Contoh Soal Unsur Konflik dalam Drama
Contoh Soal Unsur Konflik dalam Drama - Kalian mungkin pernah menonton pertunjukkan yang membuat kalian fokus mengikuti ceritanya lalu terhanyut ke dalam emosi. Di samping itu, kalian pun pernah menyaksikan pertunjukkan yang membuat kalian bosan bahkan sampai tertidur. Apa sebenarnya yang membedakan dari pertunjukan-pertunjukan itu? Salah satu faktornya adalah karena kehadiran konflik yang bagus.
Penulis yang bagus adalah penulis yang bisa membuat karyanya begitu menarik. Menjadi seorang penulis adalah pilihan luar biasa: cerdas, kreatif, interpretatif-dinamis, dan mampu mempengaruhi opini bahkan hidup pembacanya. Karena luar biasanya, tentu tidak begitu banyak orang yang bisa begitu. Nah, begitu pula sebagai penulis naskah drama.
Kebanyakan orang tidak menyukai membaca naskah drama karena bosan. Ya, bosan meneruskan bacaannya karena sajiannya datar alias lempeng saja seperti jalan tol. Bagaimana mungkin mementaskan drama yang sukses, kalau ceritanya saja rumit dan hambar karena konflik yang tergesa-gesa, kosong, atau bahkan acak-acakan.
Kebanyakan orang tidak menyukai membaca naskah drama karena bosan. Ya, bosan meneruskan bacaannya karena sajiannya datar alias lempeng saja seperti jalan tol. Bagaimana mungkin mementaskan drama yang sukses, kalau ceritanya saja rumit dan hambar karena konflik yang tergesa-gesa, kosong, atau bahkan acak-acakan.
Konflik dalam Drama
Drama, pada dasarnya, merupakan konflik yang timbul karena adanya keterlibatan tokoh-tokohnya. Konflik dalam drama dibagi menjadi dua;
a. Konflik eksternal, yaitu konflik yang terjadi antara seorang tokoh dengan lingkungan alamnya (konflik fisik) atau dengan lingkungan manusia (konflik sosial), seperti adegan perkelahian.
b. Konflik internal, yaitu konflik yang terjadi dalam diri atau jiwa tokoh (konflik batin), seperti dilanda galau karena dua pilihan pelik.
Salah satu kelemahan kita dalam menulis skenario atau naskah drama adalah tidak adanya suspensi atau bahasa kerennya itu dramatisasi cerita. Kalangan remaja sekarang menyebut istilah seperti di atas sebagai twist; semacam kejutan yang membawa pembaca atau penontonnya menjadi penasaran berkelanjutan sepanjang cerita.
Nah, pada materi kita kali ini, kalian akan mengetahui tips-tips sederhana bagaimana membangun konflik yang mengejutkan itu. Berikut adalah cara-caranya:
a. Konflik eksternal, yaitu konflik yang terjadi antara seorang tokoh dengan lingkungan alamnya (konflik fisik) atau dengan lingkungan manusia (konflik sosial), seperti adegan perkelahian.
b. Konflik internal, yaitu konflik yang terjadi dalam diri atau jiwa tokoh (konflik batin), seperti dilanda galau karena dua pilihan pelik.
Salah satu kelemahan kita dalam menulis skenario atau naskah drama adalah tidak adanya suspensi atau bahasa kerennya itu dramatisasi cerita. Kalangan remaja sekarang menyebut istilah seperti di atas sebagai twist; semacam kejutan yang membawa pembaca atau penontonnya menjadi penasaran berkelanjutan sepanjang cerita.
Nah, pada materi kita kali ini, kalian akan mengetahui tips-tips sederhana bagaimana membangun konflik yang mengejutkan itu. Berikut adalah cara-caranya:
- Merupakan hal yang paling penting, seperti sudah dibahas dalam materi sebelumnya mengenai menulis drama, adalah menguasai tema. Tema adalah jantungnya cerita, dari awal penulis naskah sudah menghipotesakan akan bagaimana dan ke mana cerita mengalir.
- Ciptakan “ketegangan emosi” pada penokohan. Seperti sudah dibahas pada materi sebelumnya, pikirkan contoh konflik yang tidak hanya adegan pukul-pukulan, misalnya tweetwar yang lebih terasa tegangnya.
- Dramatisasikan suasana cerita. Misalnya kalau sedang adegan perpisahan, cobalah buat dialog yang berisikan derita perpisahan yang menyayat hati.
- Ikut sertakan tokoh sampingan atau figuran untuk memperkuat dramatisasi cerita. Misalnya, ada tokoh anak balita yang harus mengamen sampai tengah malam demi sesuap nasi.
- Jiwai setiap tokoh yang kamu ciptakan, baik sedih maupun bahagianya. Seolah-olah kamulah sang tokoh itu.
- Jangan pakai dialog yang bertele-tele seperti sinetron. Kombinasikan dialog panjang dan pendek sesuai cerita dan yang penting pilihlah kata-kata yang terasa “dalam”.
- Buatlah ending cerita yang tidak terduga.
S1
Sesuatu yang bersifat tidak menyenangkan yang dialami oleh tokoh cerita, yang jika tokoh itu dapat memilih, ia tidak akan memilih peristiwa itu menimpa dirinya adalah pengertian dari ….
S2
Berikut ini adalah bagian dari konflik eksternal yaitu ….
S3
Cermati kutipan drama berikut ini!
Ibu : (Tidak menoleh benar) Malam lebawan Narto, dengarlah tabuh itu bersahut-sahutam. Pada malam lebaran seperti ini dia perhi, pergi dengan tidak meninggalkan kata.
Gunarto : (Agak kesal) Ayah?
Ibu : Keesokan harinya, hari lebaran, setelah shalat, aku memaafkan dosanya.
Gunarto : Kenapa ibu ingat juga waktu yang lampau, mengingat kepada orang yang tidak pernah lagi mengingat kita.
Ibu : (Memandang Narto) Aku merasa dia masih mengingat kita Narto.
Konflik yang tergamba dalam cuplikan di atas adalah ….
Ibu : (Tidak menoleh benar) Malam lebawan Narto, dengarlah tabuh itu bersahut-sahutam. Pada malam lebaran seperti ini dia perhi, pergi dengan tidak meninggalkan kata.
Gunarto : (Agak kesal) Ayah?
Ibu : Keesokan harinya, hari lebaran, setelah shalat, aku memaafkan dosanya.
Gunarto : Kenapa ibu ingat juga waktu yang lampau, mengingat kepada orang yang tidak pernah lagi mengingat kita.
Ibu : (Memandang Narto) Aku merasa dia masih mengingat kita Narto.
Konflik yang tergamba dalam cuplikan di atas adalah ….
S4
Cermati kutipan drama berikut ini!
Leh : Terbanglah. (sambil melepas puluhan jangkrik dengan hati-hati)
Lewi : Aku tidak mengerti! (memandang ke arah Leh). Mengapa mahluk yang kau buru dari seluruh desa itu kau lepas kembali. (mendekat pada Leh karena kebingungan). Bukankah kau habiskan banyak uang untuk itu.
Leh : (matanya berair merasakan kesedihan yang mendalam) Aku … aku… (berjalan ke arah perkebunan tak tentu arah).
Lewi : Tunggu … Tunggu Leh… (perasaannya tak menentu)
Jenis konflik yang muncul dalam kutipan drama di atas adalah ....
Leh : Terbanglah. (sambil melepas puluhan jangkrik dengan hati-hati)
Lewi : Aku tidak mengerti! (memandang ke arah Leh). Mengapa mahluk yang kau buru dari seluruh desa itu kau lepas kembali. (mendekat pada Leh karena kebingungan). Bukankah kau habiskan banyak uang untuk itu.
Leh : (matanya berair merasakan kesedihan yang mendalam) Aku … aku… (berjalan ke arah perkebunan tak tentu arah).
Lewi : Tunggu … Tunggu Leh… (perasaannya tak menentu)
Jenis konflik yang muncul dalam kutipan drama di atas adalah ....
S5
Perhatikan ilustrasi skrip drama berikut.
Bel istirahat berbunyi. Guru Jaya hendak mendatangi ruang kepala sekolah untuk menanyakan soal gajinya. Tiba-tiba, dia menjadi ragu-ragu. Timbul kebimbangan dalam hati, takut ada perasaan malu kalau-kalau permintaannya tidak dikabulkan oleh kepala sekolah. Di lain sisi, Guru Jaya juga galau karena ingat Asih istrinya yang pasti rewel di rumah karena hari itu tidak membawa gaji.
Bel istirahat berbunyi. Guru Jaya hendak mendatangi ruang kepala sekolah untuk menanyakan soal gajinya. Tiba-tiba, dia menjadi ragu-ragu. Timbul kebimbangan dalam hati, takut ada perasaan malu kalau-kalau permintaannya tidak dikabulkan oleh kepala sekolah. Di lain sisi, Guru Jaya juga galau karena ingat Asih istrinya yang pasti rewel di rumah karena hari itu tidak membawa gaji.
Dalam kutipan skrip drama tersebut, konflik terjadi antara . . . .
S6
Perhatikan skrip naskah drama berikut ini!
Tanpa bisa kujelaskan secara nalar, kakiku langsung bergegas menuruni hotel dan berlari sekencangnya ke arah perempuan itu. aneh, hari pertama kumulai dengan hal yang luar biasa. Dan, memang harus begitu. Gadis lokal berpakaian serba putih di tepian tebing menantang maut? Bunuh dirikah atau bagaimana?
Tanpa bisa kujelaskan secara nalar, kakiku langsung bergegas menuruni hotel dan berlari sekencangnya ke arah perempuan itu. aneh, hari pertama kumulai dengan hal yang luar biasa. Dan, memang harus begitu. Gadis lokal berpakaian serba putih di tepian tebing menantang maut? Bunuh dirikah atau bagaimana?
Konflik batin yang muncul di atas dapat dituliskan dalam monolog yaitu ….
S7
Strategi yang baik untuk mengakhiri konflik eksternal antara adik dan kakak dalam sebuah drama yang bertemakan keluarga adalah .…
S8
Ending yang cocok untuk cerita drama yang berkonflik anak yang ditinggal oleh ayahnya sejak kecil adalah ....
S9
Perhatikan ilustrasi berikut!
Ina terpaksa harus meninggalkan neneknya di kampung. Nenek memang sudah mengikhlaskannya untuk melanjutkan sekolah dan kembali ke rumah orang tuanya di kota. Dengan perasaan sedih, ia berusaha menahan tangisnya, namun, melihat nenek menangis tatkala mengucapkan kata berpisah, Ina ikut terisak.
Cerita di atas kalau diubah menjadi teks Drama adalah ....
Ina terpaksa harus meninggalkan neneknya di kampung. Nenek memang sudah mengikhlaskannya untuk melanjutkan sekolah dan kembali ke rumah orang tuanya di kota. Dengan perasaan sedih, ia berusaha menahan tangisnya, namun, melihat nenek menangis tatkala mengucapkan kata berpisah, Ina ikut terisak.
Cerita di atas kalau diubah menjadi teks Drama adalah ....
S10
Perhatikan dialog berikut ini!
Hamba : Tuanku, jangan ragu, selesaikan sekarang juga.
Raja : Tidak sesederhana itu masalahnya!
Hamba : Tuanku tidak usah ragu, yang berpihak pada Raja jangan diragukan lagi.
Raja : Kejahatan tidak dibalas dengan kejahatan. Kejahatan juga tidak dibalas dengan kebaikan. Tetapi dibalas dengan keadilan, itu adil namanya!
Peribahasa yang sesuai berdasarkan konflik di atas adalah ….
Hamba : Tuanku, jangan ragu, selesaikan sekarang juga.
Raja : Tidak sesederhana itu masalahnya!
Hamba : Tuanku tidak usah ragu, yang berpihak pada Raja jangan diragukan lagi.
Raja : Kejahatan tidak dibalas dengan kejahatan. Kejahatan juga tidak dibalas dengan kebaikan. Tetapi dibalas dengan keadilan, itu adil namanya!
Peribahasa yang sesuai berdasarkan konflik di atas adalah ….