi dengan lembut.
“Aku akan merasa mual kalau memakannya, Bu,” aku pun kembali memelas.
“Ok. Kamu harus memakan bayamnya lebih banyak kalau tidak mau wortelnya!” ujar ibu memutuskan. Keputusan ibu menutup perdebatan kami siang ini.
Meringkas adalah penyederhanaan sebuah bacaan. Bentuk paling nyata meringkas adalah menjadikan sebuah bacaan menjadi lebih singkat atau pendek. Bisa berupa rangkuman atau ikhtisar.
Nah, dari kedua penjelasan yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa meringkas teks cerita pendek adalah menjadikan sebuah cerita pendek menjadi cerita yang lebih sederhana lagi.
Akan tetapi, sebelum kita mempelajarinya, ada baiknya kita menilik ulang tentang struktur teks cerita pendek. Apakah kamu masih ingat bagaimana struktur cerita pendek? Benar. Teks cerita pendek memiliki tiga struktur: orientasi, komplikasi, dan resolusi. Pengetahuan tentang struktur teks cerita pendek akan memudahkan kita untuk meringkasnya.
Meringkas teks cerita pendek adalah bentuk penyederhanaan teks cerita pendek yang dilakukan dengan cara memangkas bagian-bagian yang bukan bagian inti dari teks cerita pendek tersebut. Dengan demikian, meringkas teks cerita pendek akan menghasilkan sebuah bentuk teks cerita pendek yang hanya berisi hal-hal pokok. Walaupun demikian, ringkasan teks cerita pendek tersebut tetap sesuai dengan struktur teks cerita pendek. Penjelasan tersebut dapat dilihat pada ilustrasi berikut ini.
Nah, dari kedua penjelasan yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa meringkas teks cerita pendek adalah menjadikan sebuah cerita pendek menjadi cerita yang lebih sederhana lagi.
Akan tetapi, sebelum kita mempelajarinya, ada baiknya kita menilik ulang tentang struktur teks cerita pendek. Apakah kamu masih ingat bagaimana struktur cerita pendek? Benar. Teks cerita pendek memiliki tiga struktur: orientasi, komplikasi, dan resolusi. Pengetahuan tentang struktur teks cerita pendek akan memudahkan kita untuk meringkasnya.
Meringkas teks cerita pendek adalah bentuk penyederhanaan teks cerita pendek yang dilakukan dengan cara memangkas bagian-bagian yang bukan bagian inti dari teks cerita pendek tersebut. Dengan demikian, meringkas teks cerita pendek akan menghasilkan sebuah bentuk teks cerita pendek yang hanya berisi hal-hal pokok. Walaupun demikian, ringkasan teks cerita pendek tersebut tetap sesuai dengan struktur teks cerita pendek. Penjelasan tersebut dapat dilihat pada ilustrasi berikut ini.
Meringkas teks cerita pendek dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut!
- Membaca dan memahami teks.
- Menentukan struktur teks.
- Menuliskan hal penting dari tiap bagian struktur teks.
- Menyusun hal-hal penting tersebut menjadi teks sederhana sesuai struktur.
Contoh
Tahapan yang dilakukan untuk membuat ringkasan teks cerita pendek di atas adalah sebagai berikut!
1. Membaca dan memahami isinya.
2. Menulis strukturnya. Struktur teks cerita pendek di atas adalah
3. Mencatat pokok penting dari tiap bagian struktur teks.
4. Menyusun pokok-pokok penting tiap bagian menjadi sebuah teks cerita pendek yang lebih ringkas atau sederhana.
Tahapan yang dilakukan untuk membuat ringkasan teks cerita pendek di atas adalah sebagai berikut!
1. Membaca dan memahami isinya.
2. Menulis strukturnya. Struktur teks cerita pendek di atas adalah
3. Mencatat pokok penting dari tiap bagian struktur teks.
4. Menyusun pokok-pokok penting tiap bagian menjadi sebuah teks cerita pendek yang lebih ringkas atau sederhana.
S1
“Kamu harus makan sayuran ini, Nak!” perintah ibu kepadaku.
“Aku tidak menyukai sayuran itu, Bu,” balasku dengan agak memelas.
“Akan tetapi, wortel ini bagus untuk kesehatan, khususnya matamu, Nak!” bujuk ibu lagi dengan lembut.
“Aku akan merasa mual kalau memakannya, Bu,” aku pun kembali memelas.
“Ok. Kamu harus memakan bayamnya lebih banyak kalau tidak mau wortelnya!” ujar ibu memutuskan. Keputusan ibu menutup perdebatan kami siang ini.
Ringkasan yang tepat untuk penggalan teks cerita pendek berikut adalah ….
S2
Hari sudah malam. Akan tetapi, mataku sungguh tak bisa terpejam. Aku masih memikirkan kejadian tadi pagi. “Kamu yang manaruh sampah ini ke dalam tasku kan? tanya Santi kepada Maya dengan sinis. “Sungguh, aku tidak melakukannya, San,” sanggah Maya dengan sedikit raut kebingungan. “Jangan bohong kamu, May!” ucap Santi lagi lebih sinis. Aku yang sedang duduk di pojok kelas menjadi saksi kedua sahabat yang sedang bertengkar. Ketika itu aku bingung harus berbuat apa. Sangat bingung. Kebingungan yang teramat sangat membuat otakku tak bisa berpikir tentang apa yang harus aku perbuat. Hingga akhirnya kebingunganlah yang membuat aku hanya diam menyaksikan Santi dan Maya berdebat.
Besok aku harus melakukannya. Melakukan apa yang harusnya kemarin aku lakukan. Dengan mendekap guling, aku bertekad besok akan berbicara kepada Santi tentang apa yang sebenarnya terjadi. Tentang Dinalah yang menaruh sampah ke dalam tas Santi. Tentang Dina yang sudah mengadu domba antara Santi dan Maya.
Besok aku harus melakukannya. Melakukan apa yang harusnya kemarin aku lakukan. Dengan mendekap guling, aku bertekad besok akan berbicara kepada Santi tentang apa yang sebenarnya terjadi. Tentang Dinalah yang menaruh sampah ke dalam tas Santi. Tentang Dina yang sudah mengadu domba antara Santi dan Maya.
Ringkasan yang tepat penggalan teks cerita pendek berikut ini adalah ….
S3
Dawud tersadar ketika matahari telah condong ke ufuk barat dan suara riuh anak-anak mulai surut.
Ringkasan yang tepat kalimat di atas adalah ….
S4
“Sabar sedikit, Hadrun. Jika hanya mengguncang dunia, mengapa harus hamba yang melakukannya? Anak-anak saja bisa mengguncang dunia,” kata Abu Nawas.
“Perintah saja dia untuk membuktikannya, Baginda! Jika tidak bisa membuktikan, berarti dia telah menghina paduka. Abu Nawas harus dihukum!” kata Ola Hadrun dengan marah.
“Baik, hamba akan membuktikan sekarang juga. Jika terbukti, apa balasan Tuan?” kata Abu Nawas sambil mengacung-acungkan telunjuknya kepada Hadrun.
“Terserah, kamu minta berapa?” tanya Hadrun.
“O… Jika uang, aku tak membutuhkannya. Cukuplah dengan kamu berjalan merangkak dari tempat aku dapat membuktikannya. Ya, merangkak menuju Istana. Bagaimana?” jawab Abu Nawas.
“Perintah saja dia untuk membuktikannya, Baginda! Jika tidak bisa membuktikan, berarti dia telah menghina paduka. Abu Nawas harus dihukum!” kata Ola Hadrun dengan marah.
“Baik, hamba akan membuktikan sekarang juga. Jika terbukti, apa balasan Tuan?” kata Abu Nawas sambil mengacung-acungkan telunjuknya kepada Hadrun.
“Terserah, kamu minta berapa?” tanya Hadrun.
“O… Jika uang, aku tak membutuhkannya. Cukuplah dengan kamu berjalan merangkak dari tempat aku dapat membuktikannya. Ya, merangkak menuju Istana. Bagaimana?” jawab Abu Nawas.
Kalimat yang tidak boleh hilang untuk membuat ringkasan penggalan teks cerita pendek berikut adalah ….
S5
“Kalian tahu Anak-anakku, bola apakah yang kupegang ini?” tanya Abu Nawas kepada anak-anak.
“Bola dunia!!” teriak anak-anak itu hampir serentak.
“Nah, sekarang, di hadapan kalian ada Baginda Raja, ada Menteri Ola Hadrun, dan para pengawal,” kata Abu Nawas kepada anak-anak itu.
“Sekarang, siapa yang di antara kalian yang dapat mengguncang dunia ini?” tanya Abu Nawas.
“Saya! Saya! Saya!” teriak anak-anak itu serempak.
“Nah, Guncangkanlah!” kata Abu Nawas sambil memberi Aba-aba. Dalam waktu singkat, anak-anak itu sudah berhamburan mendekati meja. Alat peraga yang ada di atas meja itu mereka ambil. Kemudian, mereka guncang-guncang secara bergantian.
“Saya bisa menguncang dunia, ya, Pak Abu! Saya bisa!” teriak mereka.“Ya kalian bisa mengguncang dunia. Ya, Kalian pintar,” kata Abu Nawas sambil melilik ke arah Ola Hadrun. Ola Hadrun pucat pasi. Tak lama kemudian, Ola Hadrun merangkak berjalan menuju Istana. Sementara itu, Baginda Raja hanya tersenyum melihat kecerdikan Abu Nawas.
“Bola dunia!!” teriak anak-anak itu hampir serentak.
“Nah, sekarang, di hadapan kalian ada Baginda Raja, ada Menteri Ola Hadrun, dan para pengawal,” kata Abu Nawas kepada anak-anak itu.
“Sekarang, siapa yang di antara kalian yang dapat mengguncang dunia ini?” tanya Abu Nawas.
“Saya! Saya! Saya!” teriak anak-anak itu serempak.
“Nah, Guncangkanlah!” kata Abu Nawas sambil memberi Aba-aba. Dalam waktu singkat, anak-anak itu sudah berhamburan mendekati meja. Alat peraga yang ada di atas meja itu mereka ambil. Kemudian, mereka guncang-guncang secara bergantian.
“Saya bisa menguncang dunia, ya, Pak Abu! Saya bisa!” teriak mereka.“Ya kalian bisa mengguncang dunia. Ya, Kalian pintar,” kata Abu Nawas sambil melilik ke arah Ola Hadrun. Ola Hadrun pucat pasi. Tak lama kemudian, Ola Hadrun merangkak berjalan menuju Istana. Sementara itu, Baginda Raja hanya tersenyum melihat kecerdikan Abu Nawas.
Ringkasan situasi yang tepat untuk penggalan teks cerita pendek berikut adalah ….
S6
“Sekarang hamba akan membuktikan,” kata Abu Nawas. Kemudian, ia keluar dari istana diikuti Baginda Raja, Ola Hadrun, dan para pengawal. Setiba di pondoknya, Abu Nawas memanggil anak-anak asuhnya yang sedang asyik bermain. Kemudian, Abu Nawas berjalan menuju meja. Anak-anak itu mengiringinya. Di atas meja itu, terdapat bola dunia. Abu Nawas pun mulai memegangnya.
http://bobo.kidnesia.com/Bobo/Klinik-Cerita/Cerita-Kamu/Abu-Nawas-Mengguncang-Dunia1.
Satu kata yang tidak boleh hilang dalam ringkasan penggalan teks cerita pendek berikut ini adalah ….
Satu kata yang tidak boleh hilang dalam ringkasan penggalan teks cerita pendek berikut ini adalah ….
S7
[ytr]{ }Matanya tampak sembab. Ia berkali-kali menyeka agar air matanya tidak nampak dan jatuh. Dengan sekuat tenaga, ia berusaha menyunggingkan senyum agar tampak tak terpukul. Ia berusaha mengatur napas agar nada suaranya tampak tak berduka. Tampaknya, usahanya sangat berhasil.
Ringkasan penokohan yang tepat sesuai penggalan teks cerita pendek berikut adalah ….
S8
Di sebuah desa bernama Babakan terdapatlah sebuah keluarga kecil. Seorang ibu dan kedua anaknya. Inah adalah nama sang ibu, sedangkan Salim dan Salam adalah nama kedua anaknya. Ibu Inah, Salim, dan Salam hidup dalam kekurangan.
Walaupun dalam kekurangan, Ibu Inah tak mau kedua anaknya tertinggal pendidikan. Ibu Inah berusaha mencukupi keperluan pendidikan Salim dan Salam. Berbekal profesi sebagai buruh cuci, Ibu Inah bertekad menyekolahkan kedua anaknya sampai jenjang sarjana. Beliau berjanji dalam hatinya sebagai ungkapan janji kepada suaminya yang telah tiada.
“Nak, apakah PR-mu sudah dikerjakan?” tanya Bu Inah kepada Salam. “Sudah, Alhamdulillah, Bu,” jawab Salam. “Bagaimana denganmu Salim? Apakah besok kamu sudah siap untuk ujian matematikanya” tanya Bu Inah kepada Salim. “Tinggal satu bab lagi, Bu, yang harus Salim pelajari,” jawab Salim. Bu Inah mendekap kedua kepala anaknya dengan lembut. “Ibu yakin, Nak, insyaAllah kalian akan berhasil suatu hari nanti. Ibu yakin sekali perjuangan kita tidak akan sia-sia,” ujar Ibu Inah sangat lembut. “InsyaAllah, Allah swt akan selalu menolong kita,” lanjut Bu Inah.
Keesokan harinya, ketika matahari sudah tidak terik lagi, Bu Inah yang sedang mencuci di sumur dikagetkan oleh kedua putranya. “Bu, lihat ini,” ujar Salam dengan semangat 45. “PR-ku mendapat nilai sempurna, Bu,” lanjut Salam. “Lihat ini juga, Bu,” ucap Salim tak mau kalah dengan adiknya. “Aku pun mendapat nilai sempurna untuk ujian matematika tadi,” ungkap Salim. Mendengar penjelasan kedua putranya, mata Bu Inah tampak berkaca-kaca. Kemudian, tak terasa Ibu Inah menitikkan air mata kebahagiaan dan keyakinan.
Walaupun dalam kekurangan, Ibu Inah tak mau kedua anaknya tertinggal pendidikan. Ibu Inah berusaha mencukupi keperluan pendidikan Salim dan Salam. Berbekal profesi sebagai buruh cuci, Ibu Inah bertekad menyekolahkan kedua anaknya sampai jenjang sarjana. Beliau berjanji dalam hatinya sebagai ungkapan janji kepada suaminya yang telah tiada.
“Nak, apakah PR-mu sudah dikerjakan?” tanya Bu Inah kepada Salam. “Sudah, Alhamdulillah, Bu,” jawab Salam. “Bagaimana denganmu Salim? Apakah besok kamu sudah siap untuk ujian matematikanya” tanya Bu Inah kepada Salim. “Tinggal satu bab lagi, Bu, yang harus Salim pelajari,” jawab Salim. Bu Inah mendekap kedua kepala anaknya dengan lembut. “Ibu yakin, Nak, insyaAllah kalian akan berhasil suatu hari nanti. Ibu yakin sekali perjuangan kita tidak akan sia-sia,” ujar Ibu Inah sangat lembut. “InsyaAllah, Allah swt akan selalu menolong kita,” lanjut Bu Inah.
Keesokan harinya, ketika matahari sudah tidak terik lagi, Bu Inah yang sedang mencuci di sumur dikagetkan oleh kedua putranya. “Bu, lihat ini,” ujar Salam dengan semangat 45. “PR-ku mendapat nilai sempurna, Bu,” lanjut Salam. “Lihat ini juga, Bu,” ucap Salim tak mau kalah dengan adiknya. “Aku pun mendapat nilai sempurna untuk ujian matematika tadi,” ungkap Salim. Mendengar penjelasan kedua putranya, mata Bu Inah tampak berkaca-kaca. Kemudian, tak terasa Ibu Inah menitikkan air mata kebahagiaan dan keyakinan.
Ringkasan yang sesuai dengan struktur teks cerita pendek berdasarkan teks berikut adalah ….
S9
Pada akhirnya, Tata ingin melanjutkan mimpi indahnya. Dengan mata melotot, rambut acak-acakan, tangan mendekap guling dengan erat, Tata berusaha dan terus berusaha tidur untuk mendapatkan kembali mimpi indahnya.
Bagian struktur teks yang dapat diisi oleh ringkasan teks cerita pendek berikut adalah ….
S10
Ringkasan yang tepat untuk bagian komplikasi adalah ….