Contoh Soal Peranan Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari
Contoh Soal Peranan Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari - Produk untuk keperluan sehari-hari banyak yang berupa koloid karena koloid merupakan satu-satunya cara untuk menyajikan suatu campuran dari zat-zat yang tidak saling melarutkan secara homogen. Selain itu, koloid stabil pada tingkat makroskopis atau tidak mudah rusak. Berikut produk-produk tersebut.
1. Kosmetik
Sebagian besar kosmetik dibuat dalam bentuk koloid. Hal ini dikarenakan beberapa keunggulan pemanfaatan bentuk koloid dalam industri kosmetik yaitu sebagai berikut.
a. Mudah dibersihkan
b. Tidak merusak kulit dan rambut
c. Kemampuan adsorbsi koloid memudahkan penyerapan berbagai bahan yang berfungsi sebagai pewangi, pelembut, dan pewarna
d. Mengandung dua jenis bahan yanng tidak saling melarutkan (liofob)
Contoh koloid dalam industri kosmetik:
Sebagian besar kosmetik dibuat dalam bentuk koloid. Hal ini dikarenakan beberapa keunggulan pemanfaatan bentuk koloid dalam industri kosmetik yaitu sebagai berikut.
a. Mudah dibersihkan
b. Tidak merusak kulit dan rambut
c. Kemampuan adsorbsi koloid memudahkan penyerapan berbagai bahan yang berfungsi sebagai pewangi, pelembut, dan pewarna
d. Mengandung dua jenis bahan yanng tidak saling melarutkan (liofob)
Contoh koloid dalam industri kosmetik:
2. Makanan
Makanan yang kita konsumsi sehari-hari banyak yang merupakan sistem koloid. Hal ini karena koloid memiliki sifat yang stabil dan tidak mudah rusak. Beberapa contoh makanan yang merupakan koloid yaitu susu, keju, santan, dan es krim. Susu, santan, dan es krim merupakan koloid jenis emulsi karena memiliki fasa terdispersi dan medium pendispersi cair. Keju merupakan jenis koloid emulsi padat yang memiliki fasa terdispersi cair dan medium pendispersi padat.
3. Obat-obatan
Koloid dimanfaatkan dalam membuat obat-obatan untuk anak-anak. Sebagian besar obat-obatan berbentuk cair karena anak-anak belum mampu mengonsumsi obat-obatan dalam bentuk padat. Dengan bentuk koloid, obat-obatan tersebut mudah untuk diminum oleh anak-anak. Contoh koloid dalam industri farmasi yaitu obat-obatan sirop. Selain obat sirop, terdapat juga jenis aerosol untuk obat sesak napas.
4. Cat
Cat merupakan koloid jenis sol. Partikel-partikel padat zat warna, oksida logam, bahan penstabil, bahan pengawet, zat pencemerlang, zat pereduksi dihaluskan hingga berukuran partikel koloid. Partikel koloid didispersikan dalam suatu cairan agar sol tetap terjaga kestabilannya dan bahan-bahan didispersikan tidak mengendap ditambahkan emulgator atau zat pelindung yang tergantung pada jenis medium pendispersinya.
5. Karet
Getah karet merupakan koloid tipe sol yang banyak digunakan sebagai bahan dasar industri karet. Karet diperoleh dengan cara mengkoagulasikan getah karet dengan asam formiat (HCOOH) atau asam asetat (H3C2O2H), agar menggumpal dan terpisah dari medium pendispersinya. Gumpalan karet digiling dan dicuci, kemudian diproses lebih lanjut sebagai lembaran yang disebut sheet.
6. Perlengkapan rumah tangga
Koloid banyak digunakan dalam membuat keperluan rumah tangga, misalnya deterjen, sabun, dan pasta gigi. Sabun dan deterjen merupakan emulgator untuk membentuk emulsi antara kotoran (minyak/ lemak) dengan air. Prinsip koloid juga digunakan dalam proses pencucian dengan sabun dan deterjen. Sabun/ deterjen akan mengemulsikan minyak dalam air sehingga kotoran-kotoran berupa lemak atau minyak dapat dibersihkan dengan cara pembilasan dengan air.
Selain produk yang berupa koloid, dalam kehidupan sehari-hari kita juga memanfaatkan sifat-sifat koloid. Berikut ini beberapa contohnya.
1. Mengurangi polusi udara
Gas buangan pabrik yang mengandung asap dan partikel berbahaya dapat diatasi dengan menggunakan alat yang disebut pengendap Cottrel. Prinsip kerja alat ini memanfaatkan sifat elektroforesis dan penggumpalan koloid sehingga gas yang dikeluarkan ke udara telah bebas dari asap dan partikel berbahaya.
2. Penggumpalan lateks
Untuk mendapatkan karetnya, getah karet harus dikoagulasikan agar karet menggumpal dan terpisah dari medium pendispersinya. Untuk mengkoagulasikan getah karet, biasanya digunakan asam formiat (HCOOH) atau asam asetat (CH3COOH). Larutan asam pekat itu akan merusak lapisan pelindung yang mengelilingi partikel karet. Sementara ion-ion H+-nya akan menetralkan muatan partikel karet sehingga karet akan menggumpal.
3. Membantu pasien gagal ginjal
Proses dialisis untuk memisahkan partikel-partikel koloid dan zat terlarut merupakan dasar bagi pengembangan dialisator. Penerapan dalam kesehatan adalah sebagai mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal. Dengan melakukan cuci darah yang memanfaatkan prinsip dialisis koloid, senyawa beracun seperti urea dan keratin dalam darah penderita gagal ginjal dapat dikeluarkan. Darah yang telah bersih kemudian dimasukkan kembali ke tubuh pasien.
4. Penjernihan air
Proses pengolahan air pada dasarnya melalui 4 tahap pengolahan. Tahap pertama adalah pengendapan, yaitu air baku dialirkan perlahan-lahan sampai benda-benda yang tak larut mengendap. Pada tahap kedua, air yang masih mengandung koloid diberi zat yang dinamakan koagulan. Koagulan yang banyak digunakan adalah aluminium sulfat, besi(II)sulfat, besi(III)klorida, dan klorinasi koperos (FeCl2Fe2(SO4)3). Pemberian koagulan selain untuk mengendapkan partikel-partikel koloid, juga untuk menjadikan pH air sekitar 7 (netral). Pada tahap ketiga, disaring melalui penyaring pasir sehingga sisa endapan yang masih terbawa di dalam air akan tertahan pada saringan pasir tersebut. Pada tahap terakhir, air jernih yang dihasilkan diberi sedikit air kapur untuk menaikkan pHnya, dan untuk membunuh bakteri diberikan kalsium hipoklorit (kaporit) atau klorin (Cl2).
Makanan yang kita konsumsi sehari-hari banyak yang merupakan sistem koloid. Hal ini karena koloid memiliki sifat yang stabil dan tidak mudah rusak. Beberapa contoh makanan yang merupakan koloid yaitu susu, keju, santan, dan es krim. Susu, santan, dan es krim merupakan koloid jenis emulsi karena memiliki fasa terdispersi dan medium pendispersi cair. Keju merupakan jenis koloid emulsi padat yang memiliki fasa terdispersi cair dan medium pendispersi padat.
3. Obat-obatan
Koloid dimanfaatkan dalam membuat obat-obatan untuk anak-anak. Sebagian besar obat-obatan berbentuk cair karena anak-anak belum mampu mengonsumsi obat-obatan dalam bentuk padat. Dengan bentuk koloid, obat-obatan tersebut mudah untuk diminum oleh anak-anak. Contoh koloid dalam industri farmasi yaitu obat-obatan sirop. Selain obat sirop, terdapat juga jenis aerosol untuk obat sesak napas.
4. Cat
Cat merupakan koloid jenis sol. Partikel-partikel padat zat warna, oksida logam, bahan penstabil, bahan pengawet, zat pencemerlang, zat pereduksi dihaluskan hingga berukuran partikel koloid. Partikel koloid didispersikan dalam suatu cairan agar sol tetap terjaga kestabilannya dan bahan-bahan didispersikan tidak mengendap ditambahkan emulgator atau zat pelindung yang tergantung pada jenis medium pendispersinya.
5. Karet
Getah karet merupakan koloid tipe sol yang banyak digunakan sebagai bahan dasar industri karet. Karet diperoleh dengan cara mengkoagulasikan getah karet dengan asam formiat (HCOOH) atau asam asetat (H3C2O2H), agar menggumpal dan terpisah dari medium pendispersinya. Gumpalan karet digiling dan dicuci, kemudian diproses lebih lanjut sebagai lembaran yang disebut sheet.
6. Perlengkapan rumah tangga
Koloid banyak digunakan dalam membuat keperluan rumah tangga, misalnya deterjen, sabun, dan pasta gigi. Sabun dan deterjen merupakan emulgator untuk membentuk emulsi antara kotoran (minyak/ lemak) dengan air. Prinsip koloid juga digunakan dalam proses pencucian dengan sabun dan deterjen. Sabun/ deterjen akan mengemulsikan minyak dalam air sehingga kotoran-kotoran berupa lemak atau minyak dapat dibersihkan dengan cara pembilasan dengan air.
Selain produk yang berupa koloid, dalam kehidupan sehari-hari kita juga memanfaatkan sifat-sifat koloid. Berikut ini beberapa contohnya.
1. Mengurangi polusi udara
Gas buangan pabrik yang mengandung asap dan partikel berbahaya dapat diatasi dengan menggunakan alat yang disebut pengendap Cottrel. Prinsip kerja alat ini memanfaatkan sifat elektroforesis dan penggumpalan koloid sehingga gas yang dikeluarkan ke udara telah bebas dari asap dan partikel berbahaya.
2. Penggumpalan lateks
Untuk mendapatkan karetnya, getah karet harus dikoagulasikan agar karet menggumpal dan terpisah dari medium pendispersinya. Untuk mengkoagulasikan getah karet, biasanya digunakan asam formiat (HCOOH) atau asam asetat (CH3COOH). Larutan asam pekat itu akan merusak lapisan pelindung yang mengelilingi partikel karet. Sementara ion-ion H+-nya akan menetralkan muatan partikel karet sehingga karet akan menggumpal.
3. Membantu pasien gagal ginjal
Proses dialisis untuk memisahkan partikel-partikel koloid dan zat terlarut merupakan dasar bagi pengembangan dialisator. Penerapan dalam kesehatan adalah sebagai mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal. Dengan melakukan cuci darah yang memanfaatkan prinsip dialisis koloid, senyawa beracun seperti urea dan keratin dalam darah penderita gagal ginjal dapat dikeluarkan. Darah yang telah bersih kemudian dimasukkan kembali ke tubuh pasien.
4. Penjernihan air
Proses pengolahan air pada dasarnya melalui 4 tahap pengolahan. Tahap pertama adalah pengendapan, yaitu air baku dialirkan perlahan-lahan sampai benda-benda yang tak larut mengendap. Pada tahap kedua, air yang masih mengandung koloid diberi zat yang dinamakan koagulan. Koagulan yang banyak digunakan adalah aluminium sulfat, besi(II)sulfat, besi(III)klorida, dan klorinasi koperos (FeCl2Fe2(SO4)3). Pemberian koagulan selain untuk mengendapkan partikel-partikel koloid, juga untuk menjadikan pH air sekitar 7 (netral). Pada tahap ketiga, disaring melalui penyaring pasir sehingga sisa endapan yang masih terbawa di dalam air akan tertahan pada saringan pasir tersebut. Pada tahap terakhir, air jernih yang dihasilkan diberi sedikit air kapur untuk menaikkan pHnya, dan untuk membunuh bakteri diberikan kalsium hipoklorit (kaporit) atau klorin (Cl2).
S1
Karakter khas koloid yang menjadikannya banyak digunakan dalam produk sehari-hari adalah….
S2
Banyak produk kosmetik yang dibuat dalam bentuk aerosol, antara lain….
S3
Bahan makanan sagu mutiara ketika diolah akan membentuk sistem koloid….
S4
Di bidang kedokteran,salah satu sifat koloid, yaitu dialisis, dimanfaatkan untuk proses perawatan penderita penyakit….
S5
Karet dalam lateks menggumpal karena ditambah asam formiat. Asam formiat dalam lateks berfungsi sebagai….
S6
Pada es krim, gelatin digunakan untuk menghalangi pembentukan es batu. Fungsi dari gelatin adalah….
S7
Kotoran lemak/ minyak yang melekat pada pakaian dapat dibersihkan dengan bantuan sabun. Hal ini disebabkan karena sabun bertindak sebagai….
S8
Bahan makanan berikut merupakan koloid, kecuali….
S9
Dalam pemasakan agar-agar instan terbentuk koloid …. , sedangkan saat agar-agar matang dan mengeras terbentuk koloid ….
S10
Di antara bahan-bahan di sekitar kita berikut ini:
1) garam + air;
2) tepung sagu + air panas;
3) sabun + air; dan
4) gula + air panas.
Bahan yang menghasilkan sistem koloid ketika dicampur adalah….
1) garam + air;
2) tepung sagu + air panas;
3) sabun + air; dan
4) gula + air panas.
Bahan yang menghasilkan sistem koloid ketika dicampur adalah….