Contoh Soal Mengidentifikasi Pusat Pertumbuhan Wilayah
Contoh Soal Mengidentifikasi Pusat Pertumbuhan Wilayah - Penentuan batas wilayah pertumbuhan atau wilayah pembangunan merupakan hal yang sangat penting.
A. BATAS WILAYAH
Jika ingin membangun suatu wilayah, agar sasaran yang hendak dicapai dapat terlaksana secara efisien, dengan biaya, tenaga, dan waktu yang tepat, maka batas wilayah harus jelas. Dengan demikian, semua sumber daya dapat difungsikan secara optimal.
Ada dua cara untuk menentukan batas wilayah pertumbuhan atau wilayah pembangunan, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif.
1) Kualitatif
Setiap wilayah pertumbuhan memiliki ciri-ciri tertentu sehingga dapat dibedakan dengan wilayah pertumbuhan lainnya. Ciri-ciri tersebut jika dilihat secara keseluruhan akan memunculkan gambaran (image) yang mencolok. Misalnya, wilayah perkebunan kelapa sawit memiliki ciri khas tanaman kelapa sawit yang terhampar luas. Wilayah inti (core) seluruhnya ditanami kelapa sawit. Kian jauh dari daerah inti, persentase tanaman kelapa sawit makin berkurang. Pada jarak tertentu, penduduk di wilayah tersebut masih banyak yang menanam kelapa sawit, tetapi sebagian besar penduduknya menanam pohon karet. Lebih jauh lagi, sudah tidak dijumpai penduduk yang menanam kelapa sawit dan seluruh penduduk sudah menanam pohon karet. Dengan demikian, pada dua wilayah tersebut terdapat wilayah yang tumpang tindih.
1) Kualitatif
Setiap wilayah pertumbuhan memiliki ciri-ciri tertentu sehingga dapat dibedakan dengan wilayah pertumbuhan lainnya. Ciri-ciri tersebut jika dilihat secara keseluruhan akan memunculkan gambaran (image) yang mencolok. Misalnya, wilayah perkebunan kelapa sawit memiliki ciri khas tanaman kelapa sawit yang terhampar luas. Wilayah inti (core) seluruhnya ditanami kelapa sawit. Kian jauh dari daerah inti, persentase tanaman kelapa sawit makin berkurang. Pada jarak tertentu, penduduk di wilayah tersebut masih banyak yang menanam kelapa sawit, tetapi sebagian besar penduduknya menanam pohon karet. Lebih jauh lagi, sudah tidak dijumpai penduduk yang menanam kelapa sawit dan seluruh penduduk sudah menanam pohon karet. Dengan demikian, pada dua wilayah tersebut terdapat wilayah yang tumpang tindih.
Bagaimana menentukan batas wilayah perkebunan kelapa sawit dan wilayah perkebunan karet ? Penentuan batas wilayah tersebut dilakukan melalui pengamatan atau perkiraan yang didasarkan karakteristik wilayah tertentu. Dengan demikian, batas yang dihasilkan bisa jadi kurang memuaskan dan bisa menimbulkan masalah. Penentuan batas semacam itu disebut penentuan batas secara kualitatif.
2) Kuantitatif
Penentuan wilayah secara kuantitatif adalah penentuan batas wilayah berdasarkan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif. Ukuran tersebut diambil dari data-data (umumnya data angka) yang kemudian digambarkan dalam bentuk peta sehingga pola keruangan dapat digambarkan. Sebagai contoh adalah model pewilayahan klimatologis. Untuk menentukan batas pewilayahan, digunakan stasiun-stasiun pengamat cuaca yang tersebar di berbagai wilayah. Stasiun pengamat ditetapkan sebagai pusat (core). Antara dua stasiun yang berdekatan dihubungkan dengan garis lurus, kemudian dibuat garis berat. Garis berat ini merupakan batas antara stasiun satu dengan yang lainnya. Jika beberapa stasiun yang berdekatan dibuat garis sejenis, akan terbentuklah suatu poligon dan dinamakan dengan poligon Thiessen.
Penentuan wilayah secara kuantitatif adalah penentuan batas wilayah berdasarkan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif. Ukuran tersebut diambil dari data-data (umumnya data angka) yang kemudian digambarkan dalam bentuk peta sehingga pola keruangan dapat digambarkan. Sebagai contoh adalah model pewilayahan klimatologis. Untuk menentukan batas pewilayahan, digunakan stasiun-stasiun pengamat cuaca yang tersebar di berbagai wilayah. Stasiun pengamat ditetapkan sebagai pusat (core). Antara dua stasiun yang berdekatan dihubungkan dengan garis lurus, kemudian dibuat garis berat. Garis berat ini merupakan batas antara stasiun satu dengan yang lainnya. Jika beberapa stasiun yang berdekatan dibuat garis sejenis, akan terbentuklah suatu poligon dan dinamakan dengan poligon Thiessen.
B. PENGEMBANGAN WILAYAH MENURUT PUSAT PERTUMBUHAN
Pusat pertumbuhan adalah suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhannya sangat pesat sehingga mempengaruhi perkembangan kawasan lain di sekitarnya. Dalam kajian Geografi, dikenal dua istilah yang memiliki arti hampir sama, yaitu pusat pertumbuhan (growth center) dan kutub pertumbuhan (growth poles).
Pusat pertumbuhan berkaitan erat dengan konsep keruangan, sedangkan kutub pertumbuhan awalnya merupakan konsep ekonomi. Konsep kutub pertumbuhan dikemukakan oleh Francois Perroux, seorang ilmuwan berkebangsaan Prancis. Kutub pertumbuhan ditandai dengan keberadaan industri penggerak berskala besar dan cenderung mendominasi industri lain, mempunyai kaitan antar industri yang kuat, dan menunjukkan kemampuan berkembang pesat.
Menurut Hircshman (1958), jika di suatu lokasi atau tempat tertentu terdapat penanaman modal untuk mendirikan industri dan berbagai kegiatan ekonomi lainnya yang bersifat terus-menerus, maka tempat tersebut akan lebih maju dan berkembang dibanding daerah lain. Jika ada industri akan didirikan, mereka akan memilih tempat yang berdekatan dengan daerah industri yang telah ada, karena telah tersedia fasilitas yang memadai, seperti listrik, air bersih, dan prasarana jalan. Daerah yang maju itu disebut ‘pusat pertumbuhan’, sedangkan daerah yang belum maju disebut ‘pinggiran’. Oleh karena itu, daerah yang maju akan semakin maju, sementara daerah yang terbelakang akan tetap terbelakang. Gejala itu akan hilang jika terjadi efek penetesan ke bawah (trickle down effect) dari faktor-faktor (yang menyebabkan kemajuan) di wilayah pusat menuju daerah pinggiran.
Menurut Myrdal (1957), gejala ketidakseimbangan akan hilang jika terjadi dua efek mekanisme pokok, yaitu efek sebar (spread effect) dan efek serap (backwash effect). Contoh efek sebar adalah pertumbuhan atau pembangunan di suatu kota mendorong juga dalam kegiatan pertanian di pedesaan sekitarnya. Contoh efek serap adalah pertumbuhan suatu kota akan mengakibatkan perpindahan modal dan sumber lain, seperti tenaga kerja, tenaga ahli, listrik, dan transportasi ke daerah lain yang berdekatan. Dengan demikian, pusat-pusat pertumbuhan tersebut akan menyebar ke berbagai wilayah dan menyerap potensi-potensi daerah lain sekitarnya.
Adapun Douglass (1970), memperkenalkan lahirnya keterkaitan desa-kota (rural-urban linkages) dalam pengembangan wilayah. Teorinya mengatakan bahwa desa dan kota merupakan dua wilayah yang tidak terpisahkan sehingga dalam perkembangan di Indonesia muncul istilah konsep ‘agropolitan’, yaitu pedesaan dikembangkan sebagai pusat kota pertanian yang dapat melayani daerah sekitarnya. Sebagai contoh adalah Lembang dan Cipanas.
S1
Jika menginginkan tujuan pembangunan terlaksana dengan efektif dan efisien maka perlu memperjelas ….
S2
Penentuan batas wilayah secara kualitatif dilakukan dengan ….
S3
Penentuan wilayah secara kuantitatif adalah penentuan batas wilayah berdasarkan ….
S4
Pusat pertumbuhan berkaitan erat dengan ….
S5
Konsep kutub pertumbuhan dikemukakan oleh ….
S6
Kutub pertumbuhan ditandai dengan keberadaan ….
S7
Menurut Hircshman (1958), jika di suatu lokasi atau tempat tertentu terdapat …. maka tempat tersebut akan lebih maju dan berkembang dibanding daerah lain.
S8
Gejala penting yang dikemukan oleh Hircshman (1958) terkait pengaruh pusat pertumbuhan, disebut ….
S9
Pertumbuhan suatu kota akan mengakibatkan perpindahan modal dan sumber lain. Gejala ini dikenal sebagai ….
S10
Perhatikan tempat berikut !
1) Lembang
2) Cipanas
3) Medan
4) Balikpapan
Yang termasuk agropolitan adalah ….
1) Lembang
2) Cipanas
3) Medan
4) Balikpapan
Yang termasuk agropolitan adalah ….