Contoh Soal Penokohan dan Sudut Pandang dalam Cerpen
Contoh Soal Penokohan dan Sudut Pandang dalam Cerpen - Tokoh adalah pelaku cerita dalam cerpen, sedangkan penokohan adalah penggambaran watak tokoh-tokoh yang terlibat dalam cerpen. Berdasarkan perannya dalam cerita, tokoh terdiri atas tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama adalah tokoh yang mendominasi seluruh cerita. Perannya selalu hadir dari awal hingga akhir, bahkan menentukan keseluruhan isi cerita. Adapun tokoh pembantu adalah tokoh yang diceritakan secara sekilas dan melengkapi cerita yang dibangun oleh tokoh utama.
Selain itu, berdasarkan posisinya dalam cerita, tokoh terbagi menjadi dua, yaitu protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang memegang kendali cerita dalam cerpen. Tokoh protagonis biasanya menimbulkan simpati bahkan empati terhadap pembaca karena konflik yang dialaminya dalam cerita. Dengan perkataan lain, tokoh protagonis adalah pelaku peristiwa utama dalam cerita. Itulah sebabnya tokoh protagonis biasanya memiliki watak yang baik.
Sebaliknya, tokoh antagonis adalah tokoh yang melawan tokoh protagonis. Tokoh antagonis merupakan penyebab munculnya konflik yang dialami oleh tokoh protagonis. Tokoh antagonis biasanya memiliki watak yang buruk.
Tokoh memegang peranan penting dalam sebuah cerpen. Tokoh adalah pelaku seluruh peristiwa dalam cerpen. Di dalam sebuah cerpen, paling tidak ada satu tokoh yang terlibat. Sebagai pelaku cerita, tokoh tentu memiliki watak-watak tertentu yang berhubungan dengan cara tokoh tersebut menghadapi seluruh peristiwa yang dialaminya. Penggambaran watak itulah yang disebut dengan penokohan. Misalnya, tokoh yang berwatak baik, dermawan, penyabar, tulus, jahat, pelit, pendendam, dan lain-lain.
Perhatikan cuplikan cerpen berikut ini.
Pada cuplikan cerpen di atas, dapat dilihat bahwa tokoh yang terlibat di dalamnya adalah Andika dan Yadin. Tokoh utama cerpen tersebut adalah Andika, sedangkan tokoh pendukungnya adalah Yadin. Berdasarkan posisinya, Andika adalah tokoh protagonis karena dia merupakan pusat cerita dan berwatak baik. Adapun Yadin merupakan tokoh antagonis karena posisinya sebagai penyebab konfliknya. Watak tokoh Andika adalah tidak pandai bergaul dan penyabar, sedangkan watak tokoh Yadin adalah penggangu dan nakal.
Sudut Pandang (Point of View)
Selain adanya pelaku cerita yang disebut dengan tokoh, dalam cerpen juga terdapat pencerita (narator). Pencerita berfungsi menceritakan rangkaian peristiwa dalam cerpen. Pencerita bisa merupakan tokoh dalam cerpen tersebut atau “tokoh lain” di luar cerpen yang seolah-olah mewakili pengarang cerpen untuk menceritakan cerpennya. Cara pencerita menceritakan peristiwa dalam cerpen disebut dengan sudut pandang.
Secara garis besar, sudut pandang dibedakan menjadi dua persona, yaitu sudut pandang orang pertama (persona “aku”) dan sudut pandang orang ketiga (persona “dia). Sudut pandang orang ketiga terdiri atas “dia” terbatas dan “dia” mahatahu. Sebenarnya, ada pula sudut pandang campuran, yaitu sudut pandang yang menggabungkan persona “dia” dan “aku”. Hanya saja, sudut pandang tersebut jarang digunakan. Untuk memahami perbedaannya, berikut penjelasannya.
A. Sudut pandang orang pertama (aku), yaitu sudut pandang yang menggunakan persona aku dalam cerita. Jadi, cerpen yang menggunakan sudut pandang ini diceritakan oleh tokoh “aku”. Tokoh “aku” memegang peranan penting karena jalan cerita ditentukan olehnya. Sebagai contoh, lihat cuplikan cerpen berikut.
Setelah terdengar bunyi dentuman, aku segera bersembunyi di balik ranjang. Meskipun panik, aku berusaha menguasai diri. Di luar jendela sudah terdengar suara-suara yang kacau, antara teriakan, tangisan, kemarahan, kutukan, semua lebur menjadi satu. Aku tak tahu harus menempatkan posisi diriku di mana. Yang aku tahu, Mas Din tak berada di sampingku saat teror itu mulai bertubi-tubi dilancarkan.
(Teror, oleh: Reza Sukma Nugraha)
B. Sudut pandang orang ketiga terbatas (dia terbatas), yaitu cerita yang seolah-olah diceritakan langsung oleh pengarang melalui seorang tokoh dalam cerpen. Dengan sudut pandang ini, pengarang seolah-olah tidak mengetahui peristiwa lain di luar peristiwa yang dialami oleh pencerita. Sebagai contoh, lihat cuplikan berikut:
Yusril mengenal Nurani sebagai perempuan tangguh. Dia selalu melihat gadis yatim piatu itu tak pernah kenal lelah menghidupi dirinya dan kedua adiknya. Selepas shubuh, Yusril sudah menyaksikan Nurani membawa banyak dagangan untuk dijajakan di warung kecil miliknya. Tapi sekitar pukul tujuh, Nurani tampak sibuk menyiapkan sarapan, bahkan mengantar adiknya yang masih kecil ke sekolah.
Tapi, entah apa yang terjadi dengan Nurani. Sudah dua hari, batang hidungnya tak kelihatan. Sepulang berjamaah subuh di masjid, Yusril ingin sekali menengok ke rumah Nurani. Tapi, apa daya, dia khawatir timbul fitnah di mata orang-orang.
Tapi, entah apa yang terjadi dengan Nurani. Sudah dua hari, batang hidungnya tak kelihatan. Sepulang berjamaah subuh di masjid, Yusril ingin sekali menengok ke rumah Nurani. Tapi, apa daya, dia khawatir timbul fitnah di mata orang-orang.
(Kehilangan Nurani, oleh: Reza Sukma Nugraha)
C. Sudut pandang orang ketiga mahatahu (diaan maha tahu), yaitu cerita yang diceritakan langsung oleh pengarang. Pengarang menempatkan dirinya sebagai pencerita yang tahu semua peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokohnya. Sebagai contoh, lihat cuplikan cerpen berikut ini.
Pagi-pagi buta, Diana sudah membuka laptopnya. Tidak lupa, dia mencolokkan modem agar segera laptopnya terkoneksi dengan internet. Meski sangat ngantuk, dia rela menyisihkan waktu tidurnya untuk bisa ngobrol dengan Amira, saudara kembarnya yang memilih untuk melanjutkan studi di Amerika Serikat sejak satu bulan lalu.
Di seberang sana, Amira tampak semangat menunggu Diana. Dia sangat rindu saudara kembar identiknya itu. Meski selama di Indonesia, tiada hari tanpa bertengkar, tapi kini mereka selalu diliputi rindu setiap waktu. Apalagi Amira hidup sendiri jauh dari keluarga. Maka, Diana adalah satu-satunya orang yang selalu menghibur kesedihannya.
Di seberang sana, Amira tampak semangat menunggu Diana. Dia sangat rindu saudara kembar identiknya itu. Meski selama di Indonesia, tiada hari tanpa bertengkar, tapi kini mereka selalu diliputi rindu setiap waktu. Apalagi Amira hidup sendiri jauh dari keluarga. Maka, Diana adalah satu-satunya orang yang selalu menghibur kesedihannya.
(Amira dan Diana, oleh: Reza Sukma Nugraha)
S1
Tokoh protagonis dalam kutipan cerpen tersebut adalah ....
S2
Tokoh protagonis dalam kutipan cerpen tersebut adalah ....
S3
Watak tokoh Dina dalam kutipan cerpen di atas adalah ....
S4
Bukti bahwa tokoh ibu memiliki watak bijaksana adalah ....
S5
Perbedaan watak tokoh Aya dan ibunya adalah ....
S6
Bukti bahwa tokoh Evi memiliki watak peduli adalah ....
S7
Bukti bahwa tokoh Toni memiliki watak yang bijaksana adalah ....
S8
Cerpen yang memiliki sudut pandang orang pertama adalah ....
S9
Cerpen yang menggunakan sudut pandang orang ketiga terbatas adalah ....
S10
Perhatikan cuplikan cerpen berikut ini!
Badrudin diam memaku di sudut jalan. Dipegangnya amplop di tangannya dengan erat. Dia terus memandangi wajah amplop dengan wajah penuh kebingungan. Terbayang-bayang dalam benaknya, Sutinah menunggu di ujung pintu dengan tatapan tajam. Istrinya yang telah dinikahi dua puluh tahun lalu itu pasti berharap Badrudin dengan amplop yang berisi tebal. Padahal, amplop yang berisi upah pemberian Haji Diman itu sangat jauh panggang dari api. Semua akibat bulan lalu, Badrudin berutang taruhan judi pada Samin.
Bukti bahwa cerpen tersebut menggunakan sudut pandang orang ketiga terbatas adalah ....