Contoh Soal Sebaran Daerah Rawan Banjir
Contoh Soal Sebaran Daerah Rawan Banjir - Banjir adalah suatu keadaan ketika aliran air di permukaan tanah berada di posisi yang relatif tinggi sehingga tidak dapat ditampung oleh saluran drainase atau sungai, sehingga melimpah ke kanan dan kiri serta menimbulkan genangan/aliran dalam jumlah melebihi normal dan mengakibatkan kerugian pada manusia. Wilayah rawan banjir sendiri adalah wilayah yang potensial dilanda banjir yang diindikasikan dari faktor-faktor yang dapat menyebabkan potensi banjir, yaitu topografi, tingkat penyerapan tanah, kondisi wilayah aliran sungai, dan curah hujan.
Selama Musim hujan hampir tidak ada wilayah di Indonesia yang tidak berpotensial terkena banjir. Mulai dari wilayah-wilayah di Pulau Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat,Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara dan Maluku, serta Papua. Selain karena wilayah tersebut yang secara potensi memang merupakan daerah banjir, kesalahan tata ruang dan eksploitasi hutan berlebihan juga sebagai penyebab lain terjadinya banjir.
• PULAU SUMATERA
Wilayah rawan banjir banjir pulau Sumatera cukup merata terutama pada sepanjang pesisir pantai utara mulai dari Propinsi Daerah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara, Riau, Jambi hingga propinsi Sumatera Selatan dan Lampung. Kota Banda Aceh merupakan daerah paling ujung yang menerima semua aliran air dari semua.Di daerah Sumatera Utara, wilayah - wilayah pesisir utara mulai dari Pangkalan Brandan, Tanjung Pura hingga Belawan merupakan daerah rawan banjir. Daerah sepanjang dataran rendah sekitar Kota Pekanbaru hingga sepanjang aliran sungai Rokan kiri dan Rokan kanan dan ke timur wilayah aliran sungai Kampar adalah daerah rawan banjir, termasuk pulau Bengkalis dan sebagian pulau Rangsang di propinsi Riau. Untuk Propinsi Jambi mulai dari Kota Rengat, Tembilahan, sekitar pulau Basu hingga Kuala tungka dan sekitarnya. Demikian pula kota Jambi dan daerah dataran rendah sepanjang DAS sungai Hari mengarah ke Simpang lima dan Kampung laut juga daerah yang rawan tergenang. Daerah rawan banjir di propinsi Sumatera selatan cukup luas mencakup area seperti Pulau Rimau dan daerah sekitarnya, Kota Palembang, Sungai Gerung, hingga ke Tanjung Lumut, termasuk wilayah sekitar Prabumulih dan muara-muara sungai yang menjorok ke selat Bangka.
• PULAU KALIMANTAN
Wilayah Kalimantan pada umumnya mulai mengalami banjir pada bulan Oktober, hingga Desember dan Januari hingga April. Daerah berpotensi banjir umumnya terjadi pada bentukan lahan berupa dataran bajir dan dataran alluvial dengan kondisi topografi yang datar. Daerah rawan banjir paling luas dijumai di propinsi Kalimantan Tengah. Sementara di daerah Kalimantan Barat dengan wilayah – wilayah rawan banjirdi sepanjang muara sungai Kapuas.
• PULAU SULAWESI
Di daerah Sulawesi, wilayah – wilayah yang dikatakan rawan banjir adalah wilayah yang dekat dengan sungai Bone, Bolanga di Limboto, Bollang Mongondow dan sepanjang danau Towuti dan juga danau Poso. Pada beberapa wilayah juga dijumpai potensi banjir akibat arus pasang air laut seperti di wilayah Tanjung Kaluku, dan sepanjang Teluk Tomori.
