Contoh Soal Penemuan Manusia Purba dan Hasil Budayanya
Contoh Soal Penemuan Manusia Purba dan Hasil Budayanya - Topik ini mempelajari penemuan manusia purba dan hasil budaya manusia purba di Indonesia
Manusia purba yang fosilnya ditemukan di Indonesia meliputi :
a. Meganthropus
Meganthropus merupakan manusia purba paling primitif yang
fosilnya pernah ditemukan di Indonesia. Yang terkenal adalah Meganthropus palaeojavanicus ditemukan di Sangiran oleh Von Koenigswald tahun 1936 dan 1941, berupa bagian rahang bawah dan 3 buah gigi (1 gigi taring, 2 gigi geraham).
b. Pithecanthropus
Pithecanthropus merupakan manusia purba yang berdasarkan temuan fosilnya, paling banyak jenisnya di Indonesia. Yang terkenal adalah Eugene Dubois (berkebangsaan Prancis) pada tahun 1890, 1891 dan 1892 di Kedungbrubus (Madiun) dan Trinil (Ngawi) menemukan fosil rahang bawah, tempurung kepala, tulang paha, serta geraham atas dan bawah. Fosil ini berasal dari makhluk yang disebut Pithecanthropus erectus (manusia kera yang berjalan tegak). Jenis-jenis Pithecanthropus lainnya adalah :
1) Pithecanthropus rebustus yang fosilnya ditemukan di Sangiran pada tahun 1939, oleh Weidenreich dan Von Koenigswald. Nama pithecanthropus rebustus berasal dari weidenreich,
2) Pithecanthropus dubius (dubius: meragukan), fosilnya ditemukan di Sangiran pada tahun 1939 oleh Von Koenigswold.
c. Homo
Homo merupakan jenis manusia purba yang paling maju dibandingkan yang lain seperti Meganthropus dan Pithecanthropus.
a. Meganthropus
Meganthropus merupakan manusia purba paling primitif yang
fosilnya pernah ditemukan di Indonesia. Yang terkenal adalah Meganthropus palaeojavanicus ditemukan di Sangiran oleh Von Koenigswald tahun 1936 dan 1941, berupa bagian rahang bawah dan 3 buah gigi (1 gigi taring, 2 gigi geraham).
b. Pithecanthropus
Pithecanthropus merupakan manusia purba yang berdasarkan temuan fosilnya, paling banyak jenisnya di Indonesia. Yang terkenal adalah Eugene Dubois (berkebangsaan Prancis) pada tahun 1890, 1891 dan 1892 di Kedungbrubus (Madiun) dan Trinil (Ngawi) menemukan fosil rahang bawah, tempurung kepala, tulang paha, serta geraham atas dan bawah. Fosil ini berasal dari makhluk yang disebut Pithecanthropus erectus (manusia kera yang berjalan tegak). Jenis-jenis Pithecanthropus lainnya adalah :
1) Pithecanthropus rebustus yang fosilnya ditemukan di Sangiran pada tahun 1939, oleh Weidenreich dan Von Koenigswald. Nama pithecanthropus rebustus berasal dari weidenreich,
2) Pithecanthropus dubius (dubius: meragukan), fosilnya ditemukan di Sangiran pada tahun 1939 oleh Von Koenigswold.
c. Homo
Homo merupakan jenis manusia purba yang paling maju dibandingkan yang lain seperti Meganthropus dan Pithecanthropus.
Hasil Budaya Manusia Purba di Indonesia:
a. Kebudayaan Pacitan adalah Hasil Kebudayaan Pithecanthropus erectus
Pada tahun 1935 di daerah Punung (dekat mata air Sungai Baksoka) Pacitan, Von Koeniswald dan Tweedie menemukan sejumlah alat yang terbuat dari batu indah. Alat-alat ini adalah kapak perimbas, kapak penetak, pahat genggam, proto kapak genggam, kapak genggam, alat serpih. Kapak genggam ditemukan di Parigi, Gombang, Sukabumi, dan lahat, bahkan Malaysia dan Burma.
b. Kebudayaan Ngandong Hasil Budaya Homo Wajakensis
Di Ngandong dan Sidorejo (Ngawi) ditemukan alat-alat dari tulang, tanduk, dan kapak-kapak genggam dari batu. Alat dari tanduk digunakan untuk mengorek ubi dan kedelai dari dalam tanah. Juga ditemukan alat-alat seperti ujung tombak bergerigi pada sisinya, mungkin untuk menangkap ikan atau sebagai mata tombak.
c. Temuan di Kaimantan dan Sulawesi
Pada tahun 1939 H. Kupper menemukan alat-alat palaeolitik di Awangbangkal (Martapura, Kalimantan Selatan), bercorak kapak perimbas dan alat serpih. Di Sulawesi tempat penemuan yang terkenal adalah di Cabbenge (daerah aliran Sungai Wallanae). H.R. Van Heekeren pada tahun-tahun 1947 dan 1950 menemukan fosil-fosil binatang vertebrata dan alat-alat serpih. Pada tahun 1970 juga menemukan sejumlah kapak penetak, batu inti, dan alat serpih.
d. Temuan di Bali dan Nusa Tenggara
Di Bali Tengah, Kintamani dan Trunyan ditemukan : kapak perimbas, pahat genggam, dan serut puncak. Sebagian alat-alat palaeolitik di Bali memiliki keistimewaan yaitu bagian pegangan condong dibuat lurus, dan tajamannya berbentuk cembung setengan lingkaran. Corak ini tampak pada pahat genggam dan serut puncak. Di Flores, alat-alat palaeolitik ditemukan di Wangka, Soa, Mengeruda, Oabua, dan Maumere, berupa kapak perimbas, kapak penetak, pahat genggam, dan proto kapak genggam. Di Timor, alat-alat palaeolitik ditemukan di Atambua dan Kefanmanu berupa kapak perimbas.
a. Kebudayaan Pacitan adalah Hasil Kebudayaan Pithecanthropus erectus
Pada tahun 1935 di daerah Punung (dekat mata air Sungai Baksoka) Pacitan, Von Koeniswald dan Tweedie menemukan sejumlah alat yang terbuat dari batu indah. Alat-alat ini adalah kapak perimbas, kapak penetak, pahat genggam, proto kapak genggam, kapak genggam, alat serpih. Kapak genggam ditemukan di Parigi, Gombang, Sukabumi, dan lahat, bahkan Malaysia dan Burma.
b. Kebudayaan Ngandong Hasil Budaya Homo Wajakensis
Di Ngandong dan Sidorejo (Ngawi) ditemukan alat-alat dari tulang, tanduk, dan kapak-kapak genggam dari batu. Alat dari tanduk digunakan untuk mengorek ubi dan kedelai dari dalam tanah. Juga ditemukan alat-alat seperti ujung tombak bergerigi pada sisinya, mungkin untuk menangkap ikan atau sebagai mata tombak.
c. Temuan di Kaimantan dan Sulawesi
Pada tahun 1939 H. Kupper menemukan alat-alat palaeolitik di Awangbangkal (Martapura, Kalimantan Selatan), bercorak kapak perimbas dan alat serpih. Di Sulawesi tempat penemuan yang terkenal adalah di Cabbenge (daerah aliran Sungai Wallanae). H.R. Van Heekeren pada tahun-tahun 1947 dan 1950 menemukan fosil-fosil binatang vertebrata dan alat-alat serpih. Pada tahun 1970 juga menemukan sejumlah kapak penetak, batu inti, dan alat serpih.
d. Temuan di Bali dan Nusa Tenggara
Di Bali Tengah, Kintamani dan Trunyan ditemukan : kapak perimbas, pahat genggam, dan serut puncak. Sebagian alat-alat palaeolitik di Bali memiliki keistimewaan yaitu bagian pegangan condong dibuat lurus, dan tajamannya berbentuk cembung setengan lingkaran. Corak ini tampak pada pahat genggam dan serut puncak. Di Flores, alat-alat palaeolitik ditemukan di Wangka, Soa, Mengeruda, Oabua, dan Maumere, berupa kapak perimbas, kapak penetak, pahat genggam, dan proto kapak genggam. Di Timor, alat-alat palaeolitik ditemukan di Atambua dan Kefanmanu berupa kapak perimbas.
S1
Manusia purba paling primitif yang fosilnya ditemukan di Indonesia adalah....
S2
Pithecanthropus erectus adalah manusia kera berjalan tegak dengan memiliki volume otak....
S3
Manusia purba yang paling maju adalah....
S4
Homo wajakensis termasuk ras....
S5
Manusia purba senang tinggal di daerah dekat sumber air karena daerah seperti itu....
S6
Pendukung kebudayaan Pacitan adalah....
S7
Arti penting penemuan fosil manusia purba di Jawa adalah....
S8
Hasil kebudayaan Ngandong, Ngawi, Jawa Timur selain kapak dari batu, juga alat dari tanduk yang fungsinya untuk....
S9
Dilihat dari sudut kebudayaan Homo Wajaknesis telah menunjukkan tanda-tanda penguburan mayat berarti....
S10
Di Malaysia dan Burma ditemukan alat-alat seperti yang ditemukan di Pacitan. Hal ini menunjukkan bahwa....