Energi Terbarukan dan Tak Terbarukan
Energi Terbarukan dan Tak Terbarukan -Dalam melakukan aktivitas, manusia butuh energi, tanpa energi kita tidak dapat berkarya. Dalam kehidupan yang semakin canggih dewasa ini kebutuhan akan energi semakin besar. Sehingga mendorong manusia untuk mencari dan menggali sumber-sumber energi dan mengubahnya ke dalam bentuk energi yang diperlukan.
Energi Terbarukan dan Tak Terbarukan |
Dalam kesempatan ini kita akan membahas tentang jenis energi yang terbarukan (sumber energi yang dapat diperbaharui) dan tak terbarukan (sumber energi yang tidak dapat diperbaharui).
Apa saja energi terbarukan dan energi tidak terbarukan itu?
Energi terbarukan
Energi ini termasuk salah satu sumber energi perolehan dan energi modal, dimana energi yang dihasilkannya tak terhabiskan dan dapat diperbaharui. Energi terbarukan harus terus dikembangkan. Contoh – contoh energi terbarukan antara lain:
Energi matahari
Energi ini telah lama dirasakan oleh manusia. Disamping untuk mengeringkan sesuatu, pada jaman romawi kuno energi matahari yang dipusatkan pada cermin digunakan untuk membakar kapal-kapal.
Energi laut
Ada tiga macam energi dari laut, yaitu energi ombak, energi pasang surut dan energi panas laut. Dalam kenyataannya, yang paling mudah dimanfaatkan dan yang paling banyak jenisnya adalah pembangkit listrik tenaga ombak.
Energi angin
Bumi menerima sinar matahari secara tidak merata pada setiap permukaan, maka terbentuklah angin. Angin yang berhembus menghasilkan energi kinetik yang dapat digunakan untuk menjalankan turbin angin. Sumber energi yang satu ini banyak digunakan di daerah pesisir yang memiliki kecepatan angin yang besar.
Energi air
Pembangkit hidro adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi air untuk menghasilkan listrik, atau lebih umum dikenal dengan sebutan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air). Energi mekanik yang dihasilkan turbin berasal dari energi kinetik air. Turbin yang digunakan memiliki jenis yang berbeda-beda, antara lain crossflow, pelton, francise.
Energi panas
Energi panas bumi adalah energi yang diekstraksi dari panas yang tersimpan di dalam bumi. Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi yang terjadi sejak planet ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh permukaan bumi.
Energi Tak Terbarukan
Energi tak terbarukan adalah energi yang diperoleh dari sumber daya alam yang waktu pembentukannya sampai jutaan tahun. Dikatakan tak terbarukan karena, apabila sejumlah sumbernya dieksplotasikan, maka untuk mengganti sumber sejenis dengan jumlah yang sama, baru mungkin atau belum pasti akan terjadi dalam jutaan tahun yang akan datang. Hal ini karena disamping waktu terbentuknya yang sangat lama, cara terbentuknya, lingkungan tempat terkumpulkan bahan dasar sumber energi inipun tergantung dari proses dan keadaan geologis saat itu. Contoh dari energi tak terbarukan yang sangat dikenal yaitu minyak bumi. Dari cara terbentukknya, minyak bumi atau minyak mentah merupakan senyawa hidrokarbon yang berasal dari sisa-sisa kehidupan purbakala (fosil), baik berupa hewan, maupun tumbuhan.
Dewasa ini di berbagai negara di belahan dunia termasuk Indonesia, aktivitas pencarian energi alternatif untuk menggantikan energi tak terbarukan sedang digalakkan, biasanya dengan melakukan penelitian mengenai kandungan senyawa kimiawi terhadap spesies tumbuhan tertentu, dilanjutkan dengan berbagai proses percobaan, agar energi yang dihasilkan setara dengan atau paling tidak mendekati besarnya energi yang diperoleh dari sumber energi tak terbarukan itu. Contoh energi fosil : batubara dan minyak bumi juga uranium.
Para pengusung energi non-nuklir tidak memasukkan tenaga nuklir (yang berbahan dasar uranium) sebagai bagian energi berkelanjutan (terbarukan) karena persediaan uranium-235 di alam ada batasnya, katakanlah ratusan tahun. Tetapi, para penggiat nuklir berargumentasi bahwa nuklir termasuk energi berkelanjutan (terbarukan) jika digunakan sebagai bahan bakar di reaktor pembiak cepat (FBR: Fast Breeder Reactor) karena cadangan bahan bakar nuklir bisa "beranak" ratusan hingga ribuan kali lipat.
Itulah sebabnya mengapa negara-negara maju tertentu enggan meninggalkan nuklir meski resiko radioaktif yang diterimanya tidak ringan.