Contoh Soal Menyunting dan Merevisi Teks Cerita Pendek
Contoh Soal Menyunting dan Merevisi Teks Cerita Pendek - Pada kesempatan kali ini mari bersama-sama kita belajar bagaimana menyunting dan merevisi teks cerita pendek dengan baik dan benar.
Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar di atas secara tidak langsung telah menerangkan bahwa menyunting dan merevisi sebuah teks cerita dapat dilakukan dengan melihat susunan kalimat apakah bermakna ambigu atau tidak, apakah kalimat yang ditampilkan relevan atau tidak dengan kalimat yang lain, apakah kalimat berbelit-belit, penulisan sudah sesuai kaidah EYD atau tidak, dan sebagainya. Jadi menyunting dan merevisi intinya melakukan proses perbaikan pada sebuah teks cerita.
Gambar di atas secara tidak langsung telah menerangkan bahwa menyunting dan merevisi sebuah teks cerita dapat dilakukan dengan melihat susunan kalimat apakah bermakna ambigu atau tidak, apakah kalimat yang ditampilkan relevan atau tidak dengan kalimat yang lain, apakah kalimat berbelit-belit, penulisan sudah sesuai kaidah EYD atau tidak, dan sebagainya. Jadi menyunting dan merevisi intinya melakukan proses perbaikan pada sebuah teks cerita.
Perhatikan contoh di bawah ini!
“Pikirkanlah tiga hal tadi, Nak. Berhenti membenci ayahmu, karena kau sedang membenci diri sendiri. Berikanlah maaf karena kau berhak atas kedamaian dalam hati. Tutup lembaran lama yang penuh coretan keliru, bukalah lembaran baru. Semoga kau memiliki lampu kecil di hatimu.”
Kapal Blitar Holland terus melaju di tengah cuaca buruk. Sebentar lagi adzan Subuh berkumandang di masjid kapal. Gurutta sambil tersenyum. Beranjak berdiri. Menepuk bahu Daeng Adipati, mengajaknya pergi shalat.
("Rindu", Tere Liye)
Kapal Blitar Holland terus melaju di tengah cuaca buruk. Sebentar lagi adzan Subuh berkumandang di masjid kapal. Gurutta sambil tersenyum. Beranjak berdiri. Menepuk bahu Daeng Adipati, mengajaknya pergi shalat.
("Rindu", Tere Liye)
Mari analisis
Sebelum kita melakukan proses menyunting, maka teks cerita kita analisis dulu kesalahan penulisan baik penyajian, isi, dan bahasa. Setelah mendapatkan hal-hal yang perlu dikoreksi, langkah selanjutnya ialah melakukan evaluasi.
Langkah pertama melakukan evaluasi dengan membaca secara saksama kutipan teks cerpen di atas, kita akan mendapati:
• Pemakaian majas (gaya bahasa) yang berlebihan. Untuk memahami isi/ pesan yang akan disampaikan, pembaca membutuhkan waktu yang agak lama.
• Pemakaian bahasa lugas kurang dipakai sehingga teks cerita terkesan disampaikan dalam suasana yang nyaman tidak terlalu penting.
Padahal maksud yang ingin disampaikan sangat dalam yaitu mengajari kita sebagai seorang anak untuk selalu memaafkan orangtua dan tidak boleh menyimpan dendam pada siapa pun agar hidup kita tenang dan bahagia
• Pemakaian kata yang tidak sesuai dengan EYD:
Langkah pertama melakukan evaluasi dengan membaca secara saksama kutipan teks cerpen di atas, kita akan mendapati:
• Pemakaian majas (gaya bahasa) yang berlebihan. Untuk memahami isi/ pesan yang akan disampaikan, pembaca membutuhkan waktu yang agak lama.
• Pemakaian bahasa lugas kurang dipakai sehingga teks cerita terkesan disampaikan dalam suasana yang nyaman tidak terlalu penting.
Padahal maksud yang ingin disampaikan sangat dalam yaitu mengajari kita sebagai seorang anak untuk selalu memaafkan orangtua dan tidak boleh menyimpan dendam pada siapa pun agar hidup kita tenang dan bahagia
• Pemakaian kata yang tidak sesuai dengan EYD:
Adzan seharusnya azan dan shalat seharusnya salat
Nah, proses mengevaluasi pemakaian bahasa pada teks cerpen yang berupa pemakaian gaya bahasa yang berlebihan itulah yang disebut dengan proses menyunting (melakukan perbaikan). Setelah perbaikan dilakukan hasil yang diharapkan ialah pembaca dapat menyusun teks cerita yang telah disajikan menjadi teks yang ringkas dan mudah dipahami.
Keypoints
Hal-hal yang biasa disunting/ dievaluasi dalam teks cerpen
• Pemakaian ejaan yang tidak sesuai EYD.
• Pemakaian bahasa yang terlalu berlebihan (tidak efektif)
• Makna kata menjadi ambigu
• Tidak sesuai, tidak logis, tidak masuk akal bila dikaitkan dengan kehidupan sesungguhnya
• Pemakaian kalimat tidak relevan antara kalimat satu dengan yang lain.
• Pemakaian ejaan yang tidak sesuai EYD.
• Pemakaian bahasa yang terlalu berlebihan (tidak efektif)
• Makna kata menjadi ambigu
• Tidak sesuai, tidak logis, tidak masuk akal bila dikaitkan dengan kehidupan sesungguhnya
• Pemakaian kalimat tidak relevan antara kalimat satu dengan yang lain.
S1
Perhatikan kalimat di bawah ini!
(1). Rumah teman ayah bagus.
(2). Sehabis makan aku dan ayah bergegas menuju mobil menuju rumah teman ayah.
(3). Halamanya luas
(4). Juga terdapat berbagai macam miniatur mobil sedan kreasinya.
(5). Di meja tamu berjajar berbagai macam piala kemenangannya
(1). Rumah teman ayah bagus.
(2). Sehabis makan aku dan ayah bergegas menuju mobil menuju rumah teman ayah.
(3). Halamanya luas
(4). Juga terdapat berbagai macam miniatur mobil sedan kreasinya.
(5). Di meja tamu berjajar berbagai macam piala kemenangannya
Teks cerita di atas akan menjadi runtut membacanya bila susunannya ....
S2
(1) “Apa syaratnya Mbah?”
(2) “Tahukah kalian bahwa desa ini menjadi subur dan makmur karena belum dikotori oleh tangan-tangan manusia. Bila kalian semua telah tinggal di sini peliharalah desa ini. Rawat airnya, tanahnya, dan udaranya. Jangan kotori dengan sifat dengki dan kikir.”
(3) “Inggih Mbah kami akan melaksanakan amanah ini sepenuh hati.” Kata ketua desa dengan sumringah.
(4) Setelah berpamitan dan mengucapkan terima kasih yang begitu besar kedua utusan desa itu pun kembali untuk memberitahukan kabar gembira ini kepada saudara mereka semua.
("Amanah Mbah", Yuli Widayanti )
(2) “Tahukah kalian bahwa desa ini menjadi subur dan makmur karena belum dikotori oleh tangan-tangan manusia. Bila kalian semua telah tinggal di sini peliharalah desa ini. Rawat airnya, tanahnya, dan udaranya. Jangan kotori dengan sifat dengki dan kikir.”
(3) “Inggih Mbah kami akan melaksanakan amanah ini sepenuh hati.” Kata ketua desa dengan sumringah.
(4) Setelah berpamitan dan mengucapkan terima kasih yang begitu besar kedua utusan desa itu pun kembali untuk memberitahukan kabar gembira ini kepada saudara mereka semua.
("Amanah Mbah", Yuli Widayanti )
Kata-kata yang harus ditulis miring dalam kutipan di atas adalah ....
S3
Tidak hari itu saja mbok dapat ater-ater dari ponakannya besok, besoknya, dan besoknya lagi. Kemarin malah dapat tiga. Kami makan sendiri tidak habis, mau dibagikan ke tetangga kanan kiri sangatlah muskil karena semua juga mendapat kiriman dari saudaranya, menunggu saudara belum juga datang. Jalan satu-satunya agar tidak mubazir aku bawa ke kantor untuk dimakan ramai-ramai dengan teman-teman.
("Prosesi Desa", Yuli Widayanti )
Struktur teks cerpen yang tidak nampak pada kutipan teks cerita di atas ialah ....
S4
Setengah jam, waktu berlalu dengan cepat.
Pak Bin kembali tepat waktu. Ia melangkah masuk ke dalam kelas.
“Sudah selesai anak-anak?” Pak Bin bertanya.
Sebagian besar menjawab semangat “Sudah”. Beberapa lainnya menjawab tidak yakin, “Shu-dhah.”
“Baik. Siapa ingin Bapak bacakan lebih dahulu?” Pak Bin tersenyum.
Anak-anak mulai saling lirik satu sama lain.
Pak Bin kembali tepat waktu. Ia melangkah masuk ke dalam kelas.
“Sudah selesai anak-anak?” Pak Bin bertanya.
Sebagian besar menjawab semangat “Sudah”. Beberapa lainnya menjawab tidak yakin, “Shu-dhah.”
“Baik. Siapa ingin Bapak bacakan lebih dahulu?” Pak Bin tersenyum.
Anak-anak mulai saling lirik satu sama lain.
("Amelia", Tere Liye )
Penggunaan kata yang tidak sesuai EYD pada teks cerita di atas ialah ....
S5
Anna suka dengan guru mereka. Menurut Anna, mereka pandai sekali mengajar. Pelajaran berhitung dan bahasa Belanda terasa menyenangkan. Tiga jam pelajaran berlalu tanpa terasa. Berbeda dengan Bonda Upe yang mengenakan pakaian terang, guru mereka yang ini mengenakan pakaian rapi berupa celana panjang warna gelap, baju lengan panjang senada, dan sepatu pantofel, khas pakaian berpendidikan di Jawa zaman itu.
("Rindu", Tere Liye)
Struktur penulisan yang tidak nampak pada kutipan teks cerita di atas ialah ....
S6
“Coba kau bayangkan, Miesje. Jika seluruh anak-anak pintar seperti Kak Eli, Burlian, Pukat dan juga kau memilih pergi ke kota, maka siapa yang akan mengurus kampung kita? Siapa yang akan membuat kampung ini maju? Membuat penduduknya lebih makmur?
("Amelia", Tere Liye )
Kesalahan dalam menggunakan kata terdapat dalam kalimat ....
S7
Dengarkan dengan saksama rekaman kutipan teks cerita berikut!
Hal yang menandakan suatu yang tidak masuk akal pada kejadian tersebut adalah ....
S8
Dengarkan dengan saksama rekaman teks cerita berikut!
Kalimat yang memakai pilihan kata yang kurang tepat ialah ....
S9
(1) Aku ingat sekali wajah Kak Burlian dan kak Pukat malam itu. (2) Sama ingatnya, Nek Kiba pernah menasihati kami selepas anak-anak menyetor bacaan mengaji. (3) “Hidup ini dipergilirkan satu sama lain. Kadang kita di atas, kadang kita di bawah. Kadang kita tertawa, lantas kemudian kita terdiam, bahkan menangis. Itulah kehidupan. Barang siapa yang sabar, maka semua bisa dilewati dengan hati lapang.”( 4) “Bapak memutuskan, tahun ini kalian berdua akan sunat.”
("Amelia", Tere Liye)
Kalimat yang tidak padu pada teks cerita di atas adalah ....
S10
(1) Malam itu Pak Amang tidur nyenyak. (2) Ia sudah membuang dendamnya. (3) Dendam yang sia-sia. (4) Kira-kira sebulan kemudian penyakit eksimnya sudah sembuh. (5) Dan nama Amang Subandi terkenal sebagai pelukis bunga dan ia pun aktif melukis sampul buku lagi dengan teknik yang lebih baik.
("Dendam Yang Sia-Sia",Kumcer, Ny. Widya Suwarna)
Bagian penutup teks cerita di atas terkesan tergesa-gesa pada nomor ....