Contoh Soal Menulis Puisi Baru

Contoh Soal Menulis Puisi BaruPada topik sebelumnya, suudah dipelajari tentang ciri-ciri puisi baru. Ciri-ciri puisi baru tersebut ternyata banyak perbedaan dengan jenis puisi lama. Puisi baru lebih bersifat bebas dan tidak terikat oleh aturan seperti rima akhir bunyi, jumlah suku kata, dan jumlah bait.
      Gaya bahasa puisi baru juga ternyata berbeda dengan gaya bahasa puisi lama. Gaya bahasa puisi tidak terlalu menggunakan kata-kata puitik dan gaya bahasa yang cenderung istana sentris. Gaya bahasa puisi baru lebih lugas meski tetap menggunakan majas dan juga kata-kata konotasi lainnya.
      Tentu saja tidak terikatnya aturan yang ada, membuat puisi baru lebih mudah dibuat dibandingkan dengan puisi lama. Hanya perlