Contoh Soal Lokasi dan Orientasi Industri
Contoh Soal Lokasi dan Orientasi Industri - Industri adalah proses produksi yang mengolah bahan menjadi barang jadi sehingga menjadi barang yang bernilai bagi masyarakat. Prinsip teori Weber adalah bahwa penentuan lokasi industri ditempatkan di tempat-tempat yang resiko biaya atau biayanya paling murah atau minimal (least cost location) yaitu tempat dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja dimana penjumlahan keduanya minimum, tempat dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum yang cenderung identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum. Tujuan utama penentuan lokasi industri adalah untuk memperbesar keuntungan dengan jalan menekan biaya masukan, secara umum industri berorientasi pada:
A. Lokasi Industri Dekat Bahan Baku
1. Bahan baku yang digunakan mudah rusak.
2. Pengangkutan barang jadi lebih murah jika dibanding pengangkutan bahan baku.
3. Bahan baku yang digunakan lebih berat daripada produk yang dihasilkan.
Contoh: Industri pengalengan sapi, buah-buahan, sayur, ikan dan industri perkayuan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji bahan baku antara lain:
● Jenis bahan baku
● Jumlah dan kualitas bahan baku
● Persebaran asal bahan baku
● Potensi bahan baku untuk masa yang akan datang
1. Bahan baku yang digunakan mudah rusak.
2. Pengangkutan barang jadi lebih murah jika dibanding pengangkutan bahan baku.
3. Bahan baku yang digunakan lebih berat daripada produk yang dihasilkan.
Contoh: Industri pengalengan sapi, buah-buahan, sayur, ikan dan industri perkayuan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji bahan baku antara lain:
● Jenis bahan baku
● Jumlah dan kualitas bahan baku
● Persebaran asal bahan baku
● Potensi bahan baku untuk masa yang akan datang
B. Lokasi Industri Berdasarkan Pasar
1. Produksi yang dihasilkan lebih berat dibandingkan dengan bahan baku.
2. Bahan baku yang digunakan tidak mudah rusak.
3. Wilayah pasar luas.
4. Produksi yang dihasilkan lebih mudah rusak setelah pengolahan.
1. Produksi yang dihasilkan lebih berat dibandingkan dengan bahan baku.
2. Bahan baku yang digunakan tidak mudah rusak.
3. Wilayah pasar luas.
4. Produksi yang dihasilkan lebih mudah rusak setelah pengolahan.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian. Industri Kimia Dasar (IKD) merupakan industri yang memerlukan modal yang besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun industri yang termasuk kelompok IKD adalah sebagai berikut:
1. Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan kimia tekstil.
2. Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan industri kaca.
3. Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.
4. Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan industri ban.
1. Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan kimia tekstil.
2. Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan industri kaca.
3. Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.
4. Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan industri ban.
C. Berdasarkan Lokasi
1. Industri yang Berorientasi Pada Pasar (Market Oriented Industry)
Industri ini didirikan berdekatan dengan potensi pasar atau potensi manusia sebagai konsumen. Misalnya industri makanan dan minuman. Hal ini disebabkan karena hasil produksi (barang jadi) mudah rusak/basi sehingga harus cepat-cepat sampai ke tangan konsumen.
2. Industri yang Berorientasi Pada Tenaga Kerja (Labour Oriented Industry)
Industri ini didirikan berdekatan dengan pemusatan manusia yang berpotensi sebagai tenaga kerja. Misalnya industri rokok dan industri garment (tekstil).
1. Industri yang Berorientasi Pada Pasar (Market Oriented Industry)
Industri ini didirikan berdekatan dengan potensi pasar atau potensi manusia sebagai konsumen. Misalnya industri makanan dan minuman. Hal ini disebabkan karena hasil produksi (barang jadi) mudah rusak/basi sehingga harus cepat-cepat sampai ke tangan konsumen.
2. Industri yang Berorientasi Pada Tenaga Kerja (Labour Oriented Industry)
Industri ini didirikan berdekatan dengan pemusatan manusia yang berpotensi sebagai tenaga kerja. Misalnya industri rokok dan industri garment (tekstil).
Alasan relokasi industri, yaitu sebagai berikut:
1) Di negara berkembang upah buruh lebih murah dibandingkan dengan negara maju.
2) Mengurangi tingkat polusi atau pencemaran di negara maju.
3) Negara yang dituju mempunyai tenaga kerja yang sesuai.
4) Memperbesar dan memperluas usaha industri.
5) Memperluas pemasaran hasil industri.
1) Di negara berkembang upah buruh lebih murah dibandingkan dengan negara maju.
2) Mengurangi tingkat polusi atau pencemaran di negara maju.
3) Negara yang dituju mempunyai tenaga kerja yang sesuai.
4) Memperbesar dan memperluas usaha industri.
5) Memperluas pemasaran hasil industri.
Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi:
1. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.
2. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.
1. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.
2. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.
Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha:
1) Industri berorientasi pada pasar (Market oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.
2) Industri berorientasi pada tenaga kerja (Employment oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
3) Industri berorientasi pada pengolahan (Supply oriented industry), yaitu industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).
4) Industri berorientasi pada bahan baku (Raw oriented industry), yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.
5) Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (Footloose industry), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan dimana saja. Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.
1) Industri berorientasi pada pasar (Market oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.
2) Industri berorientasi pada tenaga kerja (Employment oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
3) Industri berorientasi pada pengolahan (Supply oriented industry), yaitu industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).
4) Industri berorientasi pada bahan baku (Raw oriented industry), yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.
5) Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (Footloose industry), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan dimana saja. Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.
S1
Proses produksi yang mengolah bahan menjadi barang jadi sehingga menjadi barang yang bernilai bagi masyarakat disebut ....
S2
Transportasi merupakan faktor penting dalam industri sehingga menurut Alfred Weber lokasi sebaiknya ditempatkan yang biayanya paling minimal. Teori tersebut terkenal dengan sebutan ....
S3
Industri yang didirikan berdekatan dengan potensi pasar atau potensi manusia sebagai konsumen berorientasi pada ....
S4
Industri pupuk di Palembang merupakan industri yang berorientasi pada .…
S5
Di suatu daerah banyak terdapat lahan tebu yang luas. Di daerah tersebut akan dibangun industri pabrik gula, pendirian industri tersebut berorientasi ….
S6
Berdasarkan Departemen Perindustrian, yang termasuk industri kimia dasar adalah ….
S7
Salah satu alasan relokasi industri adalah .…
S8
Contoh industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen adalah .…
S9
Industri harus didirikan dekat dengan bahan baku, jika .…
S10
Industri yang lokasinya cenderung mendekati pasar memiliki ciri-ciri sebagai berikut, kecuali .…