Contoh Soal Tanah di Indonesia
Contoh Soal Tanah di Indonesia - Bagaimanakah profil tanah ? Bagaimanakah proses terbentuknya dan keadaan tanah di Indonesia ? Mari cermati materi pelajaran kali ini.
1. PROFIL TANAH
Profil tanah adalah susunan tanah berdasarkan lapisan-lapisan tertentu yang menunjukkan tingkat kepadatan, ketebalan, warna, dan tekstur yang berbeda-beda. Lapisan-lapisan tanah tersebut dinamakan horizon. Sebuah horizon tanah merupakan penampang melintang dari permukaan tanah hingga ke bahan induk tanah.
1) Horizon O
Merupakan lapisan permukaan, terdapat banyak akar tanaman dan jasad renik tanah. Lapisan ini berwarna gelap dan kaya akan humus.
2) Horizon A
Merupakan zona evolusi yang masih mempunyai banyak humus. Lapisan ini warnanya keabu-abuan dan lebih pucat. Warna pucat tersebut akibat banyaknya kandungan mineral yang hanyut bersama air hujan.
3) Horizon B
Merupakan zona akumulasi yang sedikit sekali lapisan humusnya. Disebut zona akumulasi karena lapisan ini merupakan tempat diendapkannya sebagian mineral yang hanyut dari horizon A. Apabila lapisan ini tidak basah, berbagai besi yang tertinggal akan teroksidasi sehingga berwarna cokelat kuning atau cokelat kemerahan.
4) Horizon C
Merupakan zona terjadinya pelapukan bahan induk tanah.
5) Horizon R
Merupakan zona bahan induk tanah.
1) Horizon O
Merupakan lapisan permukaan, terdapat banyak akar tanaman dan jasad renik tanah. Lapisan ini berwarna gelap dan kaya akan humus.
2) Horizon A
Merupakan zona evolusi yang masih mempunyai banyak humus. Lapisan ini warnanya keabu-abuan dan lebih pucat. Warna pucat tersebut akibat banyaknya kandungan mineral yang hanyut bersama air hujan.
3) Horizon B
Merupakan zona akumulasi yang sedikit sekali lapisan humusnya. Disebut zona akumulasi karena lapisan ini merupakan tempat diendapkannya sebagian mineral yang hanyut dari horizon A. Apabila lapisan ini tidak basah, berbagai besi yang tertinggal akan teroksidasi sehingga berwarna cokelat kuning atau cokelat kemerahan.
4) Horizon C
Merupakan zona terjadinya pelapukan bahan induk tanah.
5) Horizon R
Merupakan zona bahan induk tanah.
2. PEMBENTUKAN DAN JENIS TANAH DI INDONESIA
Berdasarkan sejarah geologi, pembentukan tanah di Indonesia diawali pada masa tergenangnya daratan antara Malaya dan Aceh serta Kalimantan dan Sulawesi pada sekitar 50 juta tahun lampau sehingga membawa endapan-endapan lumpur yang kemudian menjadi batuan sedimen sebagai bahan induk tanah di Indonesia. Karena adanya proses pengangkatan dan pengerjaan dari tenaga endogen dan eksogen yang berbeda-beda, jenis tanah di Indonesia menjadi berbeda pula.
Jenis tanah di Indonesia, yakni :
1) Tanah Vulkanis, terdiri dari :
a) Tanah andosol, terbentuk dari abu vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan. Ciri-cirinya ialah berwarna kelabu hingga kuning, peka terhadap erosi, dan sangat subur. Pemanfaatannya sebagai lahan pertanian, perkebunan, hutan pinus atau cemara. Tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Halmahera, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi.
b) Tanah regosol, terbentuk dari endapan abu vulkanis baru yang memiliki butir kasar. Ciri-cirinya ialah berbutir kasar, berwarna kelabu hingga kuning dan kadar bahan organik rendah. Pemanfaatannya untuk pertanian padi, palawija, tebu, dan kelapa. Tersebar di lereng gunung berapi, pantai dan bukit pasir pantai yang meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara.
c) Tanah aluvial, terbentuk dari tanah hasil erosi (lumpur dan pasir halus) di daerah-daerah dataran rendah. Ciri-cirinya ialah warna kelabu dan peka terhadap erosi. Pemanfaatannya sebagai lahan pertanian sawah dan palawija. Tersebar di Sumatera, Jawa bagian utara, Halmahera, Kalimatan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi, dan Papua bagian selatan.
2) Tanah Organosol, terdiri dari :
a. Tanah humus, terbentuk dari hasil pembusukan bahan-bahan organik. Ciri-cirinya ialah warna kehitaman, mudah basah, mengandung bahan organik, dan sangat subur. Pemanfaatannya sebagai lahan pertanian. Tersebar di Lampung, Jawa Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
b. Tanah gambut, terbentuk dari hasil pembusukan tumbuhan/bahan organik di daerah yang selalu tergenang air (rawa-rawa). Ciri-cirinya ialah bersifat sangat asam dan unsur hara rendah sehingga tidak subur. Pemanfaatannya adalah untuk pertanian pasang surut. Tersebar di pantai timur Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Halmahera, Seram, dan Papua.
3) Tanah Litosol
Terbentuk dari pelapukan batuan beku dan sedimen yang masih baru (belum sempurna) sehingga butirannya besar/kasar. Ciri-cirinya, antara lain, tekstur tanahnya beraneka ragam dan pada umumnya berpasir, tak bertekstur, dan kesuburan bervariasi. Tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Sumatera.
4) Tanah Podzol
Terbentuk di daerah yang memiliki suhu rendah dan curah hujan tinggi. Ciri-cirinya ialah berwarna pucat, kandungan pasir kuarsa tinggi, sangat asam, peka terhadap erosi, serta kurang subur. Pemanfaatannya adalah untuk pertanian palawija. Tersebar di Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, dan Papua.
5) Tanah Laterit
Merupakan tanah yang sering dialiri air hujan. Ciri-cirinya ialah berwarna coklat kemerahan dan tidak subur. Tersebar di Kalimantan Barat, Lampung, Banten, dan Sulawesi Tenggara.
6) Tanah Mergel
Terbentuk dari dari hasil campuran pelarutan kapur, pasir, dan tanah liat karena peristiwa air hujan. Pemanfaatannya ialah untuk hujan jati. Tersebar di Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara.
7) Tanah Terarosa, terdiri dari :
a) Tanah renzina, terbentuk dari pelapukan batuan kapur di daerah yang memiliki curah hujan tinggi. Ciri-cirinya ialah berwarna putih sampai hitam serta miskin unsur hara.
b) Tanah mediteran, terbentuk dari hasil pelapukan batuan kapur keras dan sedimen. Ciri-cirinya ialah berwarna putih kecoklatan, keras, serta tidak subur.
1) Tanah Vulkanis, terdiri dari :
a) Tanah andosol, terbentuk dari abu vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan. Ciri-cirinya ialah berwarna kelabu hingga kuning, peka terhadap erosi, dan sangat subur. Pemanfaatannya sebagai lahan pertanian, perkebunan, hutan pinus atau cemara. Tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Halmahera, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi.
b) Tanah regosol, terbentuk dari endapan abu vulkanis baru yang memiliki butir kasar. Ciri-cirinya ialah berbutir kasar, berwarna kelabu hingga kuning dan kadar bahan organik rendah. Pemanfaatannya untuk pertanian padi, palawija, tebu, dan kelapa. Tersebar di lereng gunung berapi, pantai dan bukit pasir pantai yang meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara.
c) Tanah aluvial, terbentuk dari tanah hasil erosi (lumpur dan pasir halus) di daerah-daerah dataran rendah. Ciri-cirinya ialah warna kelabu dan peka terhadap erosi. Pemanfaatannya sebagai lahan pertanian sawah dan palawija. Tersebar di Sumatera, Jawa bagian utara, Halmahera, Kalimatan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi, dan Papua bagian selatan.
2) Tanah Organosol, terdiri dari :
a. Tanah humus, terbentuk dari hasil pembusukan bahan-bahan organik. Ciri-cirinya ialah warna kehitaman, mudah basah, mengandung bahan organik, dan sangat subur. Pemanfaatannya sebagai lahan pertanian. Tersebar di Lampung, Jawa Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
b. Tanah gambut, terbentuk dari hasil pembusukan tumbuhan/bahan organik di daerah yang selalu tergenang air (rawa-rawa). Ciri-cirinya ialah bersifat sangat asam dan unsur hara rendah sehingga tidak subur. Pemanfaatannya adalah untuk pertanian pasang surut. Tersebar di pantai timur Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Halmahera, Seram, dan Papua.
3) Tanah Litosol
Terbentuk dari pelapukan batuan beku dan sedimen yang masih baru (belum sempurna) sehingga butirannya besar/kasar. Ciri-cirinya, antara lain, tekstur tanahnya beraneka ragam dan pada umumnya berpasir, tak bertekstur, dan kesuburan bervariasi. Tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Sumatera.
4) Tanah Podzol
Terbentuk di daerah yang memiliki suhu rendah dan curah hujan tinggi. Ciri-cirinya ialah berwarna pucat, kandungan pasir kuarsa tinggi, sangat asam, peka terhadap erosi, serta kurang subur. Pemanfaatannya adalah untuk pertanian palawija. Tersebar di Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, dan Papua.
5) Tanah Laterit
Merupakan tanah yang sering dialiri air hujan. Ciri-cirinya ialah berwarna coklat kemerahan dan tidak subur. Tersebar di Kalimantan Barat, Lampung, Banten, dan Sulawesi Tenggara.
6) Tanah Mergel
Terbentuk dari dari hasil campuran pelarutan kapur, pasir, dan tanah liat karena peristiwa air hujan. Pemanfaatannya ialah untuk hujan jati. Tersebar di Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara.
7) Tanah Terarosa, terdiri dari :
a) Tanah renzina, terbentuk dari pelapukan batuan kapur di daerah yang memiliki curah hujan tinggi. Ciri-cirinya ialah berwarna putih sampai hitam serta miskin unsur hara.
b) Tanah mediteran, terbentuk dari hasil pelapukan batuan kapur keras dan sedimen. Ciri-cirinya ialah berwarna putih kecoklatan, keras, serta tidak subur.
S1
Susunan tanah berdasarkan lapisan-lapisan tertentu, disebut …
S2
Lapisan tanah yang berwarna gelap dan kaya akan humus adalah...
S3
Perhatikan hal-hal berikut !
1) Warnanya keabu-abuan
2) Sedikit sekali lapisan humusnya
3) Berwarna cokelat kuning
4) Zona bahan induk tanah
Yang merupakan ciri Horizon B adalah …
1) Warnanya keabu-abuan
2) Sedikit sekali lapisan humusnya
3) Berwarna cokelat kuning
4) Zona bahan induk tanah
Yang merupakan ciri Horizon B adalah …
S4
Pernyataan yang benar mengenai Horizon A adalah ….
S5
Pembentukan tanah di Indonesia diawali sekitar …. lampau.
S6
Perhatikan jenis tanah berikut !
1) Tanah andosol
2) Tanah regosol
3) Tanah humus
4) Tanah gambut
Yang termasuk tanah vulkanis ialah ….
1) Tanah andosol
2) Tanah regosol
3) Tanah humus
4) Tanah gambut
Yang termasuk tanah vulkanis ialah ….
S7
Jenis tanah yang mudah ditemui di bukit pasir pantai adalah ….
S8
Tanah humus terbentuk dari ….
S9
Jenis tanah yang memiliki kandungan pasir kuarsa tinggi adalah ….
S10
Pemanfaatan Tanah Mergel yang paling sesuai adalah untuk ….