Contoh Soal Tata Cara Penulisan dan Proyeksi Peta
Contoh Soal Tata Cara Penulisan dan Proyeksi Peta - Untuk menggambarkan seluruh ketampakan permukaan bumi tanpa penyimpangan, maka peta harus digambar dalam bentuk bola yang disebut dengan globe. Peta yang digambar pada bidang datar tidak dapat secara akurat menggambarkan seluruh permukaan bumi, kecuali hanya untuk menggambarkan daerah dalam areal yang lebih sempit. Untuk menggambar sebagian besar permukaan bumi tanpa penyimpangan, dilakukan kegiatan proyeksi. Apa itu proyeksi? Untuk lebih memahaminya, mari kita simak pembahasan berikut ini.
A. Tata Cara Penulisan
Untuk membuat tulisan (lettering) pada peta, ada kesepakatan di antara para ahli (kartografer) yaitu sebagai berikut:
1. Nama geografi ditulis dengan bahasa dan istilah yang digunakan penduduk setempat.
Nama sungai ditulis searah dengan aliran sungai dan menggunakan huruf miring. Contohnya ialah Sungai ditulis Ci (Jawa Barat), Kreung (Aceh), Air (Sumatera Utara). JIka sudah menggunakan istilah CI, Kreung, Kali atau Bengawan tidak perlu diikuti istilah sungai. Sebagai contoh penulisan yang berlebihan yaitu Sungai Citarung.
2. Nama jalan ditulis harus searah dengan arah garis, baik dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas sesuai dengan jalan tersebut, dan ditulis dengan huruf cetak kecil.
3. Nama kota ditulis dengan 4 cara, yaitu:
a. Di bawah simbol kota.
b. Di atas simbol kota.
c. Di sebelah kanan simbol kota.
d. Di sebelah kiri simbol kota.
1. Nama geografi ditulis dengan bahasa dan istilah yang digunakan penduduk setempat.
Nama sungai ditulis searah dengan aliran sungai dan menggunakan huruf miring. Contohnya ialah Sungai ditulis Ci (Jawa Barat), Kreung (Aceh), Air (Sumatera Utara). JIka sudah menggunakan istilah CI, Kreung, Kali atau Bengawan tidak perlu diikuti istilah sungai. Sebagai contoh penulisan yang berlebihan yaitu Sungai Citarung.
2. Nama jalan ditulis harus searah dengan arah garis, baik dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas sesuai dengan jalan tersebut, dan ditulis dengan huruf cetak kecil.
3. Nama kota ditulis dengan 4 cara, yaitu:
a. Di bawah simbol kota.
b. Di atas simbol kota.
c. Di sebelah kanan simbol kota.
d. Di sebelah kiri simbol kota.
B. Proyeksi Peta
Proyeksi peta adalah suatu sistem pemindahan dari bentuk permukaan yang lengkung pada suatu bidang datar.
1. Syarat Umum dalam Proyeksi Peta
Syarat-syarat umum dalam melakukan proyeksi peta antara lain:
a. Bentuk yang diubah harus tetap (Conform).
b. Luas permukan yang diubah harus tetap (Equivalent).
c. Jarak antara suatu titik dengan titik lain di atas permukaan yang diubah harus tetap (Equidistant).
d. Sebuah peta yang diubah tidak mengalami penyimpangan (Distorsi).
1. Syarat Umum dalam Proyeksi Peta
Syarat-syarat umum dalam melakukan proyeksi peta antara lain:
a. Bentuk yang diubah harus tetap (Conform).
b. Luas permukan yang diubah harus tetap (Equivalent).
c. Jarak antara suatu titik dengan titik lain di atas permukaan yang diubah harus tetap (Equidistant).
d. Sebuah peta yang diubah tidak mengalami penyimpangan (Distorsi).
2. Jenis Proyeksi Peta
Secara umum, pengelompokan terhadap proyeksi peta adalah sebagai berikut.
a. Berdasarkan Jenis Bidang Proyeksi.
Berdasarkan atas jenis bidang proyeksinya, proyeksi peta ini terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
● Proyeksi bidang datar disebut pula proyeksi Azimutal atau Zenital, adalah proyeksi peta yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya.
● Proyeksi kerucut adalah proyeksi peta yang menggunakan bidang kerucut sebagai bidang proyeksinya.
● Proyeksi silinder adalah jenis proyeksi peta yang menggunakan bidang silinder sebagai bidang proyeksinya.
Secara umum, pengelompokan terhadap proyeksi peta adalah sebagai berikut.
a. Berdasarkan Jenis Bidang Proyeksi.
Berdasarkan atas jenis bidang proyeksinya, proyeksi peta ini terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
● Proyeksi bidang datar disebut pula proyeksi Azimutal atau Zenital, adalah proyeksi peta yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya.
● Proyeksi kerucut adalah proyeksi peta yang menggunakan bidang kerucut sebagai bidang proyeksinya.
● Proyeksi silinder adalah jenis proyeksi peta yang menggunakan bidang silinder sebagai bidang proyeksinya.
b. Berdasarkan Kedudukan Bidang Proyeksi.
Berdasarkan atas kedudukan bidang proyeksinya, ada tiga macam proyeksi peta yaitu:
● Proyeksi normal, adalah proyeksi peta yang garis karakteristiknya berhimpit dengan sumbu pendek ellipsoid, sehingga antara kedua garis tersebut tidak terbentuk sudut titik. Garis karakteristik merupakan garis sumbu dari bidang proyeksi peta.
● Proyeksi miring adalah proyeksi peta yang garis karakteristiknya membentuk sudut lancip dengan sumbu pendek ellipsoid, atau dapat pula dikatakan bahwa garis karakteristik tersebut membentuk sudut lancip dengan bidang ekuator.
● Proyeksi transversal adalah proyeksi peta yang garis karakteristiknya terletak di bidang ekuator.
Berdasarkan atas kedudukan bidang proyeksinya, ada tiga macam proyeksi peta yaitu:
● Proyeksi normal, adalah proyeksi peta yang garis karakteristiknya berhimpit dengan sumbu pendek ellipsoid, sehingga antara kedua garis tersebut tidak terbentuk sudut titik. Garis karakteristik merupakan garis sumbu dari bidang proyeksi peta.
● Proyeksi miring adalah proyeksi peta yang garis karakteristiknya membentuk sudut lancip dengan sumbu pendek ellipsoid, atau dapat pula dikatakan bahwa garis karakteristik tersebut membentuk sudut lancip dengan bidang ekuator.
● Proyeksi transversal adalah proyeksi peta yang garis karakteristiknya terletak di bidang ekuator.
3. Syarat-Syarat Proyeksi Peta
Syarat-syarat dalam proyeksi peta, yaitu:
a. Conform, adalah proyeksi peta yang mempertahankan besarnya sudut, sehinga sudut pada bidang lengkung (ellipsoid) akan sama besar dengan sudut tersebut pada bidang proyeksinya. Atau dengan kata lain, proyeksi ini mempertahankan bentuk yang sama.
b. Equidistant, adalah proyeksi peta yang mempertahankan jarak, sehingga panjang jarak pada bidang lengkung (ellipsoid) akan sama besar dengan panjang jarak pada bidang proyeksinya.
c. Equivalent, adalah proyeksi peta yang mempertahankan luas, sehingga luas suatu daerah pada bidang lengkung (ellipsoid) akan sama besar dengan luas daerah pada bidang proyeksinya.
Syarat-syarat dalam proyeksi peta, yaitu:
a. Conform, adalah proyeksi peta yang mempertahankan besarnya sudut, sehinga sudut pada bidang lengkung (ellipsoid) akan sama besar dengan sudut tersebut pada bidang proyeksinya. Atau dengan kata lain, proyeksi ini mempertahankan bentuk yang sama.
b. Equidistant, adalah proyeksi peta yang mempertahankan jarak, sehingga panjang jarak pada bidang lengkung (ellipsoid) akan sama besar dengan panjang jarak pada bidang proyeksinya.
c. Equivalent, adalah proyeksi peta yang mempertahankan luas, sehingga luas suatu daerah pada bidang lengkung (ellipsoid) akan sama besar dengan luas daerah pada bidang proyeksinya.
4. Sistem Proyeksi Peta di Indonesia
Sistem proyeksi peta yang digunakan di Indonesia antara lain:
a. Proyeksi Polyeder.
Sistem proyeksi polyeder termasuk ke dalam proyeksi lambert, yaitu sistem proyeksi kerucut normal conform. Dalam sistem proyeksi polyeder, lingkaran-lingkaran parallel diproyeksikan menjadi lingkaran-lingkaran konsentris dengan puncak kerucut sebagai pusatnya. Puncak kerucut tersebut merupakan proyeksi dari titik kutub, sedangkan garis lengkung meridian diproyeksikan menjadi garis-garis lurus yang konvergen ke pusat lingkaran-lingakaran parallel. Khusus untuk lingkaran parallel tempat bersinggungnya ellipsoid dengan bidang kerucut yang akan diproyeksikan secara equidistant. Lingkaran parallel ini disebut sebagai parallel standard, sedangkan jaringan garis-garis yang dibangun oleh garis-garis proyeksi lingkaran parallel dan lengkungan meridian dinamakan graticule.
Sistem proyeksi peta yang digunakan di Indonesia antara lain:
a. Proyeksi Polyeder.
Sistem proyeksi polyeder termasuk ke dalam proyeksi lambert, yaitu sistem proyeksi kerucut normal conform. Dalam sistem proyeksi polyeder, lingkaran-lingkaran parallel diproyeksikan menjadi lingkaran-lingkaran konsentris dengan puncak kerucut sebagai pusatnya. Puncak kerucut tersebut merupakan proyeksi dari titik kutub, sedangkan garis lengkung meridian diproyeksikan menjadi garis-garis lurus yang konvergen ke pusat lingkaran-lingakaran parallel. Khusus untuk lingkaran parallel tempat bersinggungnya ellipsoid dengan bidang kerucut yang akan diproyeksikan secara equidistant. Lingkaran parallel ini disebut sebagai parallel standard, sedangkan jaringan garis-garis yang dibangun oleh garis-garis proyeksi lingkaran parallel dan lengkungan meridian dinamakan graticule.
b. Proyeksi Mercantor
Proyeksi mercantor merupakan proyeksi silinder normal conform, artinya bidang proyeksi berupa bidang silinder yang mempunyai kedudukan normal, dengan sifat distorsi conform. Kedudukan bidang silinder terhadap bidang ellipsoid bersinggungan, dengan demikian lingkaran equator akan diproyeksikan secara equidistant. Pada proyeksi mercantor berlaku sistem koordinat tunggal sehingga untuk seluruh wilayah akan mempunyai salib sumbu koordinat yang sama dan semua lingkaran parallel dan lengkungan meridian akan diproyeksikan berupa garis lurus, sehingga jaringan garis-garis proyeksi tersebut membentuk grid.
Proyeksi mercantor merupakan proyeksi silinder normal conform, artinya bidang proyeksi berupa bidang silinder yang mempunyai kedudukan normal, dengan sifat distorsi conform. Kedudukan bidang silinder terhadap bidang ellipsoid bersinggungan, dengan demikian lingkaran equator akan diproyeksikan secara equidistant. Pada proyeksi mercantor berlaku sistem koordinat tunggal sehingga untuk seluruh wilayah akan mempunyai salib sumbu koordinat yang sama dan semua lingkaran parallel dan lengkungan meridian akan diproyeksikan berupa garis lurus, sehingga jaringan garis-garis proyeksi tersebut membentuk grid.
c. Proyeksi Universal Transverse Mercantor (UTM)
Proyeksi UTM merupakan proyeksi silinder transversal conform, artinya bidang proyeksinya berupa silinder yang mempunyai kedudukan transversal dan sifatnya distorsi conform. Dalam proyeksi UTM, lingkaran-lingkaran parallel diproyeksikan berupa garis lengkung yang menghadap ke utara untuk lingkaran parallel yang terletak di belahan bumi utara, sedangkan untuk lingkaran parallel yang terletak di belahan bumi selatan menghadap ke selatan. Lingkaran equator akan diproyeksikan berupa garis lurus yang terdapat di tengah-tengah dan memisahkan garis proyeksi lingkaran parallel yang menghadap ke utara dengan menghadap ke selatan. Garis lengkung meridian akan diproyeksikan berupa garis lengkung yang menghadap dan simetris terhadap proyeksi garis lengkung meridian tengah. Garis proyeksi meridian tengah berupa garis lurus. Dengan demikian pada sistem proyeksi ini semua garis proyeksi lengkungan meridian dan lingkaran parallel akan berupa garis lengkung.
Proyeksi UTM merupakan proyeksi silinder transversal conform, artinya bidang proyeksinya berupa silinder yang mempunyai kedudukan transversal dan sifatnya distorsi conform. Dalam proyeksi UTM, lingkaran-lingkaran parallel diproyeksikan berupa garis lengkung yang menghadap ke utara untuk lingkaran parallel yang terletak di belahan bumi utara, sedangkan untuk lingkaran parallel yang terletak di belahan bumi selatan menghadap ke selatan. Lingkaran equator akan diproyeksikan berupa garis lurus yang terdapat di tengah-tengah dan memisahkan garis proyeksi lingkaran parallel yang menghadap ke utara dengan menghadap ke selatan. Garis lengkung meridian akan diproyeksikan berupa garis lengkung yang menghadap dan simetris terhadap proyeksi garis lengkung meridian tengah. Garis proyeksi meridian tengah berupa garis lurus. Dengan demikian pada sistem proyeksi ini semua garis proyeksi lengkungan meridian dan lingkaran parallel akan berupa garis lengkung.
S1
Syarat pembuatan peta adalah Equivalent, artinya peta tersebut harus ….
S2
Sebuah peta yang diubah tidak mengalami penyimpangan dengan bentuk aslinya disebut ….
S3
Berdasarkan sifat yang dipertahankan proyeksi yang mempertahankan jarak daerah yang dipetakan, proyeksi tersebut disebut dengan .…
S4
Salah satu proyeksi yang disebut juga dengan Azimutal atau Zenital adalah ….
S5
Salah satu sistem proyeksi peta yang digunakan di Indonesia salah satunya adalah ….
S6
Berdasarkan atas kedudukan bidang proyeksinya, maka ada beberapa macam proyeksi peta. Salah satunya adalah ….
S7
Proyeksi peta memiliki beberapa syarat. Berikut yang termasuk ke dalam syarat proyeksi peta adalah ….
S8
Nana mendapat tugas sekolah untuk menggambar sebuah peta. Nana ingin membuat peta dengan membentuk sudut lancip dengan sumbu pendek ellipsoid. Jika peta yang akan dibuat Nana kita masukkan ke dalam jenis proyeksi peta, maka peta tersebut merupakan ….
S9
Proyeksi yang bidang silindernya berpotongan terhadap bidang elipsoid sehingga terjadi dua garis potong ialah ….
S10
Proyeksi yang memiliki bagian derajat ialah ….