Contoh Soal Revolusi Sosial di Karesidenan Pekalongan (Peristiwa Tiga Daerah)

Contoh Soal Revolusi Sosial di Karesidenan Pekalongan (Peristiwa Tiga Daerah)Peristiwa tiga daerah adalah peristiwa yang terjadi pada rentang waktu Oktober sampai Desember 1945 di Kabupaten Brebes, Tegal, dan Pemalang yang termasuk Karesidenan Pekalongan, Jawa Tengah. Peristiwa ini mengganti paksa seluruh birokrat di Karesidenan Pekalongan dengan aparat pemerintahan baru dengan ideologi modern.
Peristiwa ini berawal di abad 19 ketika muncul aksi protes terhadap ketentuan tanam paksa gula dan beban wajib kerja sebagai inti dari sistem tanam Paksa Belanda. Pemberontakan terjadi di tahun 1864 dengan pembunuhan terhadap pegawai Belanda dan pada tahun 1926 dengan mengatasnamakan ideologi komunis. Pemberontakan yang terjadi mengakibatkan banyak pemimpin Tegal diasingkan ke Boven Digul, Irian Jaya. Kelak, tokoh-tokoh inilah yang muncul kembali untuk melakukan revolusi terhadap struktur pemerintahan Karesidenan Pekalongan.
Gaung Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945 adalah awal dari revolusi total di Karesidenan Pekalongan. Masyarakat yang nasionalis menanggapi baik proklamasi ini, sementara elit birokrat yang memimpin berada dalam kebingungan karena pihak Jepang yang saat itu menduduki Pekalongan berusaha untuk menutupi kabar tentang Proklamasi Kemerdekaan RI. Tak lama setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, masyarakat mulai membentuk organisasi masyarakat. Salah satunya yang paling besar adalah Komite Nasional Pekalongan. Organisasi ini mengambil alih kekuasaan dari Jepang yang sudah meninggalkan Pekalongan dan melakukan revolusi birokrasi di Karesidenan. Revolusi dimulai di daerah Pemalang, Tegal, dan Brebes dengan sapu bersih atas pejabat-pejabat birokrat yang mencari perlindungan. Dalam tempo satu minggu, revolusi sosial telah melanda Karesidenan Pekalongan (Brebes, Tegal, dan Pemalang) berwujud aksi penyerangan, penculikan, dan pembunuhan terhadap wedana, camat, kepala desa, dan elite birokrasi lainnya.
Revolusi berkembang menjadi gerakan tanpa arah ketika penyerangan dilakukan juga kepada polisi, Tentara Keamanan Rakyat, serta orang-orang Tionghoa dan Eropa. Gerakan revolusioner melakukan penjarahan dan pengambilan harta secara paksa dari orang-orang Tionghoa dan Eropa. Puncaknya adalah pada pertengahan Oktober ketika lebih dari seratus orang Indo-Eropa, Ambon, dan Manado terbunuh karena dianggap pro Belanda. Gerakan revolusi mereda di awal November 1945, setelah berhasil menggulingkan seluruh elite birokrasi dan mengangkat orang-orang baru untuk menggantikan pejabat lama. Pada saat itu, gerakan revolusioner mengangkat KH Abu Suja sebagai Bupati Tegal dengan dukungan dari rakyat, walaupun secara resmi pemerintah menolak keberadaannya. Penolakan ini dilatar belakangi kelompok komunis yang berdiri dan menggunakan ulama sebagai boneka kekuasaan mengingat Islam adalah kekuatan besar di masyarakat.
Kekhawatiran pemerintahan Indonesia terbukti setelah pada 21 November 1945, diumumkan bahwa PKI berdiri kembali di Tegal dan Pekalongan dengan Amir Sjarifuddin sebagai tokoh utamanya. Saat itu, di Tegal juga muncul lenggaong atau penjahat yang meneror masyarakat dengan melakukan perampokan dan perampasan. Untuk memperkuat kedudukannya, lenggaong mendirikan AMRI (Angkatan Muda Republik Indonesia) untuk melakukan pembagian dari hasil-hasil perampasan yang dilakukannya terhadap orang-orang yang dianggap agen NICA. Keamanan di Karesidenan Pekalongan kembali terjamin setelah Tentara Keamanan Rakyat berhasil menumpas aksi dari lenggaong ini dengan memenjarakan tokoh-tokohnya di sejumlah tempat. Revolusi di Karesidenan Pekalongan melibatkan banyak tokoh dengan ideologi berbeda. Tokoh PNI, PKI, Sosialis, dan gerakan politik lainnya bersama-sama melakukan perubahan.

Contoh Soal Revolusi Sosial di Karesidenan Pekalongan (Peristiwa Tiga Daerah)

Revolusi Sosial di Karesidenan Pekalongan terjadi di tiga daerah yaitu Brebes, Tegal, dan ….
Aksi protes pekerja yang mengakibatkan pengasingan sejumlah birokrat di masa kolonial Belanda disebabkan karena ….
Revolusi Sosial di Pekalongan terjadi ketika masa pendudukan ….
Komite Nasional Pekalongan dibentuk oleh masyarakat untuk ….
Aksi Revolusi Sosial di Pekalongan berubah menjadi aksi penjarahan yang ditujukan kepada warga keturunan Eropa dan ….
Revolusi sosial di Karesidenan Pekalongan mulai mereda pada ….
Bupati Tegal yang didaulat memimpin oleh kelompok komunis adalah ….
Tokoh utama PKI yang mendirikan kembali partai komunis di daerah Pekalongan adalah ….
Gerakan pengacau keamanan yang melakukan penjarahan acak kepada masyarakat dengan memanfaatkan gerakan revolusi sosial disebut dengan ….
Pernyataan berikut yang tidak benar tentang Revolusi Sosial di Karesidenan Pekalongan adalah ….

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel