Contoh Soal Teori-teori masuk dan berkembangnya Islam
Contoh Soal Teori-teori masuk dan berkembangnya Islam - Agama Islam berkembang di Jazirah Arab mulai tahun 611 M oleh Nabi Muhammad SAW. Usaha beliau mendapat tantangan dari orang-orang Quraisy. Namun seiring waktu, agama ini berkembang dengan sangat pesat dan menyebar ke hampir seluruh wilayah di dunia, salah satunya adalah ke Indonesia. Berikut akan dibahas tentang proses masuknya agama Islam ke Indonesia dan berbagai pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat Indonesia.
Hipotesis penyebaran agama Islam sangat beragam. Sebagian ahli berpendapat bahwa kedatangan agama ini sudah sejak abad ke-7 Masehi atau abad pertama Hijriah. Tahun Hijriah dimulai ketika Nabi Muhammad SAW pindah ke Madinah pada tanggal 12 Rabiul Awal. Sebagian lagi berpendapat datangnya Islam pada abad ke-7 didasari oleh berita Cina dari zaman T’ang, sedangkan pendapat yang kedua didasari kepada dugaan akibat keruntuhan Dinasti Abbasiah oleh Hulagu pada tahun 1258 M, kemudian diperkuat oleh berita dari Marcopolo (1292 M) serta nisan Sultan Malik as As Saleh (1297 M). Pola Penyebaran agama Islam di Indonesia memiliki beberapa proses yang cukup panjang dalam penyalurannya, yaitu dengan cara perdagangan, perkawinan, ajaran-ajaran tentang tasawuf, seni, dan aspek budaya lainnya. Berikut adalah penjelasan dari beberapa saluran-saluran islamisasi tersebut.
- Saluran Perdagangan
Saluran perdagangan merupakan tahap yang paling awal dalam proses Islamisasi. Tahap ini diperkirakan dimulai pada abad ke-7 M melibatkan pedagang-pedagang Arab, Persia, dan India. Proses ini sangat menguntungkan sebab bisa dilaksanakan pada saat mereka berdagang. Dalam agama Islam, semua orang Islam adalah penyampai ajaran agamanya. Pada saluran tersebut, hampir semua kelompok masyarakat terlibat mulai dari raja, birokrat, bangsawan, masyarakat kaya, hingga masyarakat bawah. Proses ini dipercepat dengan mulai runtuhnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha. - Saluran Perkawinan
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap yang pertama. Para pedagang lama-kelamaan mulai menetap, baik untuk sementara maupun permanen. Lambat laun para pedagang ini membentuk perkampungan-perkampungan yang dikenal dengan nama pekojan. Para pedagang kemudian membentuk keluarga dengan cara menikahi para penduduk lokal, misalnya antara Raden Rahmat (Sunan Ampel) dengan Nyai Manila. Namun proses ini tidak begitu mudah, mengingat perkawinan dengan orang penganut berhala dianggap kurang sah, karena itu wanita tersebut harus masuk Islam terlebih dahulu. Hal ini dapat dijalankan dengan sederhana, karena tidak memerlukan upacara. Mereka cukup dengan mengucapkan kalimat syahadat. Adanya proses ini menyebabkan penyebaran agama Islam berjalan lancar karena keluarga hasil perkawinan akan membentuk keluarga muslim. Selain itu, tidak mustahil dari pihak keluarga kedua mempelai timbul keterikatan untuk masuk agama Islam. Dalam beberapa Babad diceritakan adanya proses ini, mislanya Maulana Ishak menikahi putri Blambangan dan melahirkan Sunan Giri. Dalam Babat Cirebon dikisahkan perkawinan antara putri Kawunganten dengan Sunan Gunung Jati, Babad Tuban menceritakan tentang perkawinan antara Raden Ayu Teja, Putri Adipati Tuban dengan Syeh Ngabdurahman. - Saluran Tasawuf
Tasawuf merupakan ajaran untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah sehingga memperoleh hubungan langsung secara sadar dengan Allah SWT dan memperoleh ridha-Nya. Saluran Taswuf termasuk yang berperan membentuk kehidupan sosial bangsa Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena sifat tasawuf yang memberikan kemudahan dalam pengkajian ajarannya karena disesuaikan dengan alam pikiran masyarakatnya. Bukti-bukti mengenal hal ini dapat diketahui dari Sejarah Banten, Babad Tanah Jawi, dan Hikayat Raja-Raja Pasai. Tasawuf masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M dan madzhab yang paling berpengaruh adalah madzhab Syafi’i. - Seni Budaya
Islamisasi melalui bidang seni budaya dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti seni bangunan, seni pahat atau seni ukir, tari, musik, dan sastra. Saluran paling dikenal adalah pertunjukan wayang. Hal ini dilakukan pula oleh Sunan Kalijaga, salah satu tokoh yang aktif dalam menyebarkan Islam. - Politik
Kekuasaan raja memiliki peranan sangat besar dalam proses Islamisasi. Ketika seorang raja memeluk agama Islam, maka biasanya rakyat mengikuti jejak rajanya. Dengan demikian, setelah agama Islam mulai tumbuh di masyarakat, kepentingan politik dilaksanakan melalui perluasan wilayah kerajaan yang diikuti dengan penyebaran agama. Contohnya Sultan Demak mengirimkan pasukannya di bawah Fatahillah untuk menduduki wilayah Jawa Barat dan memerintahkan untuk menyebarkan agama Islam.
Perkembangan Tradisi Islam Abad ke-15 Sampai Abad ke-18
Sebelum masuknya Islam ke Indonesia, telah ada agama yang berkembang, yaitu Hindu dan Buddha. Meskipun demikian, kehadiran agama Islam dapat diterima dengan baik oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini mengakibatkan adanya perubahan-perubahan dalam kehidupan, di antaranya adalah dalam hal tradisi dan kepercayaan. Misalnya pada zaman pra-Islam banyak penduduk yang masih mempercayai adanya pengaruh nenek moyang dalam kehidupan. Namun, setelah masuknya Islam, kebiasaan itu mulai dihapuskan. Di beberapa kerajaan, tradisi yang berubah adalah penggunaan istilah raja yang banyak diganti oleh gelar sultan. Penggunaan nama-nama Hindu-Buddha pun sebagian besar mulai tergantikan oleh nama-nama bercorak Islam, misalnya Muhammad, Ahmad, dan lain-lain.
Di Kerajaan Banjar, Kalimantan, ketika Raden Samudra masuk Islam, beliau mendapat gelar baru yaitu Sultan Suryanullah. Nama tersebut merupakan pemberian seorang Arab yang telah mengislamkan beliau. Selain itu, di Indonesia dikenal perayaan Sepuluh Muharram, yaitu peringatan atas wafatnya Husain di Karbala pada tanggal 10 Muharram, 61 H. Pada hari itu banyak masyarakat muslim membuat masakan bubur sura. Adapun kata sura berasal dari bahasa Iran, yaitu Syura yang berarti tanggal 10 Muharram. Tradisi ini banyak dilaksanakan di Jawa, Aceh, Minangkabau, dan lain-lain.
Di Pidie diadakan upacara mengarak tabut, yaitu upacara mengarak keranda mayat sebagai perlambang mayat. Di Jawa, bubur sura dibuat dari macam-macam bahan makanan, misalnya biji jagung, kacang-kacangan, dan sebagainya. Setelah itu, semuanya diletakkan di atas bubur beras. Di Aceh, dikenal kanji acura yang dibuat dari beras, santan, gula, irisan kelapa, kacang-kacangan, pepaya, delima, pisang, tebu, dan umbi-umbian. Selain hal tersebut, di beberapa daerah dikenal dengan adanya tradisi debus, yaitu kegiatan ritual melukai dirinya sendiri namun karena adanya suatu kekuatan, para pelaku kegiatan tersebut tidak terluka. Apabila ada yang terluka, maka gurunya bisa mengobatinya cukup dengan air liurnya. Kebiasaan-kebiasaan tersebut tidak terlepas dari kombinasi antara kebudayaan Hindu-Buddha dengan Islam yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Di Kerajaan Banjar, Kalimantan, ketika Raden Samudra masuk Islam, beliau mendapat gelar baru yaitu Sultan Suryanullah. Nama tersebut merupakan pemberian seorang Arab yang telah mengislamkan beliau. Selain itu, di Indonesia dikenal perayaan Sepuluh Muharram, yaitu peringatan atas wafatnya Husain di Karbala pada tanggal 10 Muharram, 61 H. Pada hari itu banyak masyarakat muslim membuat masakan bubur sura. Adapun kata sura berasal dari bahasa Iran, yaitu Syura yang berarti tanggal 10 Muharram. Tradisi ini banyak dilaksanakan di Jawa, Aceh, Minangkabau, dan lain-lain.
Di Pidie diadakan upacara mengarak tabut, yaitu upacara mengarak keranda mayat sebagai perlambang mayat. Di Jawa, bubur sura dibuat dari macam-macam bahan makanan, misalnya biji jagung, kacang-kacangan, dan sebagainya. Setelah itu, semuanya diletakkan di atas bubur beras. Di Aceh, dikenal kanji acura yang dibuat dari beras, santan, gula, irisan kelapa, kacang-kacangan, pepaya, delima, pisang, tebu, dan umbi-umbian. Selain hal tersebut, di beberapa daerah dikenal dengan adanya tradisi debus, yaitu kegiatan ritual melukai dirinya sendiri namun karena adanya suatu kekuatan, para pelaku kegiatan tersebut tidak terluka. Apabila ada yang terluka, maka gurunya bisa mengobatinya cukup dengan air liurnya. Kebiasaan-kebiasaan tersebut tidak terlepas dari kombinasi antara kebudayaan Hindu-Buddha dengan Islam yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
S1
Agama Islam mulai berkembang di Jazirah Arab Saudi pada tahun…
S2
Penyebaran agama Islam di Indonesia memiliki beberapa proses yang cukup panjang dalam penyalurannya. Berikut ini adalah beberapa bagian dari proses penyebaran tersebut, kecuali…
S3
Proses penyebaran agama Islam yang dipercepat dengan mulai runtuhnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha berlangsung melalui ...
S4
Pada saat proses penyaluran agama Islam lewat saluran perdagangan di Indonesia, para pedagang membentuk perkampungan-perkampungan yang dikenal dengan nama…
S5
Dalam proses penyaluran agama Islam lewat Tasawuf pada abad ke-13 M, madzhab yang paling berpengaruh dalam penyebaran agama Islam adalah ...
S6
Islamisasi melalui bidang seni budaya dapat dilakukan melalui beberapa cara. Di bawah ini adalah jenis-jenis seni yang disebarkan di Indonesia, kecuali…
S7
Dalam penyebaran Islam lewat jalur politik, Sultan Demak mengirimkan pasukannya di bawah pimpinan Fatahillah untuk menduduki wilayah…
S8
Setelah terjadinya penyebaran agama Islam di Indonesia, tradisi lama mulai berubah ke arah tradisi baru. Misalnya penggunaan nama-nama Hindu-Buddha sebagian besar mulai tergantikan oleh nama-nama bercorak Islam, misalnya…
S9
Wafatnya Husain di Karbala diperingati pada tanggal…
S10
Upacara mengarak tabut atau upacara mengarak keranda mayat sebagai perlambang jenazah Husain dilakukan oleh masyarakat…