Contoh Soal Unsur-Unsur Intrinsik Hikayat
Contoh Soal Unsur-Unsur Intrinsik Hikayat - Pernah dengar adagium “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya”? Rupanya, ungkapan klasik ini memiliki arti penting bagi pembangunan sebuah bangsa ke depan. Hal ini sudah disadari benar oleh para pahlawan yang telah mendahului para pahlawan penerusnya. Mereka paham benar bahwa “pahlawan” bukanlah hanya manusia yang mati di medan pertempuran atau mati di tiang gantungan. Lebih dari itu, pahlawan adalah para pembela keadilan dan kebenaran untuk kepentingan masyaakat dalam menghadapi tantangan-tantangan masa depan yang lebih kompleks.
Mungkin itulah yang menyebabkan hikayat bersifat anonim atau tidak diketahui pengarangnya. Para penulis hikayat hanya ingin meneruskan pesan pembangunan dan mereka tidak mengincar nama besar. Hikayat dijadikan media pembelajaran mengenai betapa pentingnya hal-hal kecil dalam sejarah. Misalnya saja, Samudera Pasai, sebuah kerajaan besar Islam di nusantara, ternyata dalam hikayat nama Pasai berasal dari nama seekor anjing.
Begitulah hikayat, salah satu jenis sastra Melayu klasik yang mengisahkan nilai-nilai kepahlawanan. Selain kepahlawanan, tema hikayat pun berkisah mengenai pandangan hidup, adat-istiadat, agama, asal usul sebuah negeri, dan pendidikan moral. Seperti akar kata Hikayat sendiri, dalam bahasa Arab, yakni haka yang berarti ‘menceritakan atau mengatakan sesuatu pada orang lain’.
Selanjutnya, karena isi hikayat yang disadari betul begitu penting bagi kehidupan masyarakat Melayu dan kebudayaannya, mempunyai motif-motif (amanat) yang menyertainya. Motif hikayat bisa bermacam-macam, antara lain motif iman, motif kelahiran, motif perkawinan, motif nujum atau penglihatan masa depan, dan motif impian. Oleh karena itu, di dalam pelukisan tokoh hikayat, biasanya dipergunakan cara analitik, yakni dengan penyelidikan mendalam untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Dengan kata lain, penokohannya diusahakan sedetail dan semirip mungkin dengan sejarah.
Selain itu, perwatakan tokoh dalam hikayat pun umumnya adalah watak datar (flat character) yang berarti bahwa sang tokoh mempunyai kemampuan sempurna sebagai manusia. Untuk itu, sudut pandang yang digunakan dalam hikayat kebanyakan adalah orang ketiga, dengan menggunakan teknik diaan. Satu-satunya hikayat yang menempatkan pencerita sebagai orang pertama baru terdapat pada “Hikayat Abdullah”.
Bagaimana dengan alur cerita hikayat? Standar alur yang digunakan dalam hikayat adalah alur maju. Dengan begitu, pembaca atau pendengar hikayat diharapkan lebih mudah memahami dan mengambil hikmah yang ada dalam isi cerita. Dalam beberapa hikayat, pembaca atau pendengar dapat mengamati pembabakan cerita hikayat mulai dari penamaan sebuah kerajaan sampai dengan peminangan puteri raja oleh pangeran dari kerajaan lain.
Ada pun latar hikayat biasanya dimulai dari sebuah rimba atau padang gersang. Kelak dari sana akan lahir sebuah negeri besar atau tokoh terkemuka. Latar tempat akan dikembangkan sesuai cerita, seperti dalam “Hikayat Iskandar Zulkarnain” (“Alexander The Great”), kita akan menemukan nama-nama negeri seperti Rumis dan Andalusia (Spanyol). Terdapat pula, hikayat yang mengambil latar fantasi, seperti “Hikayat Pandawa Lima” dan “Hikayat Nabi Bercukur”. Latar waktu untuk hikayat mengenai nusantara, umumnya, sekitar abad ke-14, ketika zaman Sultan Malik as-Saleh.
S1
Bacalah cuplikan hikayat berikut!
Sebermula maka terkisahkanlah perkataannya saudara tuanya Maharaja Sahriyuna itu, hidup ia seperti tiada bersaudara dari kecilnya sampaikan datang besar tiada bertemu-temu, maka hidup di dalam kemiskinannya dan mudaratnya kedua laki istri, tinggal ia di dalam negri Pura Nurani, kampungnya namanya Kampung Kanca Wanis. Maka ia memakai namaanya Kyai Bujangga Tala disebut orang dan istrinya namanya Nyai Sekar Harum. Maka diceritakanlah keduanya belon pernah sekali merasakan senang hati.
Tokoh utama dalam cuplikan hikayat itu adalah ....
S2
Berikut ini adalah unsur intrinsik hikayat, kecuali ....
S3
Perhatikan ringkasan hikayat berikut ini!
Tersebutlah seorang raja yang bernama Kobad Syahriar, perdana mentrinya Khawajeh Alqasy, bersahabat baik dengan Bekhti Jamal. Khawajeh memberi tahu temannya bahwa dia akan ditimpa kemalangan. Untuk menghindari kemalangan itu Bekhti Jamal mesti tinggal di rumah selama 40 hari. Pada hari yang ke-38, Khawajeh mengajak temannya berjalan-jalan keluar. Bekhti menemukan harta benda yang banyak dan Khawajeh membunuhnya untuk merebut harta itu. Sebelum meninggal Bekhti meminta temannya yang curang itu menjaga istrinya yang sedang hamil dan anak yang akan lahir.
Segmen alur berupa konflik utama dalam ringkasan hikayat itu adalah ....
S4
Perhatikan hikayat berikut ini!
Maka merak mas terlalu amat belas hatinya, pikirnya demikian, “Baiklah aku mencarikan makan-makanan padanya, kalaukan dapat boleh sembuh penyakitnya, niscaya dapat menolong aku mengambil kulit mutiara itu.” Pada masa itu lalu merak mas sigera mencari makanan buah-buahan daripada buah jambu dan sawo delima dan buah jeruk jepun dan anggur, lalu dipatuknya dibawanya di hadapan orang yang sakit serta diajaknya bertutur.
Nilai sosial yang terkandung dalam kutipan di atas adalah ….
S5
Perhatikan cuplikan hikayat berikut!
Tersebutlah Merpati Mas dan merpati Perak dalam negeri Pura Nurani kampung Kanca Wanis itu, pikirannya kedua saudara hendak masuk memegang pekerjaan Raja Sunca Rama itu. Setelah pagi-pagi hari maka bangunlah kedua saudara pergi bersiram badan dan bersantaplah, matahari hampir terbitkan cahayanya, ia sudah berjalan menuju tempat perburuan segala unggas dan paksi itu akan ditangkapnya.
Latar tempat dan waktu yang muncul di bacaan adalah ....
S6
Perhatikan hikayat berikut ini!
Sebermula Raja Suka Birawan pun bertemulah dengan dua pahlawan yang amat gagah, lalu berperanglah ia. Maka Sunkar Bilmalih pun masuklah menyerubukan dirinya ke dalam tentara musuhnya serta mengamuk kanan dan kiri karena sangat amarahnya melihat rakyatnya telah banyak binasa. Maka pengamuknya tiadalah dapat ditentang lagi, maka jadi pecahlah perangnya rakyat Diarul Masyuk itu sebab tiada bertahan diamuk dengan anak raja itu. maka darah pun mengalirlah turun ke sungai. Perang pun jadi amat ramainya tiada terkira-kira lagi.
Hal yang tidak baik untuk dicontoh dalam petikan di atas adalah ....
S7
Perhatikan hikayat berikut ini!
Setelah Maharaja Sahriyuna mendengar kata merak, maka pikir dalam hatinya, “Bahwa jikalau demikian, tak dapat tiada niscaya mati jua anakku Tuan Putri Budi Wangi, apalah gunanya aku pergi ke sana, terlebih baik aku menurutkan kehendak hatiku, karena jikalau aku di sana niscaya rusak hatiku, dan aku pun sudah tiada berdaya lagi, harta perbendaharaan pun sudah binasa, demikian juga rakyatku tentu seorang yang telah tiada.” Maka kata raja itu, “Hai merak mas, adakah yang banyak-banyak manusa ada pada tempat itu?” Maka sembah merak itu, “Ya, tuanku.”
Watak Maharaja Sahriyuna dalam hikayat di atas adalah ....
S8
Perhatikan teks berikut!
Hikayat ini menceritakan seorang menteri dari Benua Keling, bernama Megat Nira yang pindah ke negeri Masulipatam karena kalah main catur. Magat Nira tahu bahwa istrinya akan melahirkan anak yang arif bijaksana. Ternyata hal itu benar, anak tersebut bernama Isma Yatim. Anak tersebut diserahkan mengaji kepada seorang mualim, Sufian. Isma Yatim sangat pandai dan dapat mengarang hikayat-hikayat. Hikayat-hikayat yang dibuatnya diserahkan pada raja. Ia lalu diangkat menjadi biduanda.
Kalimat tanya seputar unsur intrinsik yang tidak ada jawabannya dalam teks di atas adalah ....
S9
Perhatikan teks berikut!
Hatta maka selamanya negeri Banduburi binasa, maka segala kapal dagang yang masuk dalam negeri itu menjadi bingung dan heran, maka lalu kembali pula berlayar pada negeri lain. Segala anak dagang saudagar dan biaperi tiada yang berdagang ke dalam negeri itu, sebab manusia seorang pun tiada, ….
Kalimat yang cocok sebagai penutup adegan dalam alur cerita di atas adalah ....
S10
Contoh hikayat yang menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pencerita adalah ....