Piramida Energi
Piramida Energi - Piramida energi adalah gambaran bagaimana energi mengalir dalam sebuah ekosistem, dari tingkat trofik satu ke yang lainnya. Matahari adalah sumber energi terbesar bagi semua makhluk hidup. Dimulai dari produsen, energi akan mengalir ke konsumen pertama, konsumen kedua dan akhirnya konsumen ketiga. Sebagai contoh, dalam ekosistem hutan, tumbuhan menghasilkan biji. Ini adalah tingkat produsen karena tumbuhan membuat energinya sendiri melalui fotosintesis.
Seekor tikus sawah akan memakan biji tersebut, menjadikannya sebagai herbivora dan konsumen pertama. Kemudian ular akan memangsa tikus tersebut, menjadikannya sebagai konsumen kedua dan karnivora. Ular mendapatkan energi matahari dengan mengonsumsi tikus, yang memakan biji. Konsumen ketiga dalam ekosistem ini bisa diisi oleh burung hantu, yang akan memangsa ular. Sekali lagi, energi matahari diteruskan kepada burung hantu secara tidak langsung dari biji.
Seekor tikus sawah akan memakan biji tersebut, menjadikannya sebagai herbivora dan konsumen pertama. Kemudian ular akan memangsa tikus tersebut, menjadikannya sebagai konsumen kedua dan karnivora. Ular mendapatkan energi matahari dengan mengonsumsi tikus, yang memakan biji. Konsumen ketiga dalam ekosistem ini bisa diisi oleh burung hantu, yang akan memangsa ular. Sekali lagi, energi matahari diteruskan kepada burung hantu secara tidak langsung dari biji.
Kaidah 10 Persen
Hal penting yang harus diperhatikan dari perpindahan energi adalah tidak semua energi diteruskan ke tingkat trofik yang lebih tinggi. Faktanya, hanya sekitar 10 persen yang diteruskan organisme selanjutnya. Ke manakah 90 persen energi itu pergi? 90 % Energi Ini hilang sebagai panas, atau sebagai energi yang digunakan untuk metabolism makhluk hidup. Artinya konsumen di tingkat puncak rantai makanan mendapat energi paling sedikit dari sinar matahari.
Contohnya, dalam rantai makanan yang dijelaskan di atas, tumbuhan yang memproduksi biji akan mendapat 100 persen energi matahari. Ini masuk akal karena tumbuhan berperan sebagai produsen. Karena 90 persen energi matahari hilang, tikus, sebagai konsumen pertama hanya menerima 10 persen. Selanjutnya, ular yang memakan tikus akan menerima 1 persen dan burung hantu hanya mendapat 0,1 persen dari total energi matahari. Hilangnya energi di setiap tingkat trofik ini disebut kaidah 10 persen.
Rantai dan Jaring Makanan
Hasilnya, Tidak mungkin sebuah rantai makanan memiliki lebih dari lima tahap. Alasannya karena hanya ada sedikit energi tersedia bagi konsumen tingkat puncak untuk bertahan hidup. Maka, burung hantu akan sering berburu mangsa dalam jumlah yang banyak untuk memenuhi kebutuhan energinya. Menjadi predator utama tidak selalu menguntungkan seperti yang terlihat.
Kumpulan rantai makanan disebut jaring-jaring makanan. Ini merupakan contoh yang lebih nyata dari piramida energi karena memperlihatkan bagaimana energi berpindah dari beragam organisme ke organisme lainnya. Banyak hewan makan lebih dari satu jenis makanan. Seekor herbivora akan memakan biji, daun, buah dan tunas. Seekor karnivora bisa memangsa jenis hewan apapun yang ada di habitatnya. Apapun yang mereka makan, perpindahan energinya tetaplah sama. Semakin tinggi posisi rantai makanan, semakin kecil energi yang tersedia bagi organisme tersebut.