Contoh Soal Identifikasi Teks Cerita Moral atau Fabel

Contoh Soal Identifikasi Teks Cerita Moral atau Fabel Teman-teman, dalam topik-topik sebelumnya kalian sudah belajar struktur, ciri bahasa, bahkan membandingkan teks fabel. Yuk kita ingat lagi apa itu fabel. Teks fabel adalah teks yang menggunakan hewan sebagai tokoh dalam ceritanya. Hewan-hewan dalam teks ini berperan dan memiliki karakter seperti manusia. Teks fabel memiliki ciri khas. 
      Jika ditinjau dari segi kebahasaan, teks fabel memiliki ciri khas sebagai berikut.
  1. Menggunakan kata sandang, seperti si dan sang. Penulisan kata sandang dalam teks fabel harus menggunakan huruf kecil jika berada di dalam kalimat, contohnya sebagai berikut. Ketika hujan turun, sang kodok bernyanyi dengan riang.
  2. Menggunakan kata keterangan waktu dan tempat untuk menunjukkan latar, contohnya sebagai berikut. Kata keterangan waktu dan tempat biasanya ditandai dengan menggunakan kata depan, seperti pada, di, ke. Pada suatu hari kancil terperosok ke dalam lubang.
  3. Menggunakan kata penghubung lalu, kemudian, dan akhirnya.       Kata penghubung lalu dan kemudian menyatakan makna lanjutan. Kata penghubung itu digunakan untuk menyatakan kegiatan satu yang selesai dilakukan, kemudian dilanjutkan pada kegiatan lainnya atau dapat dikatakan kata penghubung yang menyatakan urutan waktu. Contohnya: Si kancil melahap pisang-pisang itu, kemudian ia lari ke dalam hutan.
          Adapun kata penghubung akhirnya menyatakan makna kesimpulan yang menunjukkan akhir sebuah kalimat atau informasi. Contoh: Akhirnya, semua binatang hidup dengan rukun kembali.
      Ciri khas kebahasaan ini dapat menjadi patokan untuk melihat kekurangan kebahasaan pada teks fabel. Selain kebahasaan, teks fabel juga memiliki ciri khas pada strukturnya. Struktur pada teks fabel terdiri atas orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda. Struktur pada teks fabel ini juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kekurangan pada teks tersebut. Kekurangan pada teks fabel bisa terjadi apabila terdapat beberapa hal berikut. 
  1. Tidak adanya salah satu struktur pada cerita.
  2. Salah satu struktur cerita tidak selesai dalam pemaparannya sehingga cerita menjadi tidak jelas.
  3. Rangkaian cerita pada fabel tidak logis sehingga membingungkan pembaca
  4. Pengembangan karakter tokoh tidak sesuai atau tidak logis.

Untuk lebih jelasnya perhatikan teks fabel di bawah ini!

                                          Kupu-Kupu yang Sombong

Di sebuah hutan terdapatlah seekor kupu-kupu yang cantik dan unik. Kecantikan kupu-kupu itu terletak pada sayapnya yang terdiri atas aneka warna, yakni kuning, orange mencolok, dan corak hitam yang kontras dengan warna dasarnya yang putih. Kupu-kupu itu bernama Riri. Namun keunikan dan kecantikan pada sayap Riri justru membuat Riri menjadi rendah hati. Ia tidak mau bermain dengan teman-teman sesama kupu-kupu. Riri selalu berkata,”Buat apa aku bermain bersama mereka. Aku adalah kupu-kupu yang cantik di antara kupu-kupu lainnya. Aku tidak butuh kupu-kupu lainnya.” Kupu-kupu lainnya yang mendengar kesombongan Riri, justru menasihati,”Riri, secantik apa pun kamu, kamu tetap tidak bisa hidup sendiri. Kamu pasti membutuhkan orang lain dalam kehidupanmu.” Namun Riri tidak peduli. Ia berlalu sambil tersenyum sinis.
      Suatu ketika Riri, si kupu-kupu sombong itu seperti biasa ingin menunjukkan kesombongannya dengan terbang ke sekeliling hutan. Riri masuk dalam perangkap pemburu kupu-kupu “Aduh apa ini, oh tolong…tolong…aku masuk dalam perangkap para pemburu. Riri pun menangis sejadi-jadinya. Ia menyesal tidak mendengar nasihat temannya. 
      Setelah kejadian itu, akhirnya Riri menyesal. Namun penyesalan Riri tidak berlangsung lama. Ia mengulangi lagi perbuatannya.

Marilah kita identifikasi kekurangan teks tersebut

  1. Pada bagian orientasi terdapat pengembangan karakter yang tidak tepat. Tokoh Riri digambarkan sebagai tokoh yang sombong. Hal itu terungkap pada dialog yang diungkapkannya. Namun, dalam cerita itu tertulis bahwa tokoh Riri memiliki karakter rendah hati.
  2. Pada bagian komplikasi terdapat bagian yang hilang. Komplikasi merupakan gabungan antara konflik dan klimaks. Pada cerita Kupu-Kupu yang Sombong, cerita langsung kepada klimaks, yakni Riri masuk dalam perangkap pemburu kupu-kupu.
  3. Cerita Kupu-kupu yang Sombong tidak terdapat resolusi. Cerita langsung menuju pada koda.
  4. Pada bagian koda, rangkaian cerita menjadi tidak logis. Karena seharusnya bagian koda merupakan akhir cerita. Pada bagian ini seharusnya juga disampaikan amanat cerita. Namun pada teks fabel itu, tidak terdapat amanat cerita.
Contoh Soal Identifikasi Teks Cerita Moral atau Fabel



(1) Di sebuah sungai tinggallah seekor kuda nil yang malas. (2) Setiap hari kuda nil hanya mengandalkan makanan yang terdapat disekitar sungai tempat ia tinggal. (3) Ia tidak mau berusaha mencari makanan di tempat lain. (4) Selain malas, ia juga sangat rakus. (5) Setelah makan daun pisang, ia akhirnya makan daun pepaya, lalu makan daun mangga.
Kesalahan kebahasaan pada teks fabel ini terdapat pada nomor .…
Pada musim panas sekelompok semut hitam bekerja dengan sangat keras. Mereka mengumpulkan makanan sedikit demi sedikit sebagai persiapan untuk musim hujan. Seekor semut merah yang melihat semut hitam bekerja hanya tertawa. Ia pun mengejek,”Hei semut hitam untuk apa kalian bekerja keras, musim hujan akan datang 4 bulan lagi. Santai-santailah dulu seperti aku.” Semut hitam tidak menanggapi ejekan semut merah. Mereka terus bekerja. Semut merah pun menjadi penasaran. Ia lalu mengikuti jejak semut hitam untuk mengumpulkan makanan.
Kesalahan dalam teks fabel tersebut adalah .…
Pada suatu hari hiduplah seekor landak yang rendah diri. Ia bernama Landu. Landu tidak percaya diri dengan duri yang ada di tubuhnya. Ia ingin sekali menghilangkan duri pada tubuhnya. Ia lalu menceritakan hal ini pada sahabatnya, mori, si monyet yang cerdas. “Mori, aku ingin sekali menghilangkan duri pada tubuhku. Kamu tahu bagaimana caranya?” Mendengar perkataan Landu, Mori menasihati Landu,”Landu, duri pada tubuhmu justru sangat bermanfaat untuk melindungi dirimu dari binatang lain yang jahat.” “Tidak Mori, aku ingi menghilangkan duri ini. Karena duri ini, aku tidak terlihat tampan.” Akhirnya Mori pun menyerah. Ia berkata,”Baiklah Landu, aku akan mencukur bulu-bulumu. Tapi kau jangan menyesal jika duri-durimu tidak dapat tumbuh lagi.” Landu pun tersenyum dengan gembira. Akhirnya, Landu hidup dengan senang karena duri-duri yang terdapat pada dirinya sudah tidak ada lagi.
Struktur yang hilang pada teks fabel tersebut adalah .…
Pada suatu hari hiduplah seekor kancil yang cerdik. Ia sedang berjalan-jalan di hutan. Ia asyik menikmati pagi yang cerah. Tanpa disadarinya, ia tidak melihat ada lubang di depannya. “Aduh…tolong…tolong…”, kancil berteriak-teriak meminta pertolongan. Ular yang berada di dekat lubang itu pun malah tertawa mendengar teriakan kancil.”Ha…ha…teriaklah sekencang-kencangnya wahai kancil. Tidak akan ada yang mendengar teriakanmu. Kamu akan menjadi santapan makan siangku.” “Ampuni aku wahai sang ular. Jangan kau santap aku,” kancil memohon kepada ular. Kancil pun bersedih. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya agar terbebas dari lubang perangkap ular itu.
Kekurangan yang terdapat pada teks fabel tersebut adalah .…
Di sebuah hutan terdapat seekor sigung yang bernama Roro. Roro tidak pernah percaya diri karena badannya bau. Ia ingin menghilangkan bau pada badannya dengan cara mandi dengan menggunakan bunga melati yang berjumlah seribu. Ia lalu berencana untuk memetik bunga melati sebanyak seribu di taman milik sekelompok kelinci. Ia mengambil bunga itu secara diam-diam. Peralatan pun ia siapkan. Namun rencana Roro ini telah didengar oleh sekelompok kelinci. Karena itu sebelum Roro melaksanakan rencananya, kelinci membuat perangkap bagi Roro. Keesokan harinya ketika Roro mengendap-endap di taman kelinci, sekelompok kelinci pun langsung menyergap. Roro pun tertangkap. 
Struktur yang tidak terdapat pada teks fabel itu adalah .…
Seekor monyet yang serakah selalu mencuri makanan binatang lain. Para binatang lain pun kesal. Mereka berencana akan menjebak monyet serakah itu. Mereka lalu membuat jebakan dengan meletakkan makanan pada perangkap. Monyet serakah itu pun tergiur, dan mengendap-endap mengambil makanan dalam perangkap. Ia pun tertangkap. 
Pernyataan di bawah ini benar, kecuali ….
Di sebuah hutan hiduplah satu keluarga domba. Ibu dan ayah domba sangat menyayangi kedua anaknya. Mereka sangat menjaga kedua anaknya. Namun salah satu dari anak mereka yang bernama Bimo sangatlah nakal. Ia tidak pernah mau menuruti nasihat kedua orang tuanya. Ia sudah dinasihati agar tidak bermain terlalu jauh. Namun ia tidak patuh. Akhirnya, Bimo menyesali perbuatannya. Ia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. 
Teks fabel ini membingungkan karena .…
Pada suatu hari seekor kerbau mendapatkan tugas mengantarkan surat untuk sekelompok kerbau lain yang tinggal di seberang sungai. Sebenarnya kerbau ini sangat keberatan dengan tugas tersebut karena ia harus menyeberangi sungai yang di dalamnya terdapat buaya yang besar. Namun kerbau tidak berani menolak ketua kelompok. Ia harus menjalankan tugas dengan segala risikonya. Ia berusaha melawan ketakutannya. Sampai akhirnya, ia harus menyeberangi sungai itu. Ia harus mencari akal agar ia dapat menyeberangi sungai itu. Tiba-tiba buaya besar itu muncul dan memanggilnya,”Hei kerbau, apa yang kau lakukan di sini?” “Aku hendak menyeberang sungai ini wahai buaya,”kerbau menjawab dengan tenang. “Apa kau ingin menjadi santapanku?” tanya buaya besar itu. “Tidak, wahai buaya yang baik. Jika engkau ingin makanan yang lezat ikutlah denganku. Aku akan menuju perkampungan kerbau. Kerbau-kerbau di sana gemuk-gemuk dan dagingnya pun enak.” “Baiklah wahai kerbau, aku ikut denganmu,” seru buaya dengan gembira. Ia sudah membayangkan santapan kerbau yang gemuk dan lezat. 
Kekurangan pada teks cerita ini adalah .…
Pada suatu hari seekor kerbau mendapatkan tugas mengantarkan surat untuk sekelompok kerbau lain yang tinggal di seberang sungai. Sebenarnya kerbau ini sangat keberatan dengan tugas tersebut karena ia harus menyeberangi sungai yang di dalamnya terdapat buaya yang besar. Namun kerbau tidak berani menolak ketua kelompok. Ia harus menjalankan tugas dengan segala risikonya. Ia berusaha melawan ketakutannya. Sampai akhirnya, ia harus menyeberangi sungai itu. Ia harus mencari akal agar ia dapat menyeberangi sungai itu. Tiba-tiba buaya besar itu muncul dan memanggilnya,”Hei kerbau, apa yang kau lakukan di sini?” “Aku hendak menyeberang sungai ini wahai buaya,”kerbau menjawab dengan tenang. “Apa kau ingin menjadi santapanku?” tanya buaya besar itu. “Tidak, wahai buaya yang baik. Jika engkau ingin makanan yang lezat ikutlah denganku. Aku akan menuju perkampungan kerbau. Kerbau-kerbau di sana gemuk-gemuk dan dagingnya pun enak.” “Baiklah wahai kerbau, aku ikut denganmu,” seru buaya dengan gembira. Ia sudah membayangkan santapan kerbau yang gemuk dan lezat. 
Kekurangan pada teks cerita ini adalah .…
(1) Pada suatu hari di sebuah hutan Sang Raja Hutan akan mengadakan lomba. (2) Sang raja hutan akan mengadakan lomba menyanyi untuk seluruh hewan-hewan di hutan. (3) Bagi siapa saja yang mampu memenangkan lomba nyanyi ini, Sang Raja Hutan akan memberikan hadiah berupa jubah emas. (4) Semua binatang mempersiapkan diri. (5) Peserta pertama adalah keledai. (6) Ternyata suara si keledai memekakkan telinga raja hutan. (7) Berikutnya burung gagak, suara si burung gagak pun tidak kalah bising dengan keledai. (8) Peserta selanjutanya adalah burung pipit. (9) Suara burung pipit begitu merdu sehingga sang raja pun terlena.
Aspek kebahasaan yang digunakan pada teks fabel itu sudah tepat, kecuali nomor .…

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel