Contoh Soal Mewujudkan Integrasi Melalui Seni dan Sastra
Contoh Soal Mewujudkan Integrasi Melalui Seni dan Sastra - Dalam masa perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia dan mempertahankannya, muncul tokoh- tokoh bangsa yang mengisi sejarah dengan karya yang dimilikinya guna membangkitkan nasionalisme dan membangkitkan semangat perjuangan. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
• ISMAIL MARZUKI
Ismail Marzuki adalah seorang komponis yang dilahirkan di Kampung Kwitang, Jakarta Pusat, pada tahun 1914. Semasa hidupnya, Ismail Marzuki menciptakan lebih dari 250 lagu. Karya pertamanya dimulai pada tahun 1931, yakni lagu O Sarinah, yang digubah berisi penggambaran terhadap kondisi kehidupan bangsa yang tertindas. Dengan masa produktif di rentang waktu 1930-1950, Ismail Marzuki tidak hanya menciptakan lagu-lagu perjuangan, namun juga lagu dengan tema lain yang masih dapat dinikmati sampai sekarang.
Karyanya yang terbilang fenomenal adalah lagu Rayuan Pulau Kelapa yang diciptakan pada tahun 1944 serta ¬Halo-Halo Bandung dan Selendang Sutera di tahun 1946. Komponis yang disebut sebagai pelopor ini wafat pada 25 Mei 1958. Gelar Pahlawan Nasional dianugerahkan kepada Ismail Marzuki pada peringatan Hari Pahlawan, 10 November 2004, oleh Presiden saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono.
• OPU DAENG RISAJU
Opu Daeng Risaju dikenal dengan nama kecil Famajjah, dilahirkan di Palopo pada tahun 1880. Gelar Opu yang berada di depan nama menunjukkan gelar kebangsawanan Kerajaan Luwu. Semasa kecilnya, Opu Daeng Risaju mendapatkan ajaran yang berlandaskan budaya dan agama. Lingkungan masa di istana turut mempengaruhi gerak-gerik dan tingkah laku beliau. Riwayat pendidikan Opu Daeng Risaju juga terbilang menarik karena tidak pernah mengenyam bangku pendidikan di Sekolah Umum, karenanya tidak heran jika beliau buta huruf Latin.
Opu Daeng Risaju di masa dewasanya aktif dalam organisasi Partai Syarekat Islam Indonesia (PSII) atas perkenalannya dengan H. Muhammad Yahya, seorang pedagang asal Sulawesi Selatan yang lama bermukim di Pulau Jawa. Perkenalan dengan dunia partai membawa Opu Daeng Risaju mendirikan cabang PSII di Palopo pada 14 Januari 1930. Dalam proses pendiriannya, Opu Daeng Risaju turut mengundang pengurus PSII Pusat, Kartosuwirdjo. Sebagai Ketua Cabang, ditunjuklah Opu Daeng Risaju yang didampingi beberapa pengurus lainnya sebagai kepengurusan pertama PSII di Palopo.
Dalam merekrut anggota, Opu Daeng Risaju menyebarkan kartu anggota yang bertuliskan lafadz Ashadu Alla Ilaaha Illallah. Dengan cara ini, Opu Daeng Risaju tidak hanya merekrut anggota, tetapi juga memperkenalkan Islam kepada khalayak ramai. Metode perekrutan tersebut mendapat sambutan baik dari masyarakat, terlebih karena Opu Daeng Risaju adalah salah seorang bangsawan setempat. Keadaan ini menimbulkan kekhawatiran bagi pemerintah Belanda, sehingga memberikan tekanan kepada pihak Kerajaan Luwu. Belanda lantas melakukan penangkapan kepada Opu Daeng Risaju dengan tuduhan melakukan tindakan menghasut dan menyebar kebencian di masyarakat.
Hukuman penjara ternyata tidak mampu melunturkan semangat perlawanan Opu Daeng Risaju. Selepas menjalani masa tahanan selama 13 bulan, ia meresmikan cabang PSII di wilayah lainnya. Aktivitas tersebut kembali disorot oleh Belanda yang melalui Korte Verklaring berhasil mengambil alih kendali pemerintahan di Kerajaan Luwu dengan mensyaratkan pergantian raja dan bangsawan atas sepengetahuan pemerintah Belanda. Keadaan itu berakibat dicabutnya gelar kebangsawanan Opu Daeng Risaju, sehingga otomatis harus melepas hak-hak istimewanya sebagai bangsawan dan menjalani penahanan kembali oleh Belanda setelah melakukan perjalanan ke Pulau Jawa untuk menghadiri Kongres PSII.
Perjuangan Opu Daeng Risaju tercatat tidak hanya dilakukan di masa pemerintahan Belanda, namun juga setelah masa kemerdekaan Indonesia dengan melawan NICA yang hendak menginvasi Sulawesi Selatan. Opu Daeng Risaju meninggal pada 10 Februari 1964 dan dikuburkan di Lokkoe, Palopo tanpa upacara kerajaan.
• ISMAIL MARZUKI
Ismail Marzuki adalah seorang komponis yang dilahirkan di Kampung Kwitang, Jakarta Pusat, pada tahun 1914. Semasa hidupnya, Ismail Marzuki menciptakan lebih dari 250 lagu. Karya pertamanya dimulai pada tahun 1931, yakni lagu O Sarinah, yang digubah berisi penggambaran terhadap kondisi kehidupan bangsa yang tertindas. Dengan masa produktif di rentang waktu 1930-1950, Ismail Marzuki tidak hanya menciptakan lagu-lagu perjuangan, namun juga lagu dengan tema lain yang masih dapat dinikmati sampai sekarang.
Karyanya yang terbilang fenomenal adalah lagu Rayuan Pulau Kelapa yang diciptakan pada tahun 1944 serta ¬Halo-Halo Bandung dan Selendang Sutera di tahun 1946. Komponis yang disebut sebagai pelopor ini wafat pada 25 Mei 1958. Gelar Pahlawan Nasional dianugerahkan kepada Ismail Marzuki pada peringatan Hari Pahlawan, 10 November 2004, oleh Presiden saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono.
• OPU DAENG RISAJU
Opu Daeng Risaju dikenal dengan nama kecil Famajjah, dilahirkan di Palopo pada tahun 1880. Gelar Opu yang berada di depan nama menunjukkan gelar kebangsawanan Kerajaan Luwu. Semasa kecilnya, Opu Daeng Risaju mendapatkan ajaran yang berlandaskan budaya dan agama. Lingkungan masa di istana turut mempengaruhi gerak-gerik dan tingkah laku beliau. Riwayat pendidikan Opu Daeng Risaju juga terbilang menarik karena tidak pernah mengenyam bangku pendidikan di Sekolah Umum, karenanya tidak heran jika beliau buta huruf Latin.
Opu Daeng Risaju di masa dewasanya aktif dalam organisasi Partai Syarekat Islam Indonesia (PSII) atas perkenalannya dengan H. Muhammad Yahya, seorang pedagang asal Sulawesi Selatan yang lama bermukim di Pulau Jawa. Perkenalan dengan dunia partai membawa Opu Daeng Risaju mendirikan cabang PSII di Palopo pada 14 Januari 1930. Dalam proses pendiriannya, Opu Daeng Risaju turut mengundang pengurus PSII Pusat, Kartosuwirdjo. Sebagai Ketua Cabang, ditunjuklah Opu Daeng Risaju yang didampingi beberapa pengurus lainnya sebagai kepengurusan pertama PSII di Palopo.
Dalam merekrut anggota, Opu Daeng Risaju menyebarkan kartu anggota yang bertuliskan lafadz Ashadu Alla Ilaaha Illallah. Dengan cara ini, Opu Daeng Risaju tidak hanya merekrut anggota, tetapi juga memperkenalkan Islam kepada khalayak ramai. Metode perekrutan tersebut mendapat sambutan baik dari masyarakat, terlebih karena Opu Daeng Risaju adalah salah seorang bangsawan setempat. Keadaan ini menimbulkan kekhawatiran bagi pemerintah Belanda, sehingga memberikan tekanan kepada pihak Kerajaan Luwu. Belanda lantas melakukan penangkapan kepada Opu Daeng Risaju dengan tuduhan melakukan tindakan menghasut dan menyebar kebencian di masyarakat.
Hukuman penjara ternyata tidak mampu melunturkan semangat perlawanan Opu Daeng Risaju. Selepas menjalani masa tahanan selama 13 bulan, ia meresmikan cabang PSII di wilayah lainnya. Aktivitas tersebut kembali disorot oleh Belanda yang melalui Korte Verklaring berhasil mengambil alih kendali pemerintahan di Kerajaan Luwu dengan mensyaratkan pergantian raja dan bangsawan atas sepengetahuan pemerintah Belanda. Keadaan itu berakibat dicabutnya gelar kebangsawanan Opu Daeng Risaju, sehingga otomatis harus melepas hak-hak istimewanya sebagai bangsawan dan menjalani penahanan kembali oleh Belanda setelah melakukan perjalanan ke Pulau Jawa untuk menghadiri Kongres PSII.
Perjuangan Opu Daeng Risaju tercatat tidak hanya dilakukan di masa pemerintahan Belanda, namun juga setelah masa kemerdekaan Indonesia dengan melawan NICA yang hendak menginvasi Sulawesi Selatan. Opu Daeng Risaju meninggal pada 10 Februari 1964 dan dikuburkan di Lokkoe, Palopo tanpa upacara kerajaan.
S1
Ismail Marzuki dilahirkan di Kota ....
S2
Komponis Ismail Marzuki terlahir pada tahun ....
S3
Gelar kepahlawanan untuk Ismail Marzuki diberikan oleh pemerintah pada upacara ....
S4
Famajjah atau dikenal dengan panggilan Opu Daeng Risaju berasal dari daerah ....
S5
Opu Daeng Risaju adalah keturunan bangsawan yang berasal dari Kerajaan ....
S6
Kedekatan Opu Daeng Risaju dengan dunia politik dibuktikan melalui pendirian cabang sebuah partai yang bernama ....
S7
Tekanan yang diberikan kepada Opu Daeng Risaju oleh Kerajaan Luwu disebabkan .....
S8
Semasa hidupnya, Opu Daeng Risaju turut melakukan perlawanan kepada Pasukan Hindia Belanda yang dikenal sebagai ....
S9
Opu Daeng Risaju meninggal dunia pada tahun ....
S10
Pernyataan berikut yang tidak tepat tentang perjuangan Ismail Marzuki dan Opu Daeng Risaju adalah ....