• BALI, KEPULAUAN NUSA TENGGARA ,DAN SEKITARNYA
Ditinjau dari karakteristik sistem lahan yang ada, wilayah rawan banjir pada kepulauan Bali, Nusa Tenggara dan sekitarnya adalah sedikit. Sebaran daerah rawan banjir hanya meliputi kurang dari 10 % wilayah yanag ada. Seperti di pulau Lombok hanya tersebar sekitar kota Mataram, pulau Sumbawa hanya meliputi sebagain kecil daerah Taliwang, dan spot-spot kecil tersebar antara daerah Labu Sumbawa sampai Plampang, Dumpo dan Raba.Untuk Propinsi Nusa Tenggara Timur juga demikian, wilayah rawan banjir tersebar dalam wilayah - wilayah kecil di pulau Timor, meliputi daerah Kupang dan Atambua dan Besikama sekitar Tanjung Wetah.
• PULAU JAWA
Secara umum pantai utara pulau Jawa menunjukkan wilayah yang secara alami mempunyai karakteristik wilayah rawan banjir. Banjir terjadi sejak awal-awal musim hujan, sekitar minggu ketiga bulan Oktober. Demikan pula pada sebagian wilayah selatan pulau Jawa.Wilayah pantai Utara Jawa meliputiwilayah Cilegon, Tangerang, dan kawasan Bekasi sertaKarawang. Wilayah banjir di propinsi Jawa tengah dan jawa Timur umumnya tersebar pada pantai Utara yang sebagian besar masuk dalam wilayah DAS Bengawan Solo. Khusus DKI Jakarta, lebih dari separuh wilayah Jakarta adalah berpotensi banjir khususnya wilayah Jakarta Utara dikarenakanbeberapa sungai dari wilayah Bogor bermuara ke kawasan tersebut seperti sungai Cisadane dan Ciliwung. Untuk mengetahui potensi rawan banjir dalam skala yang lebih besar untuk wilayah Jakarta dan kota-kota besar lainnya pendekatan geomorfologi sistem lahan tidaklah mencukupi. Diperlukan informasi lain seperti rata-rata curah hujan dasarian, tata guna lahan sekala besar serta peta topografi.
• PULAU SUMATERA
Wilayah rawan banjir banjir pulau Sumatera cukup merata terutama pada sepanjang pesisir pantai utara mulai dari Propinsi Daerah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara, Riau, Jambi hingga propinsi Sumatera Selatan dan Lampung. Kota Banda Aceh merupakan daerah paling ujung yang menerima semua aliran air dari semua.Di daerah Sumatera Utara, wilayah - wilayah pesisir utara mulai dari Pangkalan Brandan, Tanjung Pura hingga Belawan merupakan daerah rawan banjir. Daerah sepanjang dataran rendah sekitar Kota Pekanbaru hingga sepanjang aliran sungai Rokan kiri dan Rokan kanan dan ke timur wilayah aliran sungai Kampar adalah daerah rawan banjir, termasuk pulau Bengkalis dan sebagian pulau Rangsang di propinsi Riau. Untuk Propinsi Jambi mulai dari Kota Rengat, Tembilahan, sekitar pulau Basu hingga Kuala tungka dan sekitarnya. Demikian pula kota Jambi dan daerah dataran rendah sepanjang DAS sungai Hari mengarah ke Simpang lima dan Kampung laut juga daerah yang rawan tergenang. Daerah rawan banjir di propinsi Sumatera selatan cukup luas mencakup area seperti Pulau Rimau dan daerah sekitarnya, Kota Palembang, Sungai Gerung, hingga ke Tanjung Lumut, termasuk wilayah sekitar Prabumulih dan muara-muara sungai yang menjorok ke selat Bangka.
• PULAU KALIMANTAN
Wilayah Kalimantan pada umumnya mulai mengalami banjir pada bulan Oktober, hingga Desember dan Januari hingga April. Daerah berpotensi banjir umumnya terjadi pada bentukan lahan berupa dataran bajir dan dataran alluvial dengan kondisi topografi yang datar. Daerah rawan banjir paling luas dijumai di propinsi Kalimantan Tengah. Sementara di daerah Kalimantan Barat dengan wilayah – wilayah rawan banjirdi sepanjang muara sungai Kapuas.
• PULAU SULAWESI
Di daerah Sulawesi, wilayah – wilayah yang dikatakan rawan banjir adalah wilayah yang dekat dengan sungai Bone, Bolanga di Limboto, Bollang Mongondow dan sepanjang danau Towuti dan juga danau Poso. Pada beberapa wilayah juga dijumpai potensi banjir akibat arus pasang air laut seperti di wilayah Tanjung Kaluku, dan sepanjang Teluk Tomori.
• BALI, KEPULAUAN NUSA TENGGARA ,DAN SEKITARNYA
Ditinjau dari karakteristik sistem lahan yang ada, wilayah rawan banjir pada kepulauan Bali, Nusa Tenggara dan sekitarnya adalah sedikit. Sebaran daerah rawan banjir hanya meliputi kurang dari 10 % wilayah yanag ada. Seperti di pulau Lombok hanya tersebar sekitar kota Mataram, pulau Sumbawa hanya meliputi sebagain kecil daerah Taliwang, dan spot-spot kecil tersebar antara daerah Labu Sumbawa sampai Plampang, Dumpo dan Raba.Untuk Propinsi Nusa Tenggara Timur juga demikian, wilayah rawan banjir tersebar dalam wilayah - wilayah kecil di pulau Timor, meliputi daerah Kupang dan Atambua dan Besikama sekitar Tanjung Wetah.
• PULAU JAWA
Secara umum pantai utara pulau Jawa menunjukkan wilayah yang secara alami mempunyai karakteristik wilayah rawan banjir. Banjir terjadi sejak awal-awal musim hujan, sekitar minggu ketiga bulan Oktober. Demikan pula pada sebagian wilayah selatan pulau Jawa.Wilayah pantai Utara Jawa meliputiwilayah Cilegon, Tangerang, dan kawasan Bekasi sertaKarawang. Wilayah banjir di propinsi Jawa tengah dan jawa Timur umumnya tersebar pada pantai Utara yang sebagian besar masuk dalam wilayah DAS Bengawan Solo. Khusus DKI Jakarta, lebih dari separuh wilayah Jakarta adalah berpotensi banjir khususnya wilayah Jakarta Utara dikarenakanbeberapa sungai dari wilayah Bogor bermuara ke kawasan tersebut seperti sungai Cisadane dan Ciliwung. Untuk mengetahui potensi rawan banjir dalam skala yang lebih besar untuk wilayah Jakarta dan kota-kota besar lainnya pendekatan geomorfologi sistem lahan tidaklah mencukupi. Diperlukan informasi lain seperti rata-rata curah hujan dasarian, tata guna lahan sekala besar serta peta topografi.
S1
Banjir adalah salah satu bencana yang disebabkan oleh ….
S2
Saluran pembuangan atau penampungan air yang berfungsi menyerap kelebihan air adalah ….
S3
Potensi suatu daerah terhadap bencana banjir bergantung kepada beberapa hal berikut, kecuali ….
S4
Banjir dapat disebabkan oleh sejumlah hal berikut, kecuali ….
S5
Potensi banjir di wilayah Pekanbaru dan Jambi terutama disebabkan oleh ….
S6
Daerah di Pulau Sumatera yang terletak di pesisir pantai utara adalah ….
S7
Kedekatan wilayah ini dengan Selat Bangka adalah salah satu kondisi yang menyebabkan banjir di daerah ini. Wilayah yang dimaksud adalah ….
S8
Daerah di Pulau Kalimantan dengan potensi banjir terbesar ialah ….
S9
Di daerah Sulawesi, wilayah – wilayah potensial banjir memiliki kondisi geografis yang berdekatan dengan ….
S10
Wilayah di Jakarta dengan kecenderungan besar terhadap terjadinya banjir adalah ….