Contoh Soal Nilai-Nilai Budaya dan Agama dalam Cerpen

Contoh Soal Nilai-Nilai Budaya dan Agama dalam CerpenNilai budaya adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan kebiasaan, adat-istiadat, pemikiran, hasil karya yang terjadi dalam kehidupan manusia. Misalnya orang-orang kampung biasa secara rutin melakukan kegiatan memperbaiki jalan yang rusak, membersihkan tempat-tempat yang kotor yang dilakukan bersama-sama tanpa ada imbalan apa-apa demi tercapainya kenyamanan masyarakat. Kegiatan seperti ini menjadi budaya masyarakat kampng yang disebut dengan budaya gotong royong. Tentu saja kalian banyak mengenal tentang kebiasaan-kebiasan seperti ini atau sejenisnya. 
      Selain nilai budaya terdapat pula nilai agama yang berkaitan dengan keyakinan kepada Tuhan dan berbentuk kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang berkaitan dengan keyakinan mereka. 
      Bagaimana kita dapat menemukan nilai-nilai budaya dan agama dalam cerita pendek? Cermati penggalan cerita berikut !
Bu Guru Dwita
Oleh : Yanusa Nugroho
........
Si betet ini anehnya hari itu tidak mau didekati siapa pun, termasuk Amy. Tetapi, lebih aneh lagi, kepada Ahmad Zainuri dia mau, bahkan bertengger manja di pundaknya.
      ”Lihat, Cuma kepadaku dia mau. Habis, kalian belum mandi!” katanya bangga, dan berdiri tegak mirip si Buta dari gua hantu. Anak-anak dan Bu Guru kita tertawa.
      ”Ya, sudah karena dia jinak sama kamu, sekalian saja pakai namanya.” goda Amy sambil tersenyum.
      ”Siapa namanya?” tanya Ninin sengaja memancing tawa.
      ”Biko.”
      Gelak tawa memenuhi ruangan besar itu. Ahmad Zainuri hanya cengar-cengir salah tingkah, sementara si betet agaknya senang, menjerit-jerit dengan suaranya yang parau. Sejak hari itu dia dipanggil Biko.
Setelah kalian mencermati penggalan cerpen tersebut, jawablah pertanyaan berikut!
1) Siapakah tokoh utama dalam cerita ini?
2) Apakah yang telah terjadi pada tokoh ini?
3) Apa akibat dari kejadianpada tokoh ini?
4) Mengapa tokoh ini dipanggil Biko?

Jawabannya

Ya, benar, cerita ini terfokus pada tokoh Ahmad Zainur. Seekor betet dengan jinaknya mau bertengger di pundaknya. Pada hal sebelumnya tidak mau kepada siapa pun termasuk Army pemiliknya. Bagaimana reaksi tokoh lain terhadap kejadian ini? Mereka memberikan nama sebutan baru kepada Ahmad Zainur yang sama dengan nama burung betet itu. Dan, seterusnya tokoh Ahmad Zaenur dipanggil teman-temannya dengan nama Biko. 
      Dalam kehidupan masyarakat dari dulu hingga sekarang biasa orang atau masyarakat memberikan nama orang , tempat atau daerah berdasarkan kejadian-kejadian tertetentu. Misalnya nama desa Sawo Jajar karena di tempat itu terdapat banyak pohon sawo yang berjajar. Hal itu menjadi kebiasaan atau budaya. Dengan demikian, penggalan cerpen tersebut mengandung nilai budaya memberikan panggilan seseorang berdasarkan kejadian tertentu.
      Tidak sulit untuk menemukan nilai budaya yang ada dalam sebuah cerpen. Anda dapat mencermati perilaku tokoh, dikaitkan dengan kejadian atau peristiwa, sifat atau hal-hal lain yang kemudian dimasukkan dalam wacana kehidupan masyarakat sehari-hari. Demikian pula cara menemukan nilai agama. Selamat belajar!

Poin Penting

Nilai budaya dan nilai agama dapat ditemukan dalam cerita pendek dengan cara mengamati isi cerita tersebut. Cermati kebiasaan masyarakat atau tokoh di dalam cerita. Nilai agama bisa juga dicari dengan mencermati prinsip batin tokoh.

Contoh Soal Nilai-Nilai Budaya dan Agama dalam Cerpen

Berikut ini yang dimaksud dengan nilai-nilai budaya adalah ....
Berikut ini adalah cara yang dapat dilakukan untuk menemukan nilai-nilai budaya dan agama dalam cerpen kecuali ....
Cermati penggalan cerpen berikut!
Bila ada yang bertanya, siapa makhluk paling kikir di kampung itu, tidak akan ada yang menyanggah bahwa perempuan ringkih yang punggungnya telah melengkung serupa sabut kelapa itulah jawabannya. Semula ia hanya dipanggil Banun. Namun, lantaran sifat kikirnya dari tahun ke tahun semakin mengakar, pada sebuah pergunjingan yang penuh dengan kedengkian, seseorang menambahkan kata "kikir" di belakang nama ringkas itu hingga ia ternobat sebagai Banun Kikir. Konon, hingga riwayat ini disiarkan, belum ada yang sanggup menumbangkan rekor kekikiran Banun.Tapi, hanya ada satu Banun Kikir yang karena riwayat kekikirannya begitu menakjubkan. Tanpa mengurangi rasa hormat pada Banun-banun yang lain, sepatutnyalah ia menjadi lakon dalam cerita ini.
("Banun" cerpen Damhuri Muhamamad)
Kejadian yang mencerminkan nilai budaya pada cerpen tersebut adalah ....
Cermati penggalan cerpen berikut!
Sekurang-kurangnya sepuluh atau lima belas orang, laki-laki dan perempuan berdiri dalam satu deretan panjang, berbaris dari belakang dan berhenti ujungnya depan sebuah loket. Di atas loket itu tergantung sebuah papan bertulis dengan huruf-huruf putih mungil . Mengambil uang poswesel bertanda C. Biasanya poswesel-poswesel yang bertanda C berjumlah di bawah seribu rupiah.Yang berdiri paling depan dalam deretan itu adalah seorang lelaki berperawakan kurus kerempeng.
("Kisah di Kantor Pos" Karya Muhammad Ali)
Perilaku yang dapat mencerminkan nilai budaya pada cerpen tersebut adalah ....
Cermati penggalan cerpen berikut!
Meski kini sudah zaman gas elpiji, Banun masih mengasapi dapur dengan daun kelapa kering dan kayu bakar, hingga ia masih menyandang julukan si Banun Kikir. "Nasi tak terasa sebagai nasi bila dimasak dengan elpiji," kilah Banun saat menolak tawaran Rimah yang hendak membelikannya kompor gas. Rimah sudah hidup berkecukupan bersama suaminya yang bekerja sebagai guru di ibu kota kabupaten. Begitu pula dengan Nami dan dua anak Banun yang lain. Sejak menikah, mereka tinggal di rumah masing-masing. Setiap Jumat, Banun datang berkunjung, menjenguk cucu, secara bergiliran. 
("Banun" cerpen Damhuri Muhamamad)
Dari perilaku tokoh Banun pada cerpen tersebut mencerminkan adanya nilai budaya ....
Cermati penggalan cerpen berikut!

Di rumah Kang Sarpin saya telah melihat banyak orang berkumpul. Jenazah sudah terbungkus kafan dan terbujur dalam keranda. Seperti tamu-tamu yang lain, Setelah menaruh uang takziyah di kotak amal saya mencari kursi yang masih kosong. Satu-satunya kursi yang tersisa berada tepat di sebelah Dalban. Ipar Kang Sarpin masih ngoceh tentang si mati. Kang Sarpin meninggal karena kecelakaan lalu lintas pukul enam tadi pagi. Ia sedang dalam perjalanan ke pasar naik sepeda dengan beban sekuintal beras melintang pada bagasi.
("Kang Sarpin Minta Dikebiri" cerpen Ahmad Tohari)
Tokoh saya menaruh uang takziah di kotak amal menunjukkan bahwa penggalan cerpen tersebut mengandung nilai budaya dan agama ....
Cermati penggalan cerpen berikut!

"Sebaiknya kita cari saja orang pintar;" usul kakek sambil menutup hidung, "siapa tahu bisa memecahkan masalah kita ini."

"Paranormal, maksud kakek?" sahut salah seorang menantu sambil menutup hidung. "Paranormal, kiai, dukun, atau apa sajalah istilahnya; pokoknya yang bisa melihat hal-hal yang gaib." 
"Ya, itu ide bagus," kata ayah sambil menutup hidung mendukung ide kakek, "Jangan-jangan bau aneh tak sedap ini memang bersumber dari makhluk atau benda halus yang tidak kasat mata."
"Memang layak kita coba," timpal ibu sambil menutup hidung, "orang gede dan pejabat tinggi saja datang ke "orang pintar" untuk kepentingan pribadi, apalagi kita yang mempunyai masalah besar seperti ini."
("Wabah" Cerpen A. Mustofa Bisri)
Kalimat dialog yang mencerminkan adanya nilai budaya pada cerpen tersebut adalah ....
Cermati penggalan cerpen berikut!

"Kalau rumah yang kita bangun sudah kita tempati, kita memang harus mengadakan pesta syukuran, Bu," kata Pak Mahdi. Lalu Bu Mahdi bilang bahwa kata Pak Mahdi itu sebagai sebuah nadzar yang harus dilaksanakan. Dan kini, nadzar itu sudah dilaksanakan, tapi ternyata terancam gagal total.
("Pesta Syukuran" Cerpen Manaf Maulana)
Pada penggalan cerpen tersebut dialog tokoh Pak Mahdi bila dikaitkan dengan wacana kehidupan menyiratkan adanya budaya ....
Cermati penggalan cerpen berikut!
Selain Kiai Yazid punya santri di pesantrennya, banyak pula masyarakat yang menginginkan nasihat dari beliau. Mereka pun datang dari berbagai penjuru dunia. Ada yang menanyakan tentang perjalanan spiritual yang sedang dihayatinya, ada pula yang bertanya cara menghilangkan penyakit-penyakit hati, bahkan tak jarang yang menginginkan usaha mereka lancar serta keperluan-keperluan yang Sifatnya pragmatis dan teknis lainnya. Semuanya dilayani dan diterima dengan baik oleh Sang Kiai.
("Kiai Yazid dan Anjing Hitam" Cerpen Wawan Susetya)
Keterkaitan nilai budaya dan agama dengan kehidupan sehari-hari dari penggalan cerpen tersebut adalah ....
Cermati penggalan cerpen berikut!
"Mungkinkah semua tetangga dan teman-teman dekatmu tidak ada yang bersedia hadir, Pak?" tanya Bu Mahdi dengan wajah kesal. "Sabarlah, Bu. Mungkin sudah menjadi kebiasaan di kampung ini, jika menghadiri undangan selalu terlambat." Pak Mahdi mencoba menghibur diri.
("Pesta Syukuran" Cerpen Manaf Maulana)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel