Contoh Soal Kedatangan Sekutu-NICA, Pertempuran Surabaya, Pertempuran Ambarawa-Magelang

Contoh Soal Kedatangan Sekutu-NICA, Pertempuran Surabaya, Pertempuran Ambarawa-MagelangPasca kekalahan Jepang di Perang Dunia II dan penyerahan tanpa syaratnya kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang berkewajiban untuk menarik semua personil militernya di wilayah Asia, termasuk di Indonesia. Kegiatan ini diawasi oleh SEAC (South East Asia Command) yang dipimpin oleh Lord Mountbatten dan berkedudukan di Singapura. Kegiatan penarikan pasukan Jepang di Indonesia dilakukan oleh AFNEI (Allied Forces Netherland East Indies). Tugas dari AFNEI adalah:
a) Membebaskan tawanan perang Sekutu yang ditahan Jepang,
b) Menerima penyerahan kekuasaan dari Jepang,
c) Melucuti dan memulangkan tentara Jepang serta
d) Mencari dan menuntut penjahat perang.
Dalam tugasnya di Indonesia, AFNEI membagi wilayah kerja dengan dua kelompok organisasi. Kelompok pertama dipimpin oleh Inggris yang bertugas di Sumatera dan Jawa, sedangkan kelompok kedua dipimpin oleh Australia dengan wilayah tugas di Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Di luar perkiraan semula, kedatangan pasukan AFNEI dibonceng oleh tentara NICA (Netherlands-Indies Civil Administration), pemerintahan sipil Hindia Belanda. Dengan bergabungnya NICA, maka misi semula untuk mengatur pemulangan tentara Jepang kembali ke negara asalnya pun berubah menjadi usaha untuk menguasai kembali wilayah Indonesia. Terlebih setelah dilakukannya perjanjian bawah tangan antara Inggris dan Belanda pada 24 Agustus 1945 di London yang dikenal dengan sebutan Civil Affairs Agreement. Perjanjian ini mengatur agar Panglima Pasukan AFNEI membantu menguasai wilayah Indonesia sebagai perwakilan dari pemerintahan Belanda.
Pasukan pertama AFNEI dan NICA mendarat di Indonesia pada 15 September 1945. Dengan misi yang menyimpang dari tujuan awal, kedatangan pasukan Sekutu dan NICA pun mendapatkan perlawanan di berbagai wilayah tugasnya di Indonesia.
1. PERTEMPURAN SURABAYA (10 NOVEMBER 1945)
Pasukan Inggris dipimpin AWS Mallaby tiba di Surabaya pada 25 Oktober 1945. Tidak lama setelah kedatangannya, pasukan Inggris serentak menyerbu dan menduduki gedung-gedung pemerintahan. Tindakan ini juga dibarengi dengan penyebaran selebaran yang memerintahkan semua rakyat Indonesia menyerahkan persenjataannya atau akan menghadapi hukuman mati.
Ultimatum ini ditolak oleh rakyat sehingga menimbulkan konfrontasi dengan pasukan Sekutu. Pada 31 Oktober 1945, dalam baku tembak di Bank Internio (Jembatan Merah), AWS Mallaby tewas. Akibat peristiwa ini, pasukan Sekutu menambah teror kepada rakyat Surabaya dengan memberikan ultimatum susulan kepada pembunuh AWS Mallaby agar menyerahkan diri selambat-lambatnya 10 November 1945 atau Sekutu akan menghancurkan Surabaya. Ancaman tadi ditanggapi pasukan Kota Surabaya dengan perlawanan sengit. Pasukan di bawah pimpinan Bung Tomo, Sungkono, dan Gubernur Suryo melayani pertempuran dengan Belanda yang menewaskan ribuan orang. Sehubungan dengan kejadian heroik dimaksud, maka sekarang setiap tanggal 10 November senantiasa diperingati sebagai Hari Pahlawan.
2. PERTEMPURAN AMBARAWA-MAGELANG
Kedatangan Pasukan Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Bethel yang dibonceng NICA di Magelang dan Ambarawa telah mendapatkan pengawasan dari pasukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) sejak hari pertama. Misi mereka yang telah menyimpang dianggap berpotensi membahayakan NKRI.
Konflik bermula ketika pasukan Sekutu membebaskan tawanan TKR yang merupakan tentara Sekutu, bahkan mempersenjatai mereka untuk bergabung dengan NICA. Tindakan itu dianggap sebagai pelanggaran atas kedaulatan Republik Indonesia. Kolonel Sudirman, yang saat itu menjabat sebagai Panglima Divisi V Ambarawa, memutuskan untuk melakukan serangan kepada tentara Sekutu. Serangan sempat terhenti pada 2 November 1945 setelah tercapai kesepakatan antara Presiden Soekarno dan Brigadir Bethel. Isi kesepakatan itu adalah:
1) Pihak Sekutu tetap akan menempatkan pasukannya di Magelang untuk melindungi dan mengurus evakuasi APWI (Allied Prisoners War and Interneers atau tawanan perang dan interniran sekutu). Jumlah pasukan sekutu dibatasi sesuai dengan keperluan itu.
2) Jalan Ambarawa-Magelang terbuka sebagai jalur lalu lintas Indonesia-Sekutu.
3) Sekutu tidak akan mengakui aktivitas NICA dalam badan-badan yang berada di bawahnya.
Dalam kenyataannya, tentara Sekutu mengingkari isi perjanjian ini. Sebagai bentuk perlawanan, tepat pada 15 Desember 1945, pertempuran kembali terjadi antara pasukan TKR dan pasukan Sekutu. Dengan dibantu kesatuan dari daerah Surakarta dan Salatiga, pertempuran ini berhasil dimenangkan oleh TKR.

Contoh Soal Kedatangan Sekutu-NICA, Pertempuran Surabaya, Pertempuran Ambarawa-Magelang

Kegiatan penyerahan senjata Jepang dan pemulangan kekuatan militer dari Asia diatur oleh ….
Berikut adalah tugas AFNEI di Indonesia, kecuali ….
Pasukan AFNEI yang datang ke Indonesia mengadakan perjanjian tidak resmi dengan ….
Pasukan AFNEI mendarat di Indonesia pada tanggal ….
Pimpinan pasukan Sekutu yang tewas dalam pertempuran di Surabaya adalah ….
Setelah tewasnya AWS Mallaby, pertempuran antara pasukan TKR dan serdadu Sekutu berlangsung pada ….
Pimpinan pasukan Sekutu yang bertugas di Ambarawa-Magelang adalah ….
Gencatan senjata pertama pertempuran Ambarawa-Magelang berlangsung sejak ….
Panglima TKR di Ambarawa semasa kedatangan pasukan Sekutu dan NICA adalah ….
Perlawanan pamungkas TKR dan tentara Sekutu di Ambarawa-Magelang berlangsung pada ….

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel