Contoh Soal Identifikasi Maksud Puisi

Contoh Soal Identifikasi Maksud Puisi Saat menulis puisi, seorang penyair tidak hanya memikirkan tema dan diksi saja. Penyair tersebut akan memperhatikan pesan yang akan disampaikan kepada pembaca. Puisi tidak hanya sebatas menceritakan masalah pribadi dan cinta. Tema atau masalah yang diungkapkan dalam puisi sangatlah beragam. Oleh karena itu, kita perlu menggunakan wawasan yang cukup luas untuk memahami maksud puisi yang ditulis penyair. 
      Puisi sarat dengan kata konkret dan bahasa figuratif. Makna yang sebenarnya yang ingin disampaikan penyair dapat diubah ke dalam makna konotasi yang memiliki pengertian lebih dari satu. Kita sebagai pembaca perlu menafsirkannya dengan menggunakan wawasan dan penghayatan saat membaca puisi tersebut. 
      Di samping itu, mengapa kita perlu memahami maksud atau makna dalam puisi? Bagaimana kita dapat menemukan maksud tersebut? Puisi merupakan karya sastra yang turut mengungkapkan berbagai hal dalam kehidupan. Melalui berbagai hal tersebut, pembaca akan melihat arti dan nilai-nilai kehidupan yang diungkapkan penyair melalui puisinya. Untuk lebih jelasnya, bacalah puisi yang berjudul ”Doa” karya Amir Hamzah berikut ini. 

Dengan apakah kubandingkan pertemuan kita, kekasihku?
Dengan senja samar sepoi pada masa purnama meningkat naik, setelah menghalaukan panas payah terik. 
Angin malam menghembus lemah, menyejuk badan, melambung rasa menayang pikir, membawa angan ke bawah kursimu.
Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang memasang lilinnya.
Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedap malam menyirak kelopak.
Aduh, kekasihku, isi hatiku dengan katamu, penuhi dadaku dengan cahayamu, biar bersinar mataku sendu, biar berbinar gelakku rayu!


Contoh Soal Identifikasi Maksud Puisi


Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta, 
dari manakah mereka
Ke stasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa
sebelum peluit kereta pagi terjaga 
sebelum hari bermula dalam pesta kerja
Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta, 
ke manakah mereka?
Di atas roda-roda baja mereka berkendara
Mereka berlomba dengan surya menuju ke gerbang kota 
merebut hidup di pasar-pasar kota
Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta, 
siapakah mereka?
akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota 
Mereka: cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa.
(”Perempuan-perempuan Perkasa", Hartojo Andangjaya) 
Puisi tersebut menggambarkan tentang keadaan ....
Yang kami minta hanyalah bendungan saja
Penawar musim kemarau dan tangkal bahaya banjir
Tentu Bapa sudah melihat gambarnya di koran kota
Tatkala semua orang bersedih sekadarnya
Dan kaki langit ke kaki langit air membusa
Dari tahun ke tahun ia datang melanda
Sejak dari tumit, ke paha lalu lewat kepala 
Menyeret semua
................................................................
................................................................
Yang kami minta adalah sebuah bendungan saja 
Tidak tugu atau tempat main bola
Yang mancur warna-warni
Kirimkan kapur dan semen. Insinyur ahli
Lupakan tersianya sedekah berjuta-juta
Yang tak sampai kepada kami
Bertahun-tahun kita merdeka, Bapa
Yang kami minta hanya sebuah bendungan saja 
Kabulkanlah kiranya
(”Yang Kami Minta Hanyalah”, Taufiq Ismail)
Maksud yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca dalam penggalan puisi tersebut adalah ....
Larik puisi berikut yang memiliki makna penyesalan adalah ....
Rakyat ialah kita 
jutaan tangan yang mengayun dalam kerja
di bumi di tanah tercinta
jutaan tangan mengayun bersama
membuka hutan lalang jadi ladang-ladang berbunga
mengepulkan asap dari cerobong pabrik-pabrik di kota 
menaikkan layar menebar jala
meraba kelam di tambang logam dan batu bara
Rakyat ialah tangan yang bekerja
........................................................
........................................................
Rakyat ialah kita 
darah di tubuh bangsa 
debar sepanjang masa
(”Rakyat”, Hartoyo Andangjaya)
Secara tidak langsung, puisi tersebut ditujukan untuk pemimpin negara. Hal yang ingin disampaikan dalam penggalan puisi tersebut bagi para pemimpin negara adalah ....
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan 
Gembira dari kemayaan riang
Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal 
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku
Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
Bulan di atas itu, tak ada yang punya
Dan kotaku, ah kotaku 
Hidupnya tak lagi punya tanda
(”Gadis Peminta-minta”, Toto Sudarto Bachtiar)
Puisi tersebut ingin menyampaikan hal-hal berikut, kecuali ....
aku hidup untukMu, jadikanlah aku milikMu
sebagaimana kekasihMu yang salawat dan salam 
terus mengalir kepadanya. Cinta yang menyala 
di dadaku tak bisa lagi berkata-kata saat airmata
mengalir deras di Raudhah, mengalirkan kalbuku 
yang hitam pekat ke arah kiblat. Jadikan aku milikMu
walau rupaku sebutir pasir yang hangus dibakar api
yang tergolek di gersang gurun kehidupan di bumi
(”Di Masjid Nabawi”, Soni Farid Maulana)
Penggalan puisi tersebut mengungkap rasa ....
Hal-hal yang perlu pembaca perhatikan dalam menelaah dan memahami maksud puisi adalah kecuali.....
Gergaji tak pernah berjanji 
kepada angin 
untuk mengembalikan pohon 
kepada burung
(”Tentang Pohon 3”, Sapardi Djoko Damono)
Puisi tersebut ingin menyampaikan hal-hal berikut, kecuali ....
Di lereng gunung lembah menghijau
Air terjun menghimbau-himbau
Meraih beta melipur risau 
Turut hasrat hendak menjangkau
(”Cisarua”, Dali S. Naga) 
Kehidupan yang tergambar dalam penggalan puisi tersebut adalah ....
airmataku menyungai di sela kata 
airmataku yang hangat dan basah
hilang rupa di atas sajadah 
diseka cahaya alifMu 
(“Malam 1 Syawal”, Soni Farid Maulana)
Perasaan yang digambarkan dalam penggalan puisi tersebut adalah ....

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel