Contoh Soal Konflik Indonesia - Belanda 1945 - 1949
Contoh Soal Konflik Indonesia - Belanda 1945 - 1949 - Perjuangan mempertahankan kemerdekaan dengan mengangkat senjata, dikenal juga sebagai periode Revolusi Fisik (1945-1949). Menurut sejarawan Harry A. Poeze, periode revolusi merupakan tahapan penting dalam menentukan apakah Indonesia akan bertahan atau tidak. Revolusi fisik bukanlah revolusi yang berusaha mengubah tatanan lama dengan tatanan baru seperti halnya revolusi di Perancis, Rusia, dan Tiongkok. Revolusi Indonesia adalah perang kemerdekaan yang menegaskan bahwa identitas kesatuan sudah mengakar dalam masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari bersatu padunya warga dari berbagai elemen untuk mempertahankan keutuhan wilayah, menolak penjajahan, dan menegakkan kedaulatan bangsa.
Periode Revolusi Fisik terbagi menjadi dua bagian. Pertama, perjuangan melawan Sekutu NICA, serta kedua melawan agresi militer Belanda. Keduanya saling terkait, tetapi juga memiliki perbedaan mendasar. Sekutu pada awalnya hendak melucuti tentara Jepang, tetapi pada kenyataannya mereka juga membonceng pasukan Belanda sehingga memicu perlawanan rakyat Indonesia melawan mereka. Sementara itu, pada kasus agresi Belanda sangat berbeda faktanya. Mereka jelas-jelas ingin menjajah kembali Indonesia dengan cara invasi dan agresi militer. Oleh karena itu, pertempuran demi pertempuran terjadi tanpa bisa dihindarkan.
Perjuangan Bersenjata Melawan Sekutu dan NICA di Indonesia
Kekalahan pasukan Jepang oleh pasukan Sekutu membuatnya menyerah tanpa syarat pada tanggal 15 Agustus 1945. Atas perintah Sekutu, Jepang bertugas untuk tetap memelihara status-quo daerah jajahannya, termasuk Indonesia. Di lain pihak, para pejuang Indonesia berusaha merebut kekuasaan dari tangan Jepang, namun datangnya pasukan Sekutu membuat usaha ini terganggu. Meskipun demikian, sebenarnya Indonesia telah berhasil memproklamasikan kemerdekaan.
Pada awal kedatangannya, pasukan Sekutu disambut dengan sikap netral oleh pihak Indonesia. Namun, sikap netral berubah ketika diketahui bahwa pasukan AFNEI datang membawa orang-orang Netherlands Indies Civil Administration (NICA). Orang-orang ini dengan terang-terangan hendak menegakkan kembali Hindia-Belanda, sehingga Indonesia bersikat sangat curiga. Pasukan AFNEI didaratkan di Indonesia pada bulan September, Oktober, November, dan Desember 1945. Pasukan ini didaratkan di berbagai daerah strategis, misalnya di Jakarta dan Surabaya. Berikut ini adalah pertempuran-pertempuran melawan Sekutu dan NICA.
Kekalahan pasukan Jepang oleh pasukan Sekutu membuatnya menyerah tanpa syarat pada tanggal 15 Agustus 1945. Atas perintah Sekutu, Jepang bertugas untuk tetap memelihara status-quo daerah jajahannya, termasuk Indonesia. Di lain pihak, para pejuang Indonesia berusaha merebut kekuasaan dari tangan Jepang, namun datangnya pasukan Sekutu membuat usaha ini terganggu. Meskipun demikian, sebenarnya Indonesia telah berhasil memproklamasikan kemerdekaan.
Pada awal kedatangannya, pasukan Sekutu disambut dengan sikap netral oleh pihak Indonesia. Namun, sikap netral berubah ketika diketahui bahwa pasukan AFNEI datang membawa orang-orang Netherlands Indies Civil Administration (NICA). Orang-orang ini dengan terang-terangan hendak menegakkan kembali Hindia-Belanda, sehingga Indonesia bersikat sangat curiga. Pasukan AFNEI didaratkan di Indonesia pada bulan September, Oktober, November, dan Desember 1945. Pasukan ini didaratkan di berbagai daerah strategis, misalnya di Jakarta dan Surabaya. Berikut ini adalah pertempuran-pertempuran melawan Sekutu dan NICA.
a. Pertempuran di Surabaya
Perlawanan yang gigih dari laskar-laskar pemuda dan BKR membuat kewalahan tentara Sekutu. Hal ini membuat pimpinan Sekutu meminta bantuan Presiden Soekarno untuk menenangkan rakyat. Perintah dari Soekarno sempat dituruti rakyat, namun setelah beliau meninggalkan Surabaya, pertempuran terjadi kembali. Dalam pertempuran ini, Brigjen Mallaby tewas saat terjadi kontak senjata di Gedung Internasional. Hal ini membuat Mayor Jenderal Manasergh, Panglima Sekutu wilayah Jawa Timur mengeluarkan ultimatum kepada rakyat Jawa Timur. Ultimatum ini dikeluarkan tanggal 10 November 1945 dan ternyata tidak di tanggapi oleh rakyat. Akibatnya tanggal 10 November 1945, tentara Sekutu menggempur kota Surabaya secara habis-habisan lewat udara, laut, dan darat. Sementara itu Laskar Indonesia tetap berjuang pantang menyerah di bawah kepemimpinan Gubernur dan Bung Tomo.
Perlawanan yang gigih dari laskar-laskar pemuda dan BKR membuat kewalahan tentara Sekutu. Hal ini membuat pimpinan Sekutu meminta bantuan Presiden Soekarno untuk menenangkan rakyat. Perintah dari Soekarno sempat dituruti rakyat, namun setelah beliau meninggalkan Surabaya, pertempuran terjadi kembali. Dalam pertempuran ini, Brigjen Mallaby tewas saat terjadi kontak senjata di Gedung Internasional. Hal ini membuat Mayor Jenderal Manasergh, Panglima Sekutu wilayah Jawa Timur mengeluarkan ultimatum kepada rakyat Jawa Timur. Ultimatum ini dikeluarkan tanggal 10 November 1945 dan ternyata tidak di tanggapi oleh rakyat. Akibatnya tanggal 10 November 1945, tentara Sekutu menggempur kota Surabaya secara habis-habisan lewat udara, laut, dan darat. Sementara itu Laskar Indonesia tetap berjuang pantang menyerah di bawah kepemimpinan Gubernur dan Bung Tomo.
b. Pertempuran Ambarawa-Magelang
Peristiwa ini dimulai ketika pasukan Sekutu yang dibonceng oleh NICA berusaha membebaskan para tawanan Belanda. Pembebasan tersebut bertujuan untuk mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia.
Peristiwa ini dimulai ketika pasukan Sekutu yang dibonceng oleh NICA berusaha membebaskan para tawanan Belanda. Pembebasan tersebut bertujuan untuk mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia.
c. Bandung Lautan Api
Pasukan Sekutu dan NICA tiba di Bandung pada pertengahan bulan Oktober 1945. Mereka langsung membebaskan orang-orang Belanda dari posko tawanan. Para tawanan ini mulai melakukan aksi provokatif dengan cara mengganggu keamanan. Akibatnya, insiden bersenjata pun tidak dapat dihindari. Pertempuran demi pertempuran di Kota Bandung terus bergejolak demi mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia.
Pasukan Sekutu dan NICA tiba di Bandung pada pertengahan bulan Oktober 1945. Mereka langsung membebaskan orang-orang Belanda dari posko tawanan. Para tawanan ini mulai melakukan aksi provokatif dengan cara mengganggu keamanan. Akibatnya, insiden bersenjata pun tidak dapat dihindari. Pertempuran demi pertempuran di Kota Bandung terus bergejolak demi mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia.
d. Pertempuran Medan Area
Bentrokan pertama terjadi pada tanggal 13 Oktober 1945, sehingga dibentuklah TKR Sumatera Timur di bawah pimpinan Achmad Tahir. Selain TKR, pada 15 Oktober 1945 terbentuk juga badan-badan perjuangan Pemuda Republik Indonesia Sumatera Timur dan kemudian berubah nama menjadi Pesindo. Kemudian lahir pula laskar-laskar partai seperti Nasional Pelopor Indonesia (Napindo) dari PNI, Barisan Merah dari PKI, Hisbullah dari Masyumi, dan Pemuda Parkindo dari Parkindo. Pada tanggal 18 Oktober 1945, Brigjen Kelly memberikan ultimatum agar para pemuda Medan menyerahkan senjatanya kepada Sekutu. Keadaan semakin keruh ketika pada tanggal 1 Desember 1945 Inggris memasang papan-papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai sudut kota. Pada tanggal 10 Desember 1945, pasukan Sekutu kembali memprovokasi dengan berusaha mengahancurkan konsentrasi TKR di Krepes. Usaha ini berhasil digagalkan dan para pemuda berhasil menghancurkan beberapa truk dan menculik seorang perwira Inggris.
Bentrokan pertama terjadi pada tanggal 13 Oktober 1945, sehingga dibentuklah TKR Sumatera Timur di bawah pimpinan Achmad Tahir. Selain TKR, pada 15 Oktober 1945 terbentuk juga badan-badan perjuangan Pemuda Republik Indonesia Sumatera Timur dan kemudian berubah nama menjadi Pesindo. Kemudian lahir pula laskar-laskar partai seperti Nasional Pelopor Indonesia (Napindo) dari PNI, Barisan Merah dari PKI, Hisbullah dari Masyumi, dan Pemuda Parkindo dari Parkindo. Pada tanggal 18 Oktober 1945, Brigjen Kelly memberikan ultimatum agar para pemuda Medan menyerahkan senjatanya kepada Sekutu. Keadaan semakin keruh ketika pada tanggal 1 Desember 1945 Inggris memasang papan-papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai sudut kota. Pada tanggal 10 Desember 1945, pasukan Sekutu kembali memprovokasi dengan berusaha mengahancurkan konsentrasi TKR di Krepes. Usaha ini berhasil digagalkan dan para pemuda berhasil menghancurkan beberapa truk dan menculik seorang perwira Inggris.
e. Perjuangan Bersenjata di Bali
Sekutu berupaya menggempur posisi pasukan Indonesia degan mengerahkan seluruh kekuatan Sekutu di Bali dan Lombok. Hal ini didukung dengan adanya serangan udara oleh pesawat-pesawat tempurnya. Pasukan Indonesia melakukan pertempuran habis-habisan dengan Sekutu atau dikenal dengan istilah Puputan. Pada pertempuran tanggal 20 November 1946 di Desa Marga, Tabanan, I Gusti Ngurah Rai gugur di medan perang. Namun, hal ini tidak mematahkan semangat pasukan Indonesia.
Sekutu berupaya menggempur posisi pasukan Indonesia degan mengerahkan seluruh kekuatan Sekutu di Bali dan Lombok. Hal ini didukung dengan adanya serangan udara oleh pesawat-pesawat tempurnya. Pasukan Indonesia melakukan pertempuran habis-habisan dengan Sekutu atau dikenal dengan istilah Puputan. Pada pertempuran tanggal 20 November 1946 di Desa Marga, Tabanan, I Gusti Ngurah Rai gugur di medan perang. Namun, hal ini tidak mematahkan semangat pasukan Indonesia.
f. Perjuangan Bersenjata di Sulawesi
Pada pertempuran tanggal 28 Februari 1947, salah satu pimpinan perjuangan, yaitu Ranggong Daeng Romo gugur. Selanjutnya Robert Wolter Mongonsidi pun berhasil ditangkap oleh Belanda dan akhirnya dihukum mati. Kejadian ini tidak mematahkan perlawanan, karena tampuk pimpinan diteruskan oleh Mayor Andi Matalata. Sementara itu, di Sulawesi Utara, perlawanan dilakukan oleh para pemuda dan anggota KNIL dengan cara membentuk Pasukan Pemuda Indonesia (PPI). Organisasi ini mampu menggalang kekuatan rakyat Manado. Salah satu insiden yang terjadi adalah penyerbuan PPI terhadap tangsi NICA di daerah Teling. Penyerbuan ini dilakukan tanggal 14 Februari 1946. Dalam aksi ini mereka berhasil membebaskan tawanan Indonesia. Selain itu, mereka mampu mengibarkan bendera Merah Putih.
Pada pertempuran tanggal 28 Februari 1947, salah satu pimpinan perjuangan, yaitu Ranggong Daeng Romo gugur. Selanjutnya Robert Wolter Mongonsidi pun berhasil ditangkap oleh Belanda dan akhirnya dihukum mati. Kejadian ini tidak mematahkan perlawanan, karena tampuk pimpinan diteruskan oleh Mayor Andi Matalata. Sementara itu, di Sulawesi Utara, perlawanan dilakukan oleh para pemuda dan anggota KNIL dengan cara membentuk Pasukan Pemuda Indonesia (PPI). Organisasi ini mampu menggalang kekuatan rakyat Manado. Salah satu insiden yang terjadi adalah penyerbuan PPI terhadap tangsi NICA di daerah Teling. Penyerbuan ini dilakukan tanggal 14 Februari 1946. Dalam aksi ini mereka berhasil membebaskan tawanan Indonesia. Selain itu, mereka mampu mengibarkan bendera Merah Putih.
S1
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan dengan mengangkat senjata pada tahun 1945-1949 dikenal juga sebagai periode…
S2
Periode revolusi merupakan tahapan penting dalam menentukan apakah Indonesia akan bertahan atau tidak. Hal ini dikemukakan oleh…
S3
Kepanjangan dari NICA adalah…
S4
Panglima Sekutu wilayah Jawa Timur, tepatnya di Surabaya, yang mengeluarkan serangan ultimatum kepada rakyat Jawa Timur adalah...
S5
Setelah Soekarno meninggalkan Surabaya, terjadi kontak senjata di Gedung Internasional yang menewaskan…
S6
Bentrokan pertama kali pada peristiwa pertempuran Medan Area terjadi tanggal…
S7
Pertempuran di Bali tanggal 20 November 1946 di Desa Marga, Tabanan, menewaskan seorang tokoh pejuang bernama…
S8
Dalam peristiwa pertempuran bersenjata di Sulawesi, pada tanggal 28 Februari 1947, salah satu pimpinan perjuangan yang tewas ialah …
S9
Salah satu pahlawan nasional yang berhasil ditangkap dan dihukum mati oleh Belanda pada peristiwa pertempuran bersenjata di Sulawesi adalah…
S10
Pada tanggal 18 Oktober 1945, penjajah memberikan ultimatum agar para pemuda Medan menyerahkan senjatanya kepada Sekutu yang dipimpin oleh…