Contoh Soal Nasionalisme Perancis
Contoh Soal Nasionalisme Perancis - Setiap negara di dunia pasti memiliki sejarah masing-masing tentang kemerdekaannya, entah itu atas perjuangan dari rakyatnya sendiri atau atas pemberian dari negara lain yang pernah menjajah. Nasionalisme merupakan suatu proses pembentukan atau pertumbuhan bangsa, sentimen atau kesadaran memiliki bangsa, bahasa, simbolisme bangsa, gerakan sosial dan politik demi bangsa bersangkutan. Bagaimana dengan nasionalisme bangsa Perancis?
Pada awalnya terdapat berbagai suku bangsa di wilayah Gallia tersebar di wilayah Perancis. Pada abad I, mereka menghadapi kekuatan Romawi yang dipimpin oleh Julius Caesar yang melakukan invasi ke daerah tersebut pada kurun waktu 52 SM. Kesukuan bangsa di wilayah Gallia menemukan persatuan di bawah pimpinan Vercingetorix yang mampu menghadapi Caesar sampai Caesar terdesak dan menyerah tanpa syarat. Menurut kaum intelektual Perancis pada abad ke-19, Vercingetorix dianggap sebagai tokoh nasional pertama yang mampu membangun persatuan berbangsa.
Tokoh lain yang dianggap berpengaruh terhadap pembentukan nasionalisme bangsa Perancis adalah Clovis yang hidup pada kurun waktu 466-511 M. Sebagai pemimpin Perancis yang secara terbuka memeluk agama Kristen, Clovis mendapatkan restu Paus di Roma untuk berkuasa. Dalam sejarahnya, Clovis mempersatukan Perancis dan akhirnya dikenang sebagai icon Perancis yang bercirikan kekristenan. Karena upaya Clovis untuk mempersatukan Gallia dalam kerajaan yang bersendikan kekristenan, maka Perancis pada masanya dianggap sebagai Putri Sulung Gereja (La fille Ainee de l’Eglise).
Ada beberapa raja pada masa Renaissance dan sesudahnya yang berpengaruh pada konsep nasionalisme Perancis. Raja yang pertama adalah Francois I yang memperkuat angkatan perang Perancis sekaligus membangun seni dan budaya Perancis hingga terkenal. Pada masa Francois I konsep negara terbentuk sekaligus pembentukan konsep kewenangan raja dan kerajaan. Raja lain yang membangun Perancis menjadi negara yang besar adalah Louis XIV yang terkenal dengan pemerintahan yang sangat panjang (hampir 70 tahun usianya saat Louis wafat). Louis XIV terkenal dengan ucapannya yang angkuh yaitu “Negara adalah Saya” (l’etat c’est moi) dan bersifat monarki absolut, akan tetapi dengan karakter pribadinya yang kuat, Perancis mengalami masa-masa keemasan kerajaan yang luar biasa.
Raja-raja pengganti Louis XIV tidak memiliki kekuatan pribadi sehingga saat pemerintahan cicitnya Louis XIV keadaan kerajaan Perancis sudah sangat matang untuk suatu pemberontakan dan revolusi besar-besaran. Revolusi Perancis yang terkenal dipicu oleh besarnya jurang sosial dan material antara kaum aristokrat dan rakyat, sekaligus munculnya kaum intelektual yang tidak puas terhadap kondisi saat itu.
Revolusi Perancis pada tahun 1789 melahirkan konsep berbangsa dan bernegara dari suatu nasionalisme modern. Konsep itu benar-benar berbeda dengan konsep monarki sebelumnya karena konsep berbangsa dan bernegara ini mengenal warga negara (citoyen) yang memiliki hak dan kewajiban. Konsep ini memiliki prinsip kebebasan, persaudaraan dan keseteraan sebagai fondasi bangsa dan negara yang ditiru oleh bangsa-bangsa lain di dunia saat mendirikan negara. Dari konsep ini dikenal penyampaian aspirasi warga negara melalui wakil di Parlemen.
Perancis dibentuk oleh bangsa yang memiliki keinginan untuk hidup bersama dan mewujudkan cita-cita bersama (plebiscite de tous le jours) dari warga negara yang merupakan pembentuk bangsa Perancis. Sebagai alat pemersatu, bangsa ini menggunakan Bahasa Perancis mengalahkan berbagai bahasa setempat dan hal tersebut tidak dapat tergantikan oleh konsep lain.
Dalam proses konsep bangsa dan negara Perancis dimatangkan oleh beberapa kali perpindahan kekuasaan yang dimulai dari bangkitnya Napoleon yang mempertebal rasa kebanggaan Perancis sampai dengan Revolusi tahun 1848 yang membentuk Republik ke-V yang menjadi bentuk Perancis sampai sekarang. Pada kurun waktu tersebut konsep negara berbentuk Republik berkembang luas dan berpengaruh besar hingga ke wilayah koloni Perancis melalui sistem pendidikan. Pada masa ini pula dibuat peraturan perundangan yang memisahkan Gereja dari negara sehingga Perancis menjadi negara sekular.
Pada masa perkembangannya, pematangan konsep berbangsa dan bernegara pada abad ke XX telah membentuk suatu nasionalisme yang tidak menerima perbedaan etnis dan tidak mentolerir perbedaan agama di ruang publik. Pada kenyataannya Perancis mengalami perubahan besar yakni masuknya imigran dari negara-negara tetangga dan setelah Perang Dunia ke-II, masuknya imigran dari negara-negara bekas koloni di Afrika yang semua memiliki keinginan mendapatkan hidup yang lebih baik di Perancis yang makmur.
Pada awalnya terdapat berbagai suku bangsa di wilayah Gallia tersebar di wilayah Perancis. Pada abad I, mereka menghadapi kekuatan Romawi yang dipimpin oleh Julius Caesar yang melakukan invasi ke daerah tersebut pada kurun waktu 52 SM. Kesukuan bangsa di wilayah Gallia menemukan persatuan di bawah pimpinan Vercingetorix yang mampu menghadapi Caesar sampai Caesar terdesak dan menyerah tanpa syarat. Menurut kaum intelektual Perancis pada abad ke-19, Vercingetorix dianggap sebagai tokoh nasional pertama yang mampu membangun persatuan berbangsa.
Tokoh lain yang dianggap berpengaruh terhadap pembentukan nasionalisme bangsa Perancis adalah Clovis yang hidup pada kurun waktu 466-511 M. Sebagai pemimpin Perancis yang secara terbuka memeluk agama Kristen, Clovis mendapatkan restu Paus di Roma untuk berkuasa. Dalam sejarahnya, Clovis mempersatukan Perancis dan akhirnya dikenang sebagai icon Perancis yang bercirikan kekristenan. Karena upaya Clovis untuk mempersatukan Gallia dalam kerajaan yang bersendikan kekristenan, maka Perancis pada masanya dianggap sebagai Putri Sulung Gereja (La fille Ainee de l’Eglise).
Ada beberapa raja pada masa Renaissance dan sesudahnya yang berpengaruh pada konsep nasionalisme Perancis. Raja yang pertama adalah Francois I yang memperkuat angkatan perang Perancis sekaligus membangun seni dan budaya Perancis hingga terkenal. Pada masa Francois I konsep negara terbentuk sekaligus pembentukan konsep kewenangan raja dan kerajaan. Raja lain yang membangun Perancis menjadi negara yang besar adalah Louis XIV yang terkenal dengan pemerintahan yang sangat panjang (hampir 70 tahun usianya saat Louis wafat). Louis XIV terkenal dengan ucapannya yang angkuh yaitu “Negara adalah Saya” (l’etat c’est moi) dan bersifat monarki absolut, akan tetapi dengan karakter pribadinya yang kuat, Perancis mengalami masa-masa keemasan kerajaan yang luar biasa.
Raja-raja pengganti Louis XIV tidak memiliki kekuatan pribadi sehingga saat pemerintahan cicitnya Louis XIV keadaan kerajaan Perancis sudah sangat matang untuk suatu pemberontakan dan revolusi besar-besaran. Revolusi Perancis yang terkenal dipicu oleh besarnya jurang sosial dan material antara kaum aristokrat dan rakyat, sekaligus munculnya kaum intelektual yang tidak puas terhadap kondisi saat itu.
Revolusi Perancis pada tahun 1789 melahirkan konsep berbangsa dan bernegara dari suatu nasionalisme modern. Konsep itu benar-benar berbeda dengan konsep monarki sebelumnya karena konsep berbangsa dan bernegara ini mengenal warga negara (citoyen) yang memiliki hak dan kewajiban. Konsep ini memiliki prinsip kebebasan, persaudaraan dan keseteraan sebagai fondasi bangsa dan negara yang ditiru oleh bangsa-bangsa lain di dunia saat mendirikan negara. Dari konsep ini dikenal penyampaian aspirasi warga negara melalui wakil di Parlemen.
Perancis dibentuk oleh bangsa yang memiliki keinginan untuk hidup bersama dan mewujudkan cita-cita bersama (plebiscite de tous le jours) dari warga negara yang merupakan pembentuk bangsa Perancis. Sebagai alat pemersatu, bangsa ini menggunakan Bahasa Perancis mengalahkan berbagai bahasa setempat dan hal tersebut tidak dapat tergantikan oleh konsep lain.
Dalam proses konsep bangsa dan negara Perancis dimatangkan oleh beberapa kali perpindahan kekuasaan yang dimulai dari bangkitnya Napoleon yang mempertebal rasa kebanggaan Perancis sampai dengan Revolusi tahun 1848 yang membentuk Republik ke-V yang menjadi bentuk Perancis sampai sekarang. Pada kurun waktu tersebut konsep negara berbentuk Republik berkembang luas dan berpengaruh besar hingga ke wilayah koloni Perancis melalui sistem pendidikan. Pada masa ini pula dibuat peraturan perundangan yang memisahkan Gereja dari negara sehingga Perancis menjadi negara sekular.
Pada masa perkembangannya, pematangan konsep berbangsa dan bernegara pada abad ke XX telah membentuk suatu nasionalisme yang tidak menerima perbedaan etnis dan tidak mentolerir perbedaan agama di ruang publik. Pada kenyataannya Perancis mengalami perubahan besar yakni masuknya imigran dari negara-negara tetangga dan setelah Perang Dunia ke-II, masuknya imigran dari negara-negara bekas koloni di Afrika yang semua memiliki keinginan mendapatkan hidup yang lebih baik di Perancis yang makmur.
S1
Pimpinan suku yang mampu menghadapi Julius Caesar sampai menyerah tanpa syarat ialah ….
S2
Tokoh yang melakukan invansi di wilayah Gallia, Perancis pada kurun waktu 52 SM adalah ….
S3
Tokoh yang dikenal sebagai icon Perancis yang bercirikan kekristenan adalah ….
S4
Tokoh yang dinyatakan oleh kaum intelektual Perancis sebagai tokoh nasional pertama yang mampu membangun persatuan bangsa Perancis adalah ….
S5
Pada masa kekristenan saat negara Parancis dipimpin oleh Clovis, negara Perancis dianggap sebagai ….
S6
Francois I merupakan raja pertama yang berpengaruh pada masa Renaissance dan sesudahnya pada konsep nasionalisme Perancis karena ….
S7
Selain Francois I, raja yang membangun Perancis menjadi negara yang besar adalah ....
S8
Ucapan raja Louis XIV yang dikenal angkuh yaitu ….
S9
Dalam prakteknya negara Perancis dibentuk oleh bangsa yang memiliki keinginan untuk hidup bersama dan mewujudkan cita-cita bersama yang diberi istilah ….
S10
Negara Perancis membentuk konsep republik dan berkembang luas serta berpengaruh besar hingga ke wilayah koloni Perancis melalui sistem …