Contoh Soal Nasionalisme Mesir
Contoh Soal Nasionalisme Mesir -Pergerakan nasionalisme di Mesir berawal dari mulai dibukanya Terusan Suez di wilayah Mesir. Terusan Suez adalah solusi untuk menghubungkan perjalanan dari Benua Eropa ke Benua Asia tanpa harus mengelilingi Benua Afrika. Status Benua Asia sebagai penghasil utama komoditi dagang untuk Benua Eropa menjadikan posisi Mesir sebagai negara yang dilalui oleh Terusan Suez sangat penting untuk lokasi bongkar muat komoditi dari dan menuju Benua Asia.
Terusan Suez adalah karya dari Ferdinand de Lesseps, seorang Perancis yang mewujudkan pemikiran dari raja Muda Mesir, Said Pasha. Ide untuk memperpendek rute perjalanan dari Laut Tengah ke Laut Merah sebenarnya sudah ada sejak zaman Raja Ramses II dan bahkan Napoleon Bonaparte pernah berusaha untuk mewujudkan pembangunan kanal ini. Namun, baru pada 17 November 1869, ide ini berhasil dipenuhi.
Di awal pembangunannya, kepemilikan terusan Suez dikelola oleh masyarakat dalam bentuk saham di suatu badan. Mayoritas kepemilikan berada di tangan Khadif, seorang Gubernur dari Mesir. Situasi keuangan yang buruk kemudian memaksa Khadif untuk menjual kepemilikan mayoritasnya kepada pihak Inggris yang kemudian melalui sebuah rencana pembiayaan perlahan menguasai seluruh kepemilikan Terusan Suez. Ini sekaligus memudahkan langkah mereka untuk melakukan imperialisme terhadap Mesir, terlebih setelah Mesir mengalami krisis keuangan yang memaksa mereka mengajukan pinjaman kepada pihak Inggris dan Perancis. Pasca pinjaman dilakukan, Inggris dan Perancis mulai turut campur dalam urusan pemerintahan Mesir.
Dampak dari campur tangan asing dalam pemerintahan Mesir adalah pemberontakan rakyat. Salah satu pemberontakan yang tergolong besar adalah Pemberontakan Arabi Pasha. Pemberontakan ini didasari keinginan untuk melarang orang asing (Inggris, Perancis, dan Turki) memasuki wilayah Mesir. Namun, lambat laun, gerakan tersebut berkembang menjadi tuntutan untuk sebuah sistem pemerintahan yang baru. Gerakan Arabi Pasha adalah salah satu gerakan bersendikan Pan-Islamisme, yang dipengaruhi oleh Jamaluddin Al Afghani. Pemberontakan Arabi Pasha pada akhirnya berhasil diatasi oleh tentara Inggris.
Berikut adalah beberapa penyebab pemberontakan di Mesir:
1. Munculnya gerakan Wahabi, gerakan untuk memurnikan ajaran agama dari pengaruh-pengaruh asing yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
2. Semangat Revolusi Perancis. Sebagai salah satu negara yang turut menduduki wilayah Mesir, maka semangat perlawanan rakyat Perancis kepada pemerintahannya yang sewenang-wenang turut membangkitkan perlawanan rakyat Mesir.
3. Kemunculan kaum intelektual dengan paham modern.
4. Gerakan Pan-Arab oleh Amir Chatib Arslan yang mencita-citakan persatuan semua bangsa Arab untuk mencapai kemerdekaan.
1. Munculnya gerakan Wahabi, gerakan untuk memurnikan ajaran agama dari pengaruh-pengaruh asing yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
2. Semangat Revolusi Perancis. Sebagai salah satu negara yang turut menduduki wilayah Mesir, maka semangat perlawanan rakyat Perancis kepada pemerintahannya yang sewenang-wenang turut membangkitkan perlawanan rakyat Mesir.
3. Kemunculan kaum intelektual dengan paham modern.
4. Gerakan Pan-Arab oleh Amir Chatib Arslan yang mencita-citakan persatuan semua bangsa Arab untuk mencapai kemerdekaan.
Pasca pemberontakan Arabi Pasha, muncullah berbagai gerakan di Mesir untuk menuntut kemerdekaan dari Inggris. Beberapa di antaranya adalah Kongres Nasional Pertama oleh Mustafa Kamil, pada 7 Desember 1907, untuk menuntut pembangunan Mesir secara liberal dan kemerdekaan penuh. Pemerintah Mesir yang dikendalikan oleh Inggris berupaya untuk menekan gerakan ini namun gagal. Bahkan, kemudian berubah dalam wujud Partai Wafd (Utusan) di bawah pimpinan Saad Zaghlul Pasha.
Partai Wafd menuntut Mesir sebagai negara merdeka dan ikut serta dalam konferensi perdamaian di Prancis. Inggris menolak, bahkan mengasingkan Zaghlul Pasha ke Malta. Pada tahun 1919 di Mesir timbul pemberontakan dan Zaghlul Pasha dibebaskan kembali. Kaum nasionalis Mesir kembali menuntut kemerdekaan penuh, sehingga pemberontakan pun berkobar, Zaghlul Pasha ditangkap lagi dan diasingkan ke Gibraltar.
Semakin maraknya pemberontakan akhirnya memaksa Inggris untuk mengeluarkan Unilateral Declaration pada tahun 1922, yang berisi:
1) Inggris mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Mesir.
2) Inggris berhak atas empat masalah pokok,seperti berikut:
• Mempertahankan Terusan Suez,
• Menggunakan daerah militer untuk operasi militer,
• Mempertahankan Mesir terhadap agresi bangsa lain, dan
• Melindungi bangsa asing di Mesir berikut segala kepentingannya.
1) Inggris mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Mesir.
2) Inggris berhak atas empat masalah pokok,seperti berikut:
• Mempertahankan Terusan Suez,
• Menggunakan daerah militer untuk operasi militer,
• Mempertahankan Mesir terhadap agresi bangsa lain, dan
• Melindungi bangsa asing di Mesir berikut segala kepentingannya.
Unilateral Declaration tidak lantas meredupkan perjuangan rakyat Mesir. Mereka menganggap deklarasi ini belum memberikan kemerdekaan penuh kepada Mesir. Perjuangan menuju kemerdekaan akhirnya membuahkan hasil pada Oktober 1954 pasca Perang Dunia II.
S1
Jalur di Mesir yang menjadi daya tarik bagi negara-negara Eropa adalah….
S2
Ferdinand de Lesseps merancang Terusan Suez atas ide dari raja muda Mesir bernama….
S3
Negara Eropa yang terlibat dalam pengambilalihan pengelolaan Terusan Suez adalah….
S4
Pelarangan masuknya orang asing ke Mesir adalah salah satu misi dari pemberontakan….
S5
Paham baru yang berkembang di Mesir dan menginspirasi pergerakan perlawanan rakyat adalah….
S6
Gerakan pemurnian agama Islam yang muncul di Mesir disebut….
S7
Gerakan Pan-Arab yang berlangsung di Mesir dipimpin oleh….
S8
Kiprah Zaglul Pasha memimpin pemberontakan Partai Wafd di Mesir, salah satunya, ialah dengan mengikuti Konferensi Perdamaian di….
S9
Dengan maksud memadamkan pemberontakan, Inggris mengeluarkan Unilateral Declaration pada tahun….
S10
Kemerdekaan penuh Mesir dari pengaruh Inggris baru terwujud pada tahun….