Contoh Soal Ciri-Ciri Bahasa Teks Cerita Pendek dalam Mendeskripsikan Penokohan dan Latar
Contoh Soal Ciri-Ciri Bahasa Teks Cerita Pendek dalam Mendeskripsikan Penokohan dan Latar - Cerita pendek mengandung unsur-unsur intrinsik penokohan dan latar. Penokohan adalah watak tokoh yang diceritakan oleh penulis. Berbeda dengan tokoh, penokohan ‘sengaja’ dibuat oleh penulis agar dapat membawa pembaca mengikuti konflik cerita (alur). Tokoh tersebut akan digambarkan/diberikan karakter, sifat, dan watak yang khas, yang membedakan dengan tokoh lain. Sedangkan latar mengacu pada keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana terjadinya cerita. Latar cerita menggambarkan kapan terjadinya cerita tersebut berlangsung/terjadi. Dengan adanya latar, cerita akan terasa seperti nyata dan benar-benar terjadi.
Lalu, bagaimana cara mengenali penokohan dan latar teks cerpen? Jawabannya adalah dari ciri bahasa teks cerpen di bawah ini.
1. Kata Sifat
Kata sifat dapat menggambarkan penokohan, misalnya pemarah, sabar, santun, dermawan, congkak, cantik, dan sebagainya. Khususnya penokohan, kata sifat akan menempel pada sikap, karakter, sifat, dan watak. Sedangkan pada latar, kata sifat mampu membuat suasana cerita menjadi lebih menarik dan dramatis, misalnya malam temaram, gelap gulita, hijau menyejukkan, dan sebagainya. Bandingkan dengan malam, gelap, hijau.
Contoh:
• Salman adalah kawanku yang sangat dermawan. (menggambarkan penokohan)
• Salman berjalan di semak-semak kering. Malam tampak kelam dan pandangan mata semakin takjelas. (menggambarkan latar)
2. Kata Kerja
Kata kerja dapat menunjukkan watak, ciri fisik, dan peristiwa agar tergambarkan dengan lebih jelas. Hal ini berhubungan dengan penokohan dan latar cerpen, misalnya usap, tegur, dorong, ambil, baca, minum, makan, dan sebagainya.
Contoh:
• Kuusap rambut putihku yang mulai rontok. Kupandangi kulit tangan, kaki, dan pipi yang menipis dan bergelayut. (menggambarkan penokohan fisik seseorang yang sudah tua)
• Suaranya lama-lama semakin menggetarkan jiwa setiap orang. (menggambarkan latar suasana hati yang sedang dirasakan)
3. Kata keterangan
Kata keterangan dapat menerangkan kata benda agar lebih menarik sehingga mampu menggambarkan penokohan dan latar, misalnya: pada, sangat, di, ke, dari, dengan, untuk, secara, agar, karena, sehingga, akibatnya, dan sebagainya (lihat kembali materi mengenai kata keterangan).
Contoh:
• Salman bukan anak yang dermawan karena ia tidak senang berbagi.
• Salman dengan cekatan membantu kawannya yang kesulitan.
4. Kalimat Langsung dan Kalimat Taklangsung
Kalimat langsung dan kalimat taklangsung dapat menggambarkan penokohan dan latar dari dialog antartokoh, respons, dan tanggapan tokoh lain. Kalimat langsung melaporkan ujaran sedangkan kalimat taklangsung menirukan ujaran. Kalimat taklangsung cirinya berupa kalimat berita.
Contoh:
• Kalimat langsung: “Ambillah sedekah ini,” ucapnya santun. (menggambarkan sifat santun tokoh-penokohan)
• Kalimat taklangsung: Salman menyuruhku untuk segera mengambil uang itu. (menggambarkan latar suasana sebuah kejadian)
• Kalimat taklangsung: Lima menit berlalu, Desy mengatakan diam padaku. (menggambarkan latar suasana sebuah kejadian)
1. Kata Sifat
Kata sifat dapat menggambarkan penokohan, misalnya pemarah, sabar, santun, dermawan, congkak, cantik, dan sebagainya. Khususnya penokohan, kata sifat akan menempel pada sikap, karakter, sifat, dan watak. Sedangkan pada latar, kata sifat mampu membuat suasana cerita menjadi lebih menarik dan dramatis, misalnya malam temaram, gelap gulita, hijau menyejukkan, dan sebagainya. Bandingkan dengan malam, gelap, hijau.
Contoh:
• Salman adalah kawanku yang sangat dermawan. (menggambarkan penokohan)
• Salman berjalan di semak-semak kering. Malam tampak kelam dan pandangan mata semakin takjelas. (menggambarkan latar)
2. Kata Kerja
Kata kerja dapat menunjukkan watak, ciri fisik, dan peristiwa agar tergambarkan dengan lebih jelas. Hal ini berhubungan dengan penokohan dan latar cerpen, misalnya usap, tegur, dorong, ambil, baca, minum, makan, dan sebagainya.
Contoh:
• Kuusap rambut putihku yang mulai rontok. Kupandangi kulit tangan, kaki, dan pipi yang menipis dan bergelayut. (menggambarkan penokohan fisik seseorang yang sudah tua)
• Suaranya lama-lama semakin menggetarkan jiwa setiap orang. (menggambarkan latar suasana hati yang sedang dirasakan)
3. Kata keterangan
Kata keterangan dapat menerangkan kata benda agar lebih menarik sehingga mampu menggambarkan penokohan dan latar, misalnya: pada, sangat, di, ke, dari, dengan, untuk, secara, agar, karena, sehingga, akibatnya, dan sebagainya (lihat kembali materi mengenai kata keterangan).
Contoh:
• Salman bukan anak yang dermawan karena ia tidak senang berbagi.
• Salman dengan cekatan membantu kawannya yang kesulitan.
4. Kalimat Langsung dan Kalimat Taklangsung
Kalimat langsung dan kalimat taklangsung dapat menggambarkan penokohan dan latar dari dialog antartokoh, respons, dan tanggapan tokoh lain. Kalimat langsung melaporkan ujaran sedangkan kalimat taklangsung menirukan ujaran. Kalimat taklangsung cirinya berupa kalimat berita.
Contoh:
• Kalimat langsung: “Ambillah sedekah ini,” ucapnya santun. (menggambarkan sifat santun tokoh-penokohan)
• Kalimat taklangsung: Salman menyuruhku untuk segera mengambil uang itu. (menggambarkan latar suasana sebuah kejadian)
• Kalimat taklangsung: Lima menit berlalu, Desy mengatakan diam padaku. (menggambarkan latar suasana sebuah kejadian)
Perhatikan contoh di bawah ini!
Puteri nyengir, menatap Sari lamat-lamat, lantas sengaja sekali berbisik, “Rio.”
Pelan saja Puteri mengatakan kalimat itu, berbisik malah, sengaja agar yang mendengar hanya Sari, tapi itu cukup untuk menghentikan langkah kakiku yang persis sudah di bawah bingkai pintu menuju dapur kontrakan. Dan juga tentu saja, tiga teman satu jurusan lain yang masih sibuk dengan tugas di karpet ruang tengah.
What??? Rio?
Lupakan mie rebus, bergegas balik kanan.
(“Hiks, Kupikir Ini Sungguhan”, Tere Liye dalam Sepotong Hati yang Baru)
Pelan saja Puteri mengatakan kalimat itu, berbisik malah, sengaja agar yang mendengar hanya Sari, tapi itu cukup untuk menghentikan langkah kakiku yang persis sudah di bawah bingkai pintu menuju dapur kontrakan. Dan juga tentu saja, tiga teman satu jurusan lain yang masih sibuk dengan tugas di karpet ruang tengah.
What??? Rio?
Lupakan mie rebus, bergegas balik kanan.
(“Hiks, Kupikir Ini Sungguhan”, Tere Liye dalam Sepotong Hati yang Baru)
Mari kita cermati!
Cuplikan cerpen di atas menggambarkan penokohan dan latar dengan ciri bahasa seperti di bawah ini.
1. Kata sifat: lamat-lamat .
2. Kata kerja: nyengir, menatap, sengaja, berbisik, mengatakan, sengaja, mendengar, menghentikan, menuju, sibuk, lupakan, bergegas, balik kanan.
3. Kata keterangan: sekali, pelan, saja, itu, malah, agar, yang, hanya, untuk, dapur kontrakan, dan, juga, karpet, ruang tengah.
4. Kalimat langsung dan kalimat taklangsung:
• Pelan saja Puteri mengatakan kalimat itu, berbisik malah, sengaja agar yang mendengar hanya Sari, tapi itu cukup untuk menghentikan langkah kakiku yang persis sudah di bawah bingkai pintu menuju dapur kontrakan. (kalimat taklangsung),
• Puteri nyengir, menatap Sari lamat-lamat, lantas sengaja sekali berbisik, “Rio.” (kalimat langsung).
1. Kata sifat: lamat-lamat .
2. Kata kerja: nyengir, menatap, sengaja, berbisik, mengatakan, sengaja, mendengar, menghentikan, menuju, sibuk, lupakan, bergegas, balik kanan.
3. Kata keterangan: sekali, pelan, saja, itu, malah, agar, yang, hanya, untuk, dapur kontrakan, dan, juga, karpet, ruang tengah.
4. Kalimat langsung dan kalimat taklangsung:
• Pelan saja Puteri mengatakan kalimat itu, berbisik malah, sengaja agar yang mendengar hanya Sari, tapi itu cukup untuk menghentikan langkah kakiku yang persis sudah di bawah bingkai pintu menuju dapur kontrakan. (kalimat taklangsung),
• Puteri nyengir, menatap Sari lamat-lamat, lantas sengaja sekali berbisik, “Rio.” (kalimat langsung).
S1
Kata kerja yang menggambarkan penokohan terdapat pada ....
S2
Kata sifat yang menggambarkan latar yaitu ....
S3
Penokohan cerita tergambarkan dengan baik pada kalimat langsung di bawah ini yaitu ....
S4
Perhatikan teks di bawah ini!
1) Susan selalu terpana, melihat kami yang jago karate.
2) Dua puluh lima menit, Ibu menyuruhku mematikan oven.
3) Dahulu ayah pernah menyuruhku mengambil kuliah Jurusan Bahasa Indonesia.
4) Tinggal lama di kampung itu bukan perkara yang mudah bagi mereka.
2) Dua puluh lima menit, Ibu menyuruhku mematikan oven.
3) Dahulu ayah pernah menyuruhku mengambil kuliah Jurusan Bahasa Indonesia.
4) Tinggal lama di kampung itu bukan perkara yang mudah bagi mereka.
Kalimat taklangsung yang menggambarkan latar waktu yaitu ....
S5
Ciri bahasa cerpen yang menggambarkan latar berupa kalimat taklangsung adalah ..
S6
Ciri bahasa cerpen yang menggambarkan penokohan terdapat pada teks ....
S7
Berikut ini ciri bahasa cerpen yang menggambarkan latar adalah ....
S8
Salman, seperti itu ia biasa dipanggil, adalah seorang pelajar dermawan yang tiba-tiba datang menyodorkan sesuatu. Entah datang dari mana, ia menyodorkan uang lembaran berwarna biru dan merah (1). Ya, seratus lima puluh ribu rupiah. Ia menyuruhku untuk segera mengambilnya (2). Sejenak aku tertegun, tapi ia memaksa dengan mendorong tangannya ke tanganku. Dari wajahnya yang tersenyum, ia ingin agar aku segera mengambil lembaran kertas itu (3).
“Ambillah uang ini. Pakai saja,” ucapnya pelan dan santun. Aku segera mengiyakan. Dan, itu tidak terjadi sekali saja (4). Di lain waktu, ....
“Ambillah uang ini. Pakai saja,” ucapnya pelan dan santun. Aku segera mengiyakan. Dan, itu tidak terjadi sekali saja (4). Di lain waktu, ....
(“Teman Sejati”, Aminah Mia)
Ciri bahasa berupa kata sifat terdapat pada teks cerpen ....
S9
“Aku ini payah. Aku ingin bisa bermain sepakbola.”
....
Suara ayah selalu terngiang saat pertama kali aku latihan bola.
....
Suara ayah selalu terngiang saat pertama kali aku latihan bola.
Ciri bahasa kalimat langsung yang tepat agar penokohan tergambarkan dengan baik pada teks rumpang di atas sebaiknya adalah ....
S10
“Ibu terlalu memanjakannya. Lihat, masa baru ditegur saja sudah menangis berlebihan seperti itu ....”
Ayah berbisik lembut di telinga ibu sambil badannya membungkuk. Ia kemudian menarik kursi dan mendekatkannya ke arah ibu. Ibu tersenyum kecut, duduk di kursi makan antik pemberian nenek. Matanya menyiratkan penyesalan sekaligus pembelaan bahwa ‘aku tidak memanjakannya’.
“Iya, Ayah ... maafkan ibu, ya. Ibu juga gak nyangka reaksinya kaya gitu. Tapi kasian, kan. Anak itu baru saja sampai, belum kering keringatnya sudah ayah tegur.”
Ayah menatap wajah ibu dengan penuh sayang. “Iya, Ayah juga minta maaf kalau anak Ibu Ayah nasihati seperti tadi”.
Ayah berbisik lembut di telinga ibu sambil badannya membungkuk. Ia kemudian menarik kursi dan mendekatkannya ke arah ibu. Ibu tersenyum kecut, duduk di kursi makan antik pemberian nenek. Matanya menyiratkan penyesalan sekaligus pembelaan bahwa ‘aku tidak memanjakannya’.
“Iya, Ayah ... maafkan ibu, ya. Ibu juga gak nyangka reaksinya kaya gitu. Tapi kasian, kan. Anak itu baru saja sampai, belum kering keringatnya sudah ayah tegur.”
Ayah menatap wajah ibu dengan penuh sayang. “Iya, Ayah juga minta maaf kalau anak Ibu Ayah nasihati seperti tadi”.
Analisis ciri teks bahasa cerpen di bawah adalah ....