Contoh Soal Ciri-Ciri dan Unsur-Unsur Novel Indonesia

Contoh Soal Ciri-Ciri dan Unsur-Unsur Novel IndonesiaPada pelajaran sebelumnya kita sudah mengetahui macam-macam prosa. Setiap hasil karya sastra prosa memiliki ciri-ciri dan unsur-unsur pembangun yang membuat karya tersebut bisa berdiri sebagai karya utuh.
      Sebelum memahami novel secara khusus, ada baiknya kita mengetahui pengertian prosa itu sendiri sebagai karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita secara bebas, yang tidak terikat oleh rima dan irama. Campuran dari bentuk dialog dan monolog.
      Prosa bisa berbentuk cerpen atau novel. Namun, keduanya memiliki perbedaan karakteristik.Perbedaan antara cerpen dan novel, yaitu; 
A. Cerpen 
Singkatan dari cerita pendek adalah karangan pendek yang berbentuk prosa, mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa, dan mengandung kesan tak terlupakan.
Ciri-cirinya:
1) Ceritanya pendek ;
2) Bersifat rekaan;
3) Bersifat naratif ; dan
4) Memiliki kesan tunggal.
B. Novel 
Secara etimologis, novel berasal dari Bahasa Italia novella yang berarti ‘sebuah barang baru yang kecil’. Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh permasalahan kehidupan seseorang atau beberapa tokoh.

CIRI-CIRI NOVEL INDONESIA

  1. Novel merupakan karya sastra yang menceritakan kehidupan seseorang tokoh secara lengkap.
  2. Menonjolkan watak dan perilaku tokoh-tokohnya.
  3. Memiliki alur/plot yang kompleks. Berbagai peristiwa dalam novel ditampilkan saling berkaitan sehingga novel dapat bercerita panjang lebar, membahas persoalan secara luas, dan lebih mendalam.
  4. Tema dalam novel tidak hanya satu, tetapi muncul tema-tema sampingan. Oleh karena itu, pengarang novel dapat membahas hampir semua segi persoalan.
  5. Tokoh/karakter tokoh dalam novel bisa banyak. Dalam novel, pengarang sering menghidupkan banyak tokoh cerita yang masing-masing digambarkan secara lengkap dan utuh.

UNSUR-UNSUR PEMBANGUN NOVEL

Unsur pembangun novel dibagi menjadi dua unsur di bawah ini.
1. Unsur Intrinsik
a. Tema : inti atau ide dasar sebuah cerita. 
b. Alur/Plot : merupakan pola pengembangan cerita yang berbentuk oleh hubungan sebab-akibat.
c. Latar : Latar adalah tempat, waktu, dan suasana terjadinya cerita dalam novel. Bisa bersifat faktual atau imajiner.
d. Penokohan : cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
e. Sudut Pandang : posisi pengarang dalam membawakan cerita. Dibagi dalam dua macam, yaitu :
i. Berperan langsung sebagai orang pertama.
ii. Hanya berperan sebagai orang ketiga/pengamat.
f. Amanat : ajakan moral atau pesan didaktis yang disampaikan pengarang kepada pembaca. 
g. Gaya Bahasa : Gaya bahasa berkaitan dengan penggunaan bahasa oleh penulis dalam novel tersebut. Bertujuan menimbulkan suasana yang tepat sesuai cerita.
2. Unsur ekstrinsik
a. nilai-nilai : nilai-nilai yang berlaku seperti norma agama, sosial, budaya.
b. latar belakang budaya : latar belakang adat istiadat yang berlaku pada saat karya sastra tersebut diciptakan.
c. Pendidikan penulis novel.
d. Pengalaman penulis novel.

Contoh Soal Ciri-Ciri dan Unsur-Unsur Novel Indonesia

Pohon-pohon kelapa itu tumbuh di tanah lereng di antara pepohonan lain yang rapat dan rimbun. Kemiringan lereng membuat pemandangan seberang lembah itu seperti lukisan alam gaya klasik Bali yang terpapar di dinding langit. Selain pohon kelapa yang memberi kesan lembut, batang sengon yang lurus dan langsing menjadi garis-garis tegak berwarna putih dan kuat. Ada beberapa pohon aren dengan daun mudanya yang mulai mekar; kuning dan segar. Ada pucuk pohon jengkol yang berwarna coklat kemerahan, ada bunga bungur yang ungu berdekatan dengan pohon dadap dengan kembangnya yang benar-benar merah. Dan batang-batang jambe rowe, sejenis pinang dengan buahnya yang bulat dan lebih besar, memberi kesan purba pada lukisan yang terpajang di sana.
(Bekisar Merah karya Ahmad Tohari)
Unsur intrinsik yang paling dominan dari kutipan novel di atas adalah ....
Awal-awal Agustus memang puncak musim panas. 
      Dalam kondisi sangat tidak nyaman seperti ini, aku sendiri sebenarnya sangat malas keluar. Ramalan cuaca mengumumkan: empat puluh satu derajat celcius! Apa tidak gila!? Mahasiswa Asia Tenggara yang tidak tahan panas, biasanya sudah mimisan, hidungnya mengeluarkan darah. Teman satu flat yang langganan mimisan di puncak musim panas adalah Saiful. Tiga hari ini, memasuki pukul sebelas siang sampai pukul tujuh petang, darah selalu merembes dari hidungnya. Padahal ia tidak keluar flat sama sekali. Ia hanya diam di dalam kamarnya sambil terus menyalakan kipas angin. Sesekali ia kungkum, mendinginkan badan di kamar mandi.
(Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman EI Shirazy)
Konflik batin yang terjadi dalam diri tokoh dalam kutipan novel tersebut adalah ....
Sesungguhnya aku tidak berharap, sesuatu akan menimpa Dukuh Paruk. Betapapun dia adalah tanah airku yang kecil. Tetapi pada malam kesembilan, ketika cahaya bintang mampu menerangi pedukuhan itu, dari tempat pengintaian kulihat sinar lampu senter mendekat. Kubuka mataku lebar-lebar. Empat lima orang sedang berjalan beriring di atas pematang. Sinar bintang-bintang memungkinkan mataku melihat kelima orang itu masing-masing membawa benda panjang. Tak salah lagi, bedil.
(Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari)
Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam kutipan novel tersebut adalah ....
Kali ini yang datang melamarnya bukan orang sembarangan. Pak H. Sukarman, M.Sc., Dekan Fakultas Teknik, orang nomor satu di fakultas tempat dia mengajar. Duda berumur lima puluh lima tahun. Status dan umur baginya tidak masalah. Sudah bertitel haji. Kredibilitas intelektualnya tidak diragukan. Materi tak usah ditanyakan. Di Semarang saja ia punya tiga pom bensin. Namun soal kredibilitas moralnya, susah Zahrana untuk memaafkannya. Repotnya, jika ia menolak ia sangat susah untuk menjelaskan. Ia harus berkata bagaimana. Ia telah membicarakan hal ini pada kedua sahabat karibnya. Si Lina, yang kini jualan buku-buku Islami di Tembalang. Dan si Wati yang kini jadi isteri lurah Tlogosari Kulon. Lina berpendapat untuk tidak mengambil risiko dengan menerima orang amoral seperti Pak Karman itu. Apapun titel dan jabatannya. Moral adalah nyawa orang hidup. Jika moral itu hilang dari seseorang, ia ibarat mayat yang bergentayangan. Itu pendapat Lina. 
(Dalam Mihrab Cinta Karya Habiburrahman EI Shirazy)
Watak Zahrana dalam kutipan novel tersebut adalah ....
Suatu sore aku pulang mengajar dan kehujanan, sampai di rumah habis maghrib, bibirku pucat, perutku belum kemasukkan apa-apa kecuali segelas kopi buatan Raihana tadi pagi. Memang aku berangkat pagi karena ada janji dengan teman. Raihana memandangiku dengan khawatir. “Mas tidak apa-apa,” tanyanya dengan perasaan kuatir. “Mas mandi dengan air panas saja, aku sedang menggodoknya, lima menit lagi mendidih,” lanjutnya. Aku melepas semua pakaian yang basah. ”Mas airnya sudah siap,” kata Raihana. Aku tak bicara sepatah katapun, aku langsung ke kamar mandi, aku lupa membawa handuk, tetapi Raihana telah berdiri di depan pintu membawa handuk. ”Mas aku buatkan wedang jahe.” Aku diam saja. Aku merasa mulas dan mual dalam perutku tak bisa kutahan. 
(Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman EI Shirazy)
Penggalan novel tersebut menggambarkan latar waktu, yaitu ....
Sang harimau telah dua hari menderita lapar. Dia telah tua. Tenaganya tak cukup kuat lagi dan larinya tak cukup kencang untuk mengejar buruannya yang biasa seperti babi atau rusa. Dia dahulu sungguh seekor harimau jantan yang gagah dan perkasa, dan lama sekali menjadi raja hutan besar. Sepanjang ingatannya tak pernah dia menderita lapar seperti sekarang. Badannya besar dan tinggi. Pada waktu muda dengan mudahnya dia dapat menerkam dan melarikan seekor rusa besar. Dan pernah beberapa kali menerkam dan membunuh desa. Sejak dua hari dia telah mengejar-ngejar sepasang rusa, seekor jantan, dan betina muda. Akan tetapi, kedua ekor rusa itu amat awas sekali dan dapat melarikan diri sebelum dia sempat menerkamnya. Kini dia mulai merasa letih. 
(Harimau! Harimau! karya Mochtar Lubis)
Konflik yang dialami harimau adalah ....
Alangkah nyaman hari-hari berikutnya terasa oleh Pambudi. Kenyataan bahwa sekarang ia menjadi penganggur, tidak mengurangi cerahnya perasaan. Pambudi benar-benar menikmati suasana yang sulit digambarkan. Satu-satunya yang mengganggu ketenteraman hatinya adalah kenyataaan bahwa antara dirinya dan Pak Dirga telah terbentang garis ketidakcocokan. Pak Dirga pasti sadar bahwa rahasianya turut dibawa ke luar olehnya. Tidak mustahil pada akhirnya hal ini akan membawa akibat tidak baik. Di sebuah desa kecil seperti Tanggir, orang akan merasa gelisah bila ternyata lurah membencinya.
(Cibalak karya Ahmad Tohari)
Amanat dalam kutipan novel di atas adalah ....
“Saya sudah berulang kali mengkonfirmasi kedatangan kalian pada Jakarta, tak ada jawaban. Memang ada kamar kosong, tapi sistem di sini tidak bekerja seperti itu. Impossible,“ tukasnya tanpa perasaan. 
      Kami tak diberi kesempatan berdalih.
      “Ini hari minggu, kebetulan saja saya ada di kantor. Jika tidak, bahkan kalian tak bisa melewati pagar itu!”
      Sikap Van Der Wall delapan derajat Celsius, lebih dingin satu strip dari suhu di luar. Kulihat Arai ingin marah dan aku ingin mengatakan bahwa kami tak tahu harus kemana jika tak boleh tinggal di apartemen itu. Tapi kami tahu sikap itu hanya hanya akan membuat Van Der Wall memuntahkan kata-kata yang lebih menyakitkan, misalnya: itu bukan urusanku! Silakan menggelandang di luar, itu urusan kalian! Nasib kalian sial karena ketololan kalian sendiri! Atau, begitulah cara kalian orang Indonesia bekerja! Tak ada sistem! Tak bisa antisipasi! Tak efisien sama sekali! 
      "Tunggu sampai besok, hubungi Dr. Woodward. Kalau administrasi beres, baru kalian bisa tinggal di sini.”
(Edensor karya Andrea Hirata)
Penyebab konflik menurut kutipan novel tersebut adalah ....
Ia memejamkan mata seraya meneguhkan hatinya. Ia meyakinkan dirinya harus kuat. Ya, sebagai lelaki ia harus kuat. Meskipun ia merasa kini tidak memiliki siapa- siapa lagi. Bagi seorang lelaki cukuplah keteguhan hati menjadi teman dan penenteram jiwa. la kembali menegaskan niat, bahwa ia sedang melakukan pengembaraan untuk mengubah takdir. Mengubah nasib. Seperti saran Pak Hasan, ia harus berani berhijrah dari satu takdir Allah ke takdir Allah lain yang lebih baik. Feri Lintas Samudera terus melaju ke depan. Singapura semakin dekat di depan, dan Batam semakin jauh di belakang. Namun, Lintas Samudera tidak hendak menuju Singapura, tapi menuju pelabuhan Johor Bahru, Malaysia.
(Mahkota Cinta karya Habiburrahman EI Shirazy)
Pendeskripsian watak “Ia” dalam kutipan novel di atas melalui ....
Padahal Keenan sudah tahu apa yang terjadi. Tidak mungkin menutup telinga dari suara apa pun di rumah mungil ini. Sambil meringkuk dan memeluk lutut, Keenan menerawang di atas tempat tidur, bertanya-tanya pada dirinya sendiri: apakah ia salah karena tidak merasakan kebahagiaan yang sama? Apakah ia puas atas kesuksesannya menyenangkan orang lain? Dan apakah ia cukup berduka atas pengkhianatannya pada diri sendiri? Di depan kanvas, mata Keenan terpaku. Mendapatkan lembar kosong itu sebagai jawaban pertanyaan hatinya.
(Perahu Kertas karya Dewi ‘Dee’ Lestari)
Perasaan apakah yang dimiliki Keenan berdasarkan kutipan novel di atas ....

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel