Contoh Soal Pahlawan Nasional dari Papua

Contoh Soal Pahlawan Nasional dari Papua - Papua, atau dahulu dikenal sebagai Irian Barat, adalah satu dari beberapa daerah yang bergabung jauh setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945. Integrasi Papua ke dalam NKRI menemui hambatan dikarenakan keengganan pihak Belanda untuk melepas Irian Barat dengan dalih kultur yang sudah berbeda dengan kultur masyarakat Indonesia secara umum. Salah satu upaya disintegrasi yang dilakukan oleh Belanda adalah melalui Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda pada 23 Agustus-2 November 1949. Perjanjian yang dihasilkan pada KMB menyebutkan bahwa penyelesaian atau sengketa Irian Barat akan dilakukan satu tahun setelah pengakuan kedaulatan. Kondisi inilah yang ingin didobrak oleh TNI bersama dengan masyarakat Papua agar dapat bergabung dengan NKRI. Pahlawan nasional dari Papua sebagian besar adalah tokoh yang ikut berjuang dengan pemerintah NKRI untuk mengintegrasikan Papua dengan Indonesia. Beberapa pahlawan nasional dari Papua adalah sebagai berikut.
1. FRANS KAISIEPO
Lahir di pulau Biak pada tanggal 10 Oktober 1921, tokoh ini mewakili Papua dalam Konferensi Malino yang turut membahas pemakaian nama ‘Irian’ yang berasal dari Bahasa Biak. Bersama dengan Johans Ariks, mereka mencari cara untuk mengintegrasikan Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia. Niat tersebut menemui titik terang ketika, pada tahun 1945, mereka bertemu dengan Sugoro Atmoprasodji dalam Kursus Administrasi Sipil Singkat di Nico Holandia. Pertemanan tersebut berkembang hingga akhirnya, pada tanggal 31 Agustus 1945, di Kampung Harapan Jayapura, bersama dengan Marcus Kaisiepo dan Nicolas Youwe, mereka mengadakan upaca pengibaran bendera Indonesia dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Pada 10 Juli 1946, Frans Kaisiepo mendirikan Partai Indonesia Merdeka yang didukung berbagai kalangan tokoh Irian. Hal inilah yang membawanya hadir sebagai anggota delegasi pada Konferensi Malino di Sulawesi Selatan yang digagas oleh H.J van Mook. Pada forum tersebut, Frans Kaisiepo mencetuskan nama ‘Irian’ sebagai pengganti nama ‘Papua’ yang disodorkan oleh pihak Belanda. Frans Kaisiepo juga tegas menentang pembentukan Negara Indonesia Timur. Hal ini dilakukan karena ia tidak ingin didikte oleh Belanda dan lebih memilih integrasi dengan Indonesia.
Pada bulan Maret 1948, terjadi pemberontakan sebagai bentuk protes kepada pihak Pemerintah Belanda. Salah satu tokoh di balik pemberontakan tersebut adalah Frans Kaisiepo. Pemerintah Belanda akhirnya memberi perintah penangkapan pada 1954 untuk ditahan sampai akhir 1961, karena Frans Kaisiepo dianggap membahayakan keberadaan Belanda di Papua. Pada tahun 1961, setelah lepas dari penjara, ia mendirikan Partai Politik Irian sekaligus kelak sebagai pendukung Gerakan Trikora (Tri Komando Rakyat) dari Presiden Soekarno pada 19 Desember 1961.
Setelah kembalinya Irian Barat ke Negara Kesatuan Republik Indonesia, Frans Kaisiepo menduduki jabatan sebagai Gubernur pada tahun 1964. Pada tanggal 10 April 1979, Frans Kaisiepo meninggal dunia setelah lama menjabat sebagai anggota MPR RI dan DPA RI.
2. SILAS PAPARE
Silas Papare yang lahir di Serui, Irian Jaya, pada 18 Desember 1918, adalah salah satu tokoh politik yang disegani. Walau sempat bekerja sebagai pegawai Pemerintah Belanda, namun begitu mendengar Indonesia telah merdeka, Silas Papare mengangkat senjata bersama dengan rekan-rekannya dalam Batalyon Papua untuk melakukan pemberontakan pada Desember 1945. Sayangnya, rencana pemberontakan telah terlebih dahulu terdengar oleh Belanda, sehingga Papare pun ditangkap dan dipenjarakan di Jayapura.
Pertemuan dengan Dr. Sam Ratulangi membawa Silas Papare memulai perjalanan politiknya. Mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII) pada Nopember 1946, perjuangan Papare diredam Belanda dengan memenjarakannya di Biak. Dari Biak, Papare melarikan diri ke Yogyakarta dan pada bulan Oktober 1949 membentuk Badan Perjuangan Irian yang secara aktif membentu pemerintah Indonesia membebaskan Irian Barat dari Belanda. Selepas Operasi Trikora di Irian, Silas Papare bergabung dengan anggota delegasi Republik Indonesia lainnya pada penandatangan Persetujuan New York, 15 Agustus 1962. Pada 1 Mei 1963, sesuai isi Persetujuan New York, Irian Barat resmi menjadi bagian dari Republik Indonesia dan berganti nama menjadi ‘Irian Jaya’.
3. MARTHIN INDEY
Dilahirkan di Doromena, Jayapura pada 16 Maret 1912, Marthin Indey sempat bekerja sebagai polisi Belanda, namun akhirnya berbalik mendukung Indonesia. Hal ini dilakukannya setelah bertemu dengan beberapa tahanan politik, termasuk Sugoro Atmosaprojo yang sedang diasingkan di Digul. Sikapnya tersebut berakibat pada diasingkannya Indey di Australia selama tiga tahun.
Sekembalinya dari pengungsian, pada tahun 1944, Indey ditunjuk Sekutu untuk melatih anggota Batalyon Papua yang akan difungsikan sebagai tentara untuk melawan Jepang. Kesempatan kembali ke tanah kelahirannya dimanfaatkan guna melakukan kontak terhadap mantan pejuang Indonesia yang pernah ditahan di Digul. Beberapa pemberontakan direncanakan, namun sudah terlebih dahulu diketahui Belanda.
Barulah setelah bergabung dengan Partai Indonesia Merdeka, bersama dengan beberapa kepala suku, Indey menyatakan sikap secara langsung menentang rencana Belanda untuk memisahkan Irian dari wilayah Indonesia. Sikap ini berbuah pemenjaraan selama tiga tahun di Digul baginya. Pada tahun 1961 hingga 1962, Indey bergabung dengan pasukan Trikora untuk membebaskan Irian Barat dari Belanda. Indey juga menggagas ‘Piagam Kota Baru’ berisikan keinginan penduduk Papua untuk tetap setia pada wilayah kesatuan Indonesia.
Loyalitas pada bangsa mengantar Indey sebagai salah satu delegasi Indonesia untuk melakukan perundingan dengan Belanda di New York tentang pengembalian Irian Barat ke wilayah Indonesia. Perundingan tersebut membuahkan hasil dengan bergabungnya Irian Barat kembali ke wilayah kesatuan Indonesia dan berganti nama menjadi ‘Irian Jaya’.

Contoh Soal Pahlawan Nasional dari Papua

Papua, pada masa lampau, dikenal juga dengan sebutan ....
Berakhirnya BFO di Indonesia tidak lantas mengembalikan Papua ke NKRI. Perjanjian penghentian BFO dilakukan melalui ....
Frans Kaisiepo mendirikan partai di Papua yang dinamakan ....
Kata ‘Irian’ berasal dari bahasa ....
Pertemuan negara-negara federal yang diikuti oleh Frans Kaisiepo digagas oleh ....
Tokoh nasional dari Pulau Jawa yang menjadi inspirasi perjuangan Frans Kaisiepo dan Marthin Indey adalah ....
Salah satu tokoh politik Indonesia yang dijumpai Silas Papare semasa ditahan adalah ....
Nama ‘Irian Barat’ berganti menjadi ‘Irian Jaya’ sesuai dengan kesepakatan yang dihasilkan dalam ....
Marthin Indey melatih batalyon Papua untuk menjadi tentara cadangan ketika melakukan penyerangan terhadap Jepang. Perintah ini diberikan oleh ....
Pernyataan berikut yang tidak benar mengenai Marthin Indey adalah ....

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel