Contoh Soal Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
Contoh Soal Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia - Pada masa pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia, terdapat banyak kerajaan-kerajaan yang tumbuh dan berkembang. Bahkan pengaruhnya mencapai wilayah lain di kawasan Asia Tenggara. Luas wilayah dan pengaruh kerajaan tersebut menjadikan kerajaan tersebut sebagai kerajaan besar di Nusantara. Kerajaan tersebut ialah Sriwijaya dan Majapahit.
- Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya merupakan Kerajaan Buddha yang memberi banyak pengaruh di Nusantara. Wilayah kekuasaannya membentang dari Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi. Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang kuat dan kehidupan perekonomiannya mengandalkan sektor perdagangan.
Pada abad ke-8 M, perluasan Kerajaan Sriwijaya ditujukan ke arah utara, yaitu menduduki Semenanjung Malaya dan Tanah Genting Kra. Pendudukan terhadap daerah Semenanjung Malaya bertujuan untuk manguasai daerah penghasil lada dan timah. Sedangkan pendudukan terhadap daerah Tanah Genting Kra bertujuan guna menguasai lintas jalur perdagangan antara Cina dan India.
Untuk menjamin keamanan wilayah kekuasaannya, Sriwijaya menjalin hubungan baik dengan Cina. Hubungan baik ini digunakan untuk kepentingan perdagangan dan politik. Selain dengan Cina, Sriwijaya juga mengadakan hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara, baik demi kepentingan politik maupun perdagangan. Hal ini dilakukan penguasa Sriwijaya, yakni Dapunta Hyang pada tahun 664 M, dengan menikahi Sobakancana, putri kedua raja Kerajaan Tarumanegara, Linggawarman. Perkawinan ini melahirkan seorang putra yang menjadi raja Sriwijaya berikutnya, bernama Dharmasetu.
Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat pertemuan antara umat agama Buddha dari Cina ke India dan dari India ke Cina. Melalui pertemuan itu, di Kerajaan Sriwijaya berkembang ajaran Buddha Mahayana. Berita Cina dari I-Tsing menyatakan bahwa Sriwijaya merupakan sebuah kota berbenteng karena dikelilingi tembok. Ia mengatakan bahwa kota itu dihuni oleh kurang lebih seribu orang bhiksu, yang mendalami ajaran agama Buddha seperti halnya India. Para bhiksu belajar di bawah bimbingan guru bernama Sakyakirti. Terpengaruh oleh kemajuan Sriwijaya sebagai pusat agama Buddha, I-Tsing menganjurkan agar pendeta-pendeta Cina yang akan belajar di India terlebih dahulu singgah di Sriwijaya untuk mempelajari dasar-dasar agama Buddha dan tata bahasa Sansekerta selama setahun atau dua tahun. - Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan besar yang pernah ada di Nusantara. Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya ketika diperintah oleh Hayam Wuruk beserta Mahapatih Gajah Mada. Wilayah pengaruh Kerajaan Majapahit mencakup hampir seluruh wilayah Nusantara hingga beberapa wilayah di kawasan Asia Tenggara. Di bawah pimpinan Hayam Wuruk didampingi Mahapatih Gajah Mada, Majapahit meluaskan wilayah kekuasaannya ke luar Jawa. Sedikit demi sedikit, Majapahit menguasai seluruh wilayah Nusantara. Seperti dipaparkan dalam kitab Negarakertagama, daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Bahkan pengaruhnya menjangkau beberapa daerah di Asia Tenggara, seperti Semenanjung Melayu dan Filipina bagian selatan.
Sebagai kerajaan yang besar, Majapahit memiliki sistem ketatanegaraan yang teratur. Raja Majapahit dan keraton dianggap sebagai pusat dunia yang memiliki kekuasaan tertinggi. Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia dan ia memegang otoritas politik tertinggi. Dalam menjalankan tugasnya, raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi. Para putra dan kerabat dekat raja diberikan kedudukan tinggi dalam jabatan birokrasi kerajaan. Sebelum menjadi raja, biasanya para putra mahkota diberi kedudukan sebagai raja muda (Bhatara Saptaprabhu) yaitu suatu lembaga Dewan Pertimbangan Kerajaan. Dewan ini bertugas memberikan pertimbangan-pertimbangan kepada raja dalam menjalankan pemerintahannya. Anggota Bhatara Saptaprabhu terdiri dari sanak saudara raja. Dewan ini pertama kali diketahui melalui Prasasti Singasari (1351) yang dikeluarkan Mahapatih Gajah Mada. Selain prasasti itu, juga diketahui dari Kidung Sundayana yang menyebut Saptaprabhu dan kitab Negarakertagama yang menyebut Pohon Narendra.
Di bawah Raja Majapahit terdapat sejumlah raja-raja daerah yang disebut paduka bhatara yang memerintah di daerah-daerah. Dalam Prasasti Wingun Pitu (1447 M) disebutkan bahwa pemerintahan Majapahit dibagi menjadi 14 daerah bawahan, yang dipimpin oleh seseorang yang bergelar Bhre. Daerah-daerah bawahan tersebut yaitu Daha, Jagaraga, Kabalan, Kahuripan, Keling, Kelinggapura, Kembang Jenar, Matahun, Pajang, Singhapura, Tanjungpura, Tumapel, Wengker, dan Wirabumi.
Pada masa Kerajaan Majapahit, berkembang agama Hindu Siwa dan agama Buddha. Kedua umat beragama itu memiliki toleransi tinggi, sehingga tercipta kerukunan umat beragama. Raja Hayam Wuruk menganut agama Siwa, sedangkan Mahapatih Gajah Mada beragama Buddha. Namun, mereka dapat bekerja sama dengan baik bahkan dalam Negarakretagama pada pupuh ke LXXXI dijelaskan bahwa Raja Hayam Wuruk berusaha keras untuk menyatukan tiga aliran agama di wilayah Majapahit yang disebut dengan Tripaksa (tiga sayap) yaitu agama Siwa, Buddha dan Brahma. Pupu ini juga menyebutkan bahwa para pendetanya yang disebut caturdwija tunduk kepada ajaran tutur. Sedangkan Empu Tantular menyatakan bahwa kedua agama itu merupakan satu kesatuan yang disebut Syiwa-Buddha. Hal itu ditegaskan lagi dalam Kitab Sutasoma dengan kalimat Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa. Artinya, walaupun beraneka ragam, tetap dalam satu kesatuan, tidak ada agama yang mendua.
Selain perbedaan latar belakang keagamaan, terdapat pula beda status dan fungsi bangunan suci. Berdasarkan statusnya, bangunan-bangunan suci tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bangunan yang dikelola oleh pemerintah pusat dan yang berada di luar kekuasaan pemerintah pusat. Sedangkan bangunan suci yang berada di luar pengelolaan pemerintah pusat kebanyakan adalah mandala, katyagan, ata janggan. Secara umum semuanya disebut patapan atau wanasrama karena letaknya yang terpencil. Mandala merupakan tempat pendidikan agama yang dipimpin oleh seorang siddharsi yang disebut pula dewaguru.
S1
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan maritim berekonomi kuat, terutama pada sektor...
S2
Perluasan Kerajaan Sriwijaya salah satunya ditujukan ke daerah Semenanjung Malaya yang bertujuan untuk…
S3
Dalam upaya menjamin keamanan wilayah kekuasaannya, Kerajaan Sriwijaya membangun hubungan baik dengan Cina untuk …
S4
Kerajaan Sriwijaya pada tahun 664 Masehi dipimpin oleh Raja…
S5
Guru yang mengajari para bhiksu untuk mendalami ilmu agama Buddha adalah…
S6
Daerah yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Pernyataan tersebut dipaparkan dalam kitab…
S7
Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa, bermakna bahwa walaupun beraneka ragam, tetap dalam satu kesatuan, tidak ada agama yang mendua. Kalimat tersebut terdapat pada kitab…
S8
Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan dan berhasil meluaskan pengaruh mencakup hampir seluruh wilayah Nusantara hingga beberapa wilayah di kawasan Asia Tenggara, ketika dipimpin oleh…
S9
Raja Hayam Wuruk berusaha keras untuk menyatukan tiga aliran agama di wilayah Majapahit yang disebut dengan Tripaksa yang artinya…
S10
Pemerintahan Majapahit dibagi menjadi 14 daerah bawahan, yang dipimpin oleh seseorang yang bergelar Bhre. Berikut adalah beberapa daerah bawahan tersebut, kecuali…