Gagal Berpisah dan Gen Letal

Gagal Berpisah dan Gen Letal - Proses pembentukan gamet makhluk hidup terjadi melalui pembelahan meiosis. Selama proses meiosis berlangsung, terdapat kemungkinan terjadi peristiwa gagal berpisah (nondisjuction). Sehingga, terjadi ketidaksesuaian gamet yang dihasilkan. Gamet jadi memiliki jumlah kromosom yang tidak normal.

Jumlah kromosom menjadi tidak normal karena terjadi kegagalan pemisahan kromosom homolog pada saat meiosis I atau meiosis II. Jumlah kromosom pada gamet yang dihasilkan menjadi berubah. Semua jenis kromosom bisa mengalami peristiwa gagal berpisah. Perubahan jumlah kromosom pada gamet yang dihasilkan akan menyebabkan individu keturunan yang dihasilkan dari gamet tersebut juga mengalami perubahan.
Perubahan pada individu akibat gamet yang mengalami gagal berpisah antara lain adalah Aneuploidi dan Poliploidi. Aneuploidi adalah individu yang mengalami perubahan fenotip, misalnya individu yang mempunyai kromosom monosomi (2n – 1) atau trisomi (2n + 1). Sedangkan poliploidi adalah individu yang memiliki kelipatan jumlah kromosom. Contoh poliploidi misalnya gamet diploid (2n) bertemu dengan gamet haploid (n) menjadi triploid (3n), atau dua gamet diploid (2n) bersatu membentuk individu tetraploid (4n).
Pada keadaan poliploidi, jika individu memiliki jumlah set kromosom ganjil (n, 3n, 5n) maka individu tersebut biasanya bersifat steril atau tidak dapat menghasilkan keturunan. Mari perhatikan gambar berikut.
Peristiwa gagal berpisah pada manusia menyebabkan beberapa hal berikut:
  • XXX (wanita super) memiliki ciri-ciri : jumlah kromosom 47 (2n + 1) atau disebut juga trisomi, tubuh kurus dan lemah, tingkat kecerdasan rendah, dan biasanya mandul (fertil).
  • X0 (sindrom turner) dengan ciri-ciri : jumlah kromosom 45 (2n – 1) atau disebut juga monosomi, jenis kelamin wanita, tingkat kecerdasan di bawah rata-rata dan biasanya mandul.
  • XXY (sindrom klinefelter) dengan ciri-ciri : jumlah kromosom 47 (2n + 1) atau disebut juga trisomi, jenis kelamin laki-laki, memiliki lengan dan kaki yang pendek, mengalami keterbelakangan mental, dan biasanya mandul.
  • 0Y adalah individu yang mengalami kematian di dalam kandungan, bersifat letal.
  • sindrom down (gagal berpisah pada autosom) dengan ciri-ciri : jumlah kromosom 47, kromosom nomor 23 berjumlah tiga (trisomi), memiliki lengan dan kaki yang pendek, mengalami keterbelakangan mental atau idiot.

Gen Letal

            Gen letal adalah gen yang menyebabkan kematian pada individu yang memiliki genotipe homozigot. Artinya, jika individu memiliki gen letal dalam keadaan homozigot, maka individu tersebut akan mengalami kematian. Kematian pada individu dapat terjadi pada awal perkembangan individu, embrio, setelah lahir atau saat menjelang dewasa.
            Gen letal dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu gen letal resesif dan gen letal dominan. Untuk lebih mengetahui kedua jenis gen letal tersebut, mari pahami uraian di bawah ini.

Gen Letal Resesif

Pada gen letal resesif, individu akan mati apabila memiliki gen letal homozigot resesif. Beberapa contoh gen letal resesif antara lain adalah:
  1. Tumbuhan Albino (Klorosis) adalah kelainan pada tumbuhan akibat tidak memiliki klorofil (albino). Tumbuhan yang terkena klorosis memiliki daun lembaga yang tidak berklorofil, sehingga semua bagian kecambah menjadi pucat. Individu tumbuhan yang memiliki genotipe homozigot resesif mengalami letal atau kematian.
  2. Sicklemia (sickle cell anemia) adalah kelainan pada sel darah merah manusia karena sel darah merah berbentuk bulan sabit (setengah dari bentuk normal). Akibatnya, individu yang memiliki genotipe homozigot resesif HbS HbS bersifat letal karena sel darah merah tidak stabil dalam mengikat oksigen dan mentransfer nutrisi.

Gen Letal Dominan

            Pada gen letal dominan, individu akan mengalami kematian jika memiliki genotipe homozigot dominan. Sedangkan individu yang memiliki genotipe heterozigot dan homozigot resesif dapat bertahan hidup. Beberapa contoh gen letal dominan adalah:
Tikus Berambut Kuning
Tikus yang memiliki rambut berwarna kuning homozigot dominan mengalami kematian di dalam kandungan. Kemudian, embrio tikus akan diserap oleh tubuh induknya. Sehingga individu tikus berambut kuning homozigot dominan (KK) tidak pernah dilahirkan.
Diagram perkawinan tikus yang memiliki gen letal rambut kuning.
Talasemia
            Talasemia merupakan penyakit menurun pada darah manusia yang disebabkan oleh kelainan hemoglobin. Penderita talasemia akan mengalami anemia berat. Talasemia disebabkan oleh gen Th yang bersifat dominan. Individu yag memiliki genotipe homozigot dominan ThTh bersifat letal dan cenderung meninggal. Tetapi, individu yang memiliki genotipe Thth dan thth adalah normal dan mampu bertahan hidup.
Ayam Redep
            Ayam redep adalah keadaan ayam yang memiliki pertumbuhan tulang tidak normal. Pada ayam yang memiliki genotipe Cc, pertumbuhan tulang sedikit terganggu dan menyebabkan individu ayam memiliki ukuran kaki yang pendek. Sementara ayam yang memiliki genotipe cc adalah ayam normal. Ayam yang memiliki genotipe CC umumnya sudah mati pada saat embrio.
Diagram perkawinan ayam redep.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel