Contoh Soal Interpretasi Teks Cerita Pendek

Contoh Soal Interpretasi Teks Cerita PendekAnak-anak yang ibu banggakan, pada pertemuan yang lalu kita telah mempelajari bagaimana cara mengidentifikasi teks cerita pendek. Dalam identifikasi, kita bisa memahami bagian-bagian teks dengan benar dan juga bisa mengetahui kekurangan dalam teks baik itu berkenaan dengan struktur atau isinya. Pada pertemuan kali ini, kita akan belajar bersama-sama cara menginterpretasi teks cerita pendek dengan tepat.
Perhatikan gambar di bawah ini!

      Setelah mengamatinya, tentu akan timbul berbagai macam pertanyaan, bukan? Pertanyaan yang ada pada gambar salah satunya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang dinamakan dengan interpretasi yaitu memaknai sebuah kejadian. 
      Menginterpretasi teks cerita yaitu mencari nilai-nilai kehidupan yang akan disampaikan penulis dengan cara menemukan latar belakang tokoh cerita, mengaitkan fakta dengan cerita, menganalisis karakteristik tokoh, mengaitkan keberhasilan tokoh dengan fakta kehidupan, dan menemukan nilai-nilai kehidupan meliputi nilai sosial, agama, budaya, dan moral.

Perhatikan contoh di bawah ini!

Langit mulai kelabu. Malika terlihat was-was dan ingin segera pulang karena seragamnya tak akan mudah kering kalau kehujanan. Ia teringat ibunya yang sedang menjaga toko milik juragan pasar, Pak Kusmiadi, dan rumah bambunya yang mungkin akan segera basah karena terkena rembesan air hujan, serta Kinan, sahabatnya yang sudah tiga hari tak masuk sekolah, entah kenapa?
(Tak Harus Kaya untuk Menolong, Kumcer, Cetta Rewara P)

Mari analisis!

  1. Masalah utama yang mengakibatkan tokoh Malika was-was ialah keadaan langit yang mulai kelabu karena sebentar lagi pasti turun hujan. Bagi sebagian orang, hujan merupakan berkah, tetapi bagi Malika hujan menimbulkan banyak masalah antara lain:
• Baju seragamnya akan basah dan bisa jadi besok dia tidak bisa bersekolah.

• Ibunya akan kehujanan dan bisa jadi akan sakit.

• Rumahnya akan basah karena rembesan hujan.
Tahapan :
Masalah pemicu → dampak masalah (interpretasi)

2. Nilai kehidupan yang nampak pada kutipan teks cerita di atas ialah nilai sosial dan moral.
Nilai moral : kepedulian tokoh terhadap ibu dan sahabatnya Kinan ketika hujan turun dan dia tidak didekat mereka khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Nilai sosial : kekhawatiran hujan akan membuat rumahnya basah dan banjir yang akan menimbulkan kehilangan harta benda dan menimbulkan penyakit.
      Nah, kegiatan yang baru saja kita lakukan ialah menginterpretasi teks cerita. Melalui interpretasi, kita bisa menangkap makna dari teks yang kita baca. Makna terkandung dalam setiap kalimat, bahkan dalam setiap kata yang disusun oleh pengarang. Hal-hal tersebut akan terlukiskan dalam tokoh, latar, dan amanat dalam cerpen.

Poin Penting

  1. Menginterpretasi teks cerita yaitu mencari nilai-nilai kehidupan yang ada dalam teks cerita.
  2. Cara menginterpretasi teks cerita: • menemukan latar belakang tokoh cerita • mengaitkan fakta dengan cerita • menganalisis karakteristik tokoh • mengaitkan keberhasilan tokoh dengan fakta kehidupan • menemukan nilai-nilai kehidupan meliputi nilai sosial, agama, budaya, dan moral.
  3. Nilai-nilai kehidupan yang nampak pada teks cerita: • nilai sosial : berhubungan dengan masyarakat • nilai agama : berhubungan dengan hukum-hukum agama yang telah diatur oleh Tuhan • nilai budaya : berhubungan dengan adat istiadat masyarakat setempat. • nilai moral : berhubungan dengan perilaku manusia

Contoh Soal Interpretasi Teks Cerita Pendek



Percakapan berhenti sampai di situ, perasaan iri Doni muncul lagi. Dalam beberapa bulan ini Wisnu sudah menjadi orang penting di rumah keluarga Harimanto, maupun di rumah Oma, neneknya. Padahal, usia kakaknya itu hanya terpaut satu tahun dua bulan. Dan apa yang dikerjakan Wisnu, rasanya Doni juga bisa mengerjakannya. Bukankah ia sudah sering memperhatikan Wisnu bekerja?
      Mulanya sederhana saja. Suatu hari setrikaan di rumah rusak. Mbok Sur dan Mbok Mita tak dapat memperbaikinya. Ayah dan Ibu sedang di kantor. Lalu tampillah Wisnu. Ia memeriksa setrikaan itu. Lalu ia pergi ke toko alat-alat listrik untuk membeli elemen setrikaan. Di rumah dipasangnya elemen itu dan ... setrika itu pun panas dan bagus kembali. Mbok Sur sangat gembira karena pekerjaannya tidak jadi terbengkalai.

Try it!

("Sebuah Pengakuan Buat Doni", Kumcer Bobo, Ny Widya Suwarna )
Kejadian yang membuat Doni iri terhadap Wisnu sesuai teks cerita di atas ialah ....
1) Ahmed mengangguk-angguk. Lalu ia berkata, “Nah, saya ingin mengajukan satu pertanyaan lagi. 2) Misalnya suatu hari kalian melihat putra tuan rumah yang berumur enam tahun masuk kamar ibunya dan mengambil uang Rp100,00 dari dompet ibunya. 3) Apa yang kalian lakukan?”
4) “Saya akan membiarkannya. Itu urusan majikan. 5) Sebagai pembantu saya tidak mencampuri urusan tersebut!” kata Zuleha.
("Diuji dengan Mimpi", Kumcer Bobo, Ny Widya Suwarna )
Sikap yang tidak sesuai dengan nilai agama ialah nomor ....
Sejenak Ira ragu-ragu. Apakah sebaiknya ia pura-pura tidak mengenal Mbahnya? Tapi, Mbah sudah berkorban banyak untuknya. Dan Mbah selalu mengajarnya untuk berani menghadapi kenyataan.
      Agnes belum lagi bangkit, Ira sudah menghambur ke depan. Kawan-kawan mengira Ira mau menyuruh pengamen itu pergi. Tapi, Ira membuka pintu gerbang dan berkata, “Mbah, ini rumah Yuli. Mbah mau minum dulu?”

("Pengamen itu Nenek Si Ira", Kumcer Bobo, Ny Widya Suwarna )
Ira tidak malu memperkenalkan Mbahnya kepada teman-temannya karena ....
Latar tempat kejadian lengan Rene terluka berdasarkan teks cerita ialah ....
Di atas lapangan pasir yang luas membentang di depan puluhan rumah panggung milik pendunduk, ratusan orang berkumpul membentuk sebuah lingkaran yang sangat besar. Di dalam lingkaran itu sedang terjadi atraksi (atau ritual) tradisional, di mana para penarinya mengenakan kostum yang terbuat dari daun kelapa menutupi seluruh tubuh mereka. Para penari ini juga memakai topeng kayu berbentuk wajah burung.
“Tari Hudoq,” bisik Rosmina pada Rene, “mungkin mereka sedang berdoa untuk persiapan masa panen. Atau mereka sedang merayakan hasil panen,” tunjuknya pada tumpukan kelapa dan padi yang tampak di tengah-tengah lingkaran massa.
("12 Menit", Karya Oka Aurora)
Nilai-nilai kehidupan yang menonjol pada kutipan teks cerita di atas ialah ialah ....
Perhatikan dengan saksama rekaman teks cerita berikut!
Amel menjadi sebal pada Norris karena ...
Aku menatap sekeliling dengan bola mata membesar. Meski cemas dengan tujuan kami, aku menikmati petualangan ini. Lihatlah! kami baru saja melewati serumpun pohon pisang liar yang sedang berbuah. Itu sebenarnya biasa saja, siapa yang tidak pernah melihat pohon pisang, tapi menemukan pohon pisang di tengah hutan lebat, itu sungguh pengalaman baru. Beberapa ekor monyet yang sedang menikmati buah pisang berlarian saat kami lewat. Maya berdiri lama, memperhatikan monyet-monyet itu. Lucu sekali melihat monyet-monyet lintang pukang sambil mengenggam pisang, sebelum diteriaki paman agar terus maju.
("Amelia", Tere Liye )
Pengalaman baru yang didapatkan tokoh Aku pada penggakan teks cerita ialah ....
Setelah melewati jalan aspal hampir setengah jam, di pertigaan kecil motor trailer berbelok masuk ke jalan setapak. Aku memperhatikan jalan yang kami ambil. Aku belum pernah diajak ke bagian hutan ini. Motor trail meraung melewati kubangan lumpur. Badan kami sesekali terbanting karena lubang. Maya memelukku semakin erat. Aku tidak terlalu cemas, Paman Unus lihai melewatinya. Itulah gunanya motor trail berisik Paman, bukan untuk bergaya, melainkan untuk menaklukkan medan berat seperti ini.
("Amelia", Tere Liye )
Karakter Paman Unus yang nampak pada kutipan teks cerita di atas ialah ....
Semua orang menoleh ke arah Paman.
“Tidak. Aku tidak bisa, Bapak-bapak. Aku sepakat dengan Bapaknya Can, itu benar, orang-orang akan semakin salah-paham.” Paman Unus menggeleng pelan.
“Oi, jadi siapa yang bisa?” Mang Dullah berseru lantang.
Tikar pandan itu lengang sejenak.
Aku yang sejak tadi diam mendengar percakapan, memberanikan diri mengacungkan tangan.
Kak Bujuk menoleh. Yang lain ikut menoleh.
“Iya, Amel?”
Aku menelan ludah, “Boleh, eh, boleh Amel bicara?”
“Tentu saja kamu boleh bicara, Amel. Kau diajak secara resmi dalam pertemuan ini.” Kak Bujuk tersenyum. “Dan kau harus tahu, sepengetahuanku, kau adalah peserta paling muda dalam sejarah pertemuan tetua kampung.”
("Amelia", Tere Liye)
Keterkaitan nilai-nilai teks cerita di atas dengan kehidupan sehari-hari ialah ....
Lidah matahari bergerak lamban ke arah garis laut sebelah barat. Kawasan langit berubah oleh pesta warna merah keperakan, kelabu, dan jingga. Jauh di seberang, sekelompok mega merangkak di antara bintang-bintang samar dibayangi lengkungan bias rembulan yang mengintip dari kaki langit sebelah timur. Angin bersiul mengutarakan irama penyambut malam.
("Anak-Anak Langit", Zhaenal Fanani )
Suasana yang sedang diceritakan pada kutipan teks cerita di atas ialah ....

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel