Contoh Soal Nilai-Nilai (Budaya, Moral, Agama) dalam Sastra Melayu Klasik

Contoh Soal Nilai-Nilai (Budaya, Moral, Agama) dalam Sastra Melayu KlasikMasih ingatkah kita bahwa karya sastra memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik? Unsur intrinsik karya sastra berkaitan langsung dengan isi karya sastra tersebut. tentunya dapat kita cari karena terlihat pada bacaan. Namun, bila kita berbicara unsur ekstrinsik, kita akan diajak untuk menganalisis karya sastra tersebut. Unsur tersebut tidak bisa kita temukan secara tersurat dalam karya sastra. Pada materi kali ini kita akan belajar bersama-sama bagaimana menemukan nilai-nilai pada karya sastra khususnya karya sastra melayu klasik. Nilai-nilai yang terkandung pada karya sastra tersebut sekilas nampak mirip dengan amanat, tetapi keduanya memiliki perbedaan.
Perbedaan antara amanat dan nilai-nilai ialah :
amanat : pesan yang akan disampaikan pengarang lewat karyanya.
nilai-nilai : tuntunan perilaku atau hidup sesorang. Oleh karena itu, nilai-nilai biasanya nampak pada karakter tokoh cerita tersebut.
Nilai-nilai dalam karya sastra terbagi atas :
• Nilai agama : berkaitan dengan kaidah agama yang berlaku di masyarakat setempat saat itu
• Nilai moral : berkaitan dengan etika sopan santun yang berlaku dimasyarakat
• Nilai budaya : berkaitan dengan sosial budaya masyarakat melayu klasik

Mari kita amati kutipan sastra melayu klasik berikut!

Contoh 1
Raja Ikan Todak telah memenuhi janjinya membangun pulau untuk Datu Mabrur. Di karang pertapaannya dia memanjatkan puji dan syukur kepada Sang Pencipta. Pulau itu dinamakan Pulau Halimun yang sekarang dikenal dengan nama Pulau Laut.
Contoh 2
Seorang raja bernama Sukadarma memerintah di negeri Padalipurwan, tanah Hindustan. Ia memiliki empat putra yang sangat dungu dan berani kepada orang tuanya. Siang malam sang raja memikirkan cara agar anak-anaknya berubah. Akhirnya didapatnya seorang brahmana bernama Sumasingha yang sanggup mendidik keempatnya. Suka citalah raja telah menemukan guru untuk anaknya. Sebagai seorang yang bijaksana sang Brahmana tidak mengajari mereka pelajaran tetapi bercerita agar isinya bisa mereka amalkan.
Nilai Dari kutipan contoh 1 kita dapat menemukan nilai agama yaitu:
Menepati janji yang sudah diucapkan.
Raja Ikan Todak 
berjanji membangun pulau untuk Datu Mabrur dan sudah dipenuhinya.
Nilai yang nampak pada contoh 2, yaitu hikayat Panca Tantra ialah 
• Nilai moral : berkaitan dengan etika sopan santun yang berlaku dimasyarakat
Sebagai orang tua wajib mendidik anaknya menjadi manusia yang memiliki kecakapan hidup dan mengerti sopan santun
• Nilai budaya : berkaitan dengan sosial budaya masyarakat melayu klasik
Mendidik anak tidaklah sama harus memiliki bekal ilmu yang banyak untuk memahamkan seseorang tentang sebuah ilmu.

Contoh Soal Nilai-Nilai (Budaya, Moral, Agama) dalam Sastra Melayu Klasik

Alkisah Zainab memiliki rupa yang terlalu elok dan telah lama ditinggal Khojan Maimun. Suatu hari lewatlah anak Raja Ajam berkuda dan melihat rupa Bibi Zainab. Berkencanlah mereka lewat seorang perempuan tua. Suatu malam pamitlah Bibi Zainab pada burung tiung hendak bertemu anak raja. Bibi Zainab dinasehati bahwa perbuatannya melanggar aturan Allah swt. Namun, burung itu malah disentakkan dan dihempaskan sampai mati.
Nilai kehidupan yang nampak pada kutipan hikayat Khojan Maimun ialah nilai ....
Para pengawal mengawal iring-iringan barang, orang, dan hewan. Mereka bergerak terus hingga sampai di sebuah tanah lapang berpasir. Bebatuan diletakkan teratur di tempatnya. Pemandangan ini sangat menarik. Lalu bertanyalah sang anak pada bapanya. Si bapa menerangkan bahwa dibalik batu ada sebuah kehidupan. Masing-masing batu sedang menindih biji pohon ara.
Nilai budaya yang nampak pada kutipan hikayat Batu dan Pohon Ara ialah ....
Begitu bencinya Paduka Liku terhadap Galuh Cendera Kirana serta Paduka Nata. Dia mengira apabila makanan mereka diberi racun kelak putrinya Galuh Ajeng yang akan ditunangkan dengan Raden Inu. Dan dia dapat menggantikan posisi Raja Liku.
Nilai agama yang dapat kita ambil dari kutipan hikayat di atas ialah ....
(1) Raja yang kejam itu meminta mentrinya menyerahkan anak gadisnya untuk diperistri. 
(2) Sang mentri sangat bersedih sebab semua wanita di negeri itu sudah habis dibunuh sang raja karena dia mengira semua wanita berhati busuk. 
(3) Melihat kesedihan ayahnya putri Syahrazat pun menghibur dan mengatakan bahwa dia siap menjadi istri paduka raja. 
(4) Ayahnya dilarang bersedih karena putri Syahrazat sudah memiliki cara untuk menaklukkan sang raja.
Nilai moral dan budaya nampak pada kutipan nomor ....
Raden Budog segera menunggang kuda kesayangannya, ditunggangnya menuju arah utara. Di pinggangnya terselip golok panjang. Dia terlihat gagah dan perkasa. Dibahunya terselempang tas anyaman dari kulit terep berisi persediaan makanan Sementara itu anjing kesayangannya berjalan di depan, mengendus-endus mencari jalan bagi tuannya. Bila ada bahaya mengintai segeralah ia menggonggong.
Nilai budaya yang nampak pada kutipan hikayat di atas ialah ....
Karena dituduh membunuh Mambang Molek dalam peristiwa adu ayam Malin Deman ditangkap dan dihadapkan raja untuk di hukum. Rakyat tahu bahwa Moleklah yang memulai pertarungan itu. Tapi malin Deman tetap dihukum. Ketika sedang menjadi pesakitan, dia berjumpa istrinya Putri Bungsu. Putri Bungsu pun memohon kepada ayahnya untuk membebaskan Malin Deman karena dia adalah suaminya dan tidak bersalah. Malin pun dibebaskan dan raja menggelar acara pesta sebagai simbol merestui hubungan mereka.
Nilai agama yang nampak pada kutipan hikayat di atas ialah ....
Saking takutnya Datuk Bendaharapun bersembunyi di dalam gentong. Ketika raja dan para menteri datang untuk melamar Syarifah dengan agak memaksa sehingga terjadi keributan, Datuk Bendahara diam-diam mengeluarkan tangannya untuk mengambil buah-buahan. Namun malah meraih tangan Tumenggung. Terperanjatlah dan berteriaklah Tumenggung. Akhirnya rahasia raja, Tumenggung, dan Bendahara pun terkuak.
Nilai yang nampak pada kutipan hikayat di atas ialah .....
Sang raja sangat bersyukur karena berkat Hang Tuah akhirnya para perampok berhasil dikalahkan. Hal ini membuat iri Tumenggung. Ia pun berdiskusi dengan pegawai yang lain untuk menghadap sang raja. Maka ketika sampai pada raja Tumenggung dan pegawai-pegawainya datang berlutut menyembah raja.
Nilai budaya yang nampak pada kutipan hikayat di atas ialah ....
Maharaja Indera Angkasa segera mencari ahli nujum untuk mengetahui apakah pertunangan putra-putrinya baik. Atas bujukan jahat dari raja Antah Berantah, para ahli nujum mengatakan bahwa Marakarmah dan Nila Kesuma itu kelak hanyalah akan mendatangkan celaka saja bagi orangtuanya, maka mereka harus diusir dari kerajaan. Dengan berat hati diusirkan mereka oleh raja.
Nilai agama yang nampak mengajarkan kepada kita ....
(1) Alkisah ada saudagar di negara Ajam.Khojan Mubarok, terlalu amat kaya. 
(2) Akan tetapi ia tiada beranak.

(3) Ia pun berdoa kepada Tuhan, maka beranaklah istrinya. 
(4) Seorang anak laki-laki yang di beri nama Khojan Maimun. 
(5) Setelah umurnya lima tahun, di serahkan untuk mengaji kepada banyak guru sampai berumur lima belas tahun
Nilai agama yang tersurat nampak pada nomor ....

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel