Contoh Soal Ciri bahasa teks pantun
Contoh Soal Ciri bahasa teks pantun - Pantun adalah salah satu jenis puisi lama yang disampaikan secara lisan. Namun, pada perkembangannya, pantun disampaikan secara tertulis. Pantun berasal dari bahasa Minangkabau, patuntun yang artinya “petuntun”.
Ciri Bahasa Teks Pantun
Bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi satu sama lain. Tujuannya adalah agar apa yang ada dalam pikirannya dapat tersampaikan dengan baik. Pada pantun, bahasa yang digunakan pun harus dapat mengomunikasikan apa yang akan disampaikan. Adapun ciri bahasa teks pantun adalah (1) bahasa kiasan dan (2) bahasa imaji. Berikut ciri bahasa pantun.
1. Bahasa Kiasan (Majas)
Bahasa kiasan atau disebut juga majas adalah gaya bahasa yang digunakan pada pantun. Bahasa kiasan adalah bahasa yang menggunakan kata-kata indah, kata-kata bukan dalam arti yang sebenarnya. Artinya, makna pada sebuah kata atau bahasa yang digunakan memiliki arti lain.
Majas berkaitan erat dengan diksi, yaitu pemilihan kata yang digunakan agar memiliki nilai lebih, memiliki arti yang berkesan, dan yang utama adalah ketepatan kata. Sehingga, pantun yang dihasilkan bukanlah pantun yang asal-asalan, tidak bermakna, dan tidak berkesan. Karena itu ketika membuat pantun atau karya sastra lain, dapat dikatakan sebagai proses berpikir bahasa. Berikut beberapa contoh bahasa kiasan.
a. banting tulang = bekerja
b. tangan kanan = orang kepercayaan
c. naik darah = marah
d. kecil hati = minder
e. ringan tangan = mudah memukul
f. tutup mulut = tidak mau bicara
g. tebal muka = tidak punya rasa malu
h. dewi malam = bulan
i. raja siang = matahari
j. gatal mulut = tidak dapat menyimpan rahasia
k. buah bibir = pembicaraan
l. muka masam = cemberut
m. buah tangan = oleh-oleh
Bahasa kiasan sering digunakan pada karya sastra berupa puisi, novel, dan pantun. Majas dibagi menjadi perbandingan, pertentangan, penegasan, dan sindiran.
a. Perbandingan
Majas perbandingan adalah bentuk majas yang membandingkan antara satu dengan yang lain. Jenis majas perbandingan adalah asosiasi, personifikasi, metafora, sinekdoke, metonimia, simbolik, alegori, dan simile.
Contoh:
1) Kulitnya putih halus bagaikan salju. (asosiasi)
2) Nyiur melambai-lambai di pinggir pantai. (personifikasi)
3) Si jago merah melahap gedung perkantoran dalam sekejap. (metafora)
4) Sampai jam segini ia belum kelihatan batang hidungnya. (sinekdoke)
5) Paman datang diantar Daihatsu. (metonimia)
6) Sejak keluar dari bui, ia dianggap sebagai sampah masyarakat. (simbolik)
7) Dalam kehidupan berumah tangga, suami sebagai nakhoda, istri sebagai juru mudi. (alegori)
8) Kau selayaknya kembang, akulah kumbangnya. (simile)
b. Pertentangan
Majas pertentangan adalah bentuk majas yang mempertentangkan sesuatu. Jenis majas pertentangan adalah hiperbola, litotes, antithesis, dan paradoks.
Contoh:
1) Air matanya menganak sungai. (hiperbola)
2) Aku hanyalah rakyat jelata. (litotes)
3) Siang malam bekerja tak kenal lelah. (antithesis)
4) Terasa sepi hati ini meski berada di ingar bingar suara keras. (paradoks)
c. Penegasan
Majas penegasan adalah bentuk majas yang bertujuan menekankan sesuatu. Jenis majas penegasan adalah pleonasme, paralelisme, repetisi, klimaks, antiklimaks, retorika, dan tautologi.
Bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi satu sama lain. Tujuannya adalah agar apa yang ada dalam pikirannya dapat tersampaikan dengan baik. Pada pantun, bahasa yang digunakan pun harus dapat mengomunikasikan apa yang akan disampaikan. Adapun ciri bahasa teks pantun adalah (1) bahasa kiasan dan (2) bahasa imaji. Berikut ciri bahasa pantun.
1. Bahasa Kiasan (Majas)
Bahasa kiasan atau disebut juga majas adalah gaya bahasa yang digunakan pada pantun. Bahasa kiasan adalah bahasa yang menggunakan kata-kata indah, kata-kata bukan dalam arti yang sebenarnya. Artinya, makna pada sebuah kata atau bahasa yang digunakan memiliki arti lain.
Majas berkaitan erat dengan diksi, yaitu pemilihan kata yang digunakan agar memiliki nilai lebih, memiliki arti yang berkesan, dan yang utama adalah ketepatan kata. Sehingga, pantun yang dihasilkan bukanlah pantun yang asal-asalan, tidak bermakna, dan tidak berkesan. Karena itu ketika membuat pantun atau karya sastra lain, dapat dikatakan sebagai proses berpikir bahasa. Berikut beberapa contoh bahasa kiasan.
a. banting tulang = bekerja
b. tangan kanan = orang kepercayaan
c. naik darah = marah
d. kecil hati = minder
e. ringan tangan = mudah memukul
f. tutup mulut = tidak mau bicara
g. tebal muka = tidak punya rasa malu
h. dewi malam = bulan
i. raja siang = matahari
j. gatal mulut = tidak dapat menyimpan rahasia
k. buah bibir = pembicaraan
l. muka masam = cemberut
m. buah tangan = oleh-oleh
Bahasa kiasan sering digunakan pada karya sastra berupa puisi, novel, dan pantun. Majas dibagi menjadi perbandingan, pertentangan, penegasan, dan sindiran.
a. Perbandingan
Majas perbandingan adalah bentuk majas yang membandingkan antara satu dengan yang lain. Jenis majas perbandingan adalah asosiasi, personifikasi, metafora, sinekdoke, metonimia, simbolik, alegori, dan simile.
Contoh:
1) Kulitnya putih halus bagaikan salju. (asosiasi)
2) Nyiur melambai-lambai di pinggir pantai. (personifikasi)
3) Si jago merah melahap gedung perkantoran dalam sekejap. (metafora)
4) Sampai jam segini ia belum kelihatan batang hidungnya. (sinekdoke)
5) Paman datang diantar Daihatsu. (metonimia)
6) Sejak keluar dari bui, ia dianggap sebagai sampah masyarakat. (simbolik)
7) Dalam kehidupan berumah tangga, suami sebagai nakhoda, istri sebagai juru mudi. (alegori)
8) Kau selayaknya kembang, akulah kumbangnya. (simile)
b. Pertentangan
Majas pertentangan adalah bentuk majas yang mempertentangkan sesuatu. Jenis majas pertentangan adalah hiperbola, litotes, antithesis, dan paradoks.
Contoh:
1) Air matanya menganak sungai. (hiperbola)
2) Aku hanyalah rakyat jelata. (litotes)
3) Siang malam bekerja tak kenal lelah. (antithesis)
4) Terasa sepi hati ini meski berada di ingar bingar suara keras. (paradoks)
c. Penegasan
Majas penegasan adalah bentuk majas yang bertujuan menekankan sesuatu. Jenis majas penegasan adalah pleonasme, paralelisme, repetisi, klimaks, antiklimaks, retorika, dan tautologi.
SOAL 1
Ciri bahasa pantun adalah....
SOAL 2
Majas atau kiasan adalah....
SOAL 3
Berikut ini yang merupakan bahasa kiasan adalah.....
SOAL 4
Berikut ini merupakan bahasa kiasan, kecuali....
SOAL 5
Bahasa kiasan berikut yang memiliki arti “berlaku keras” adalah….
SOAL 6
Perhatikan pantun berikut!
Daun manggis berjatuhan gugur
Di pagi hari sangatlah patut
Orang salah baiklah tegur
Tahu sesuatu jangan tutup mulut
Di pagi hari sangatlah patut
Orang salah baiklah tegur
Tahu sesuatu jangan tutup mulut
Bahasa kiasan yang digunakan dalam pantun tersebut adalah….
SOAL 7
Di bawah ini merupakan bahasa imaji, kecuali....
SOAL 8
Bahasa imaji terdiri dari….
SOAL 9
Berikut ini yang merupakan bahasa imaji indera penglihatan adalah....
SOAL 10
Perhatikan pantun berikut!
Katak lompat di pinggir kali
Sambil bernyanyi merdu sekali
Hati riang tidak terperi
Ibunda datang membawa kari
Sambil bernyanyi merdu sekali
Hati riang tidak terperi
Ibunda datang membawa kari
Yang menunjukkan bahasa imaji berupa pendengaran adalah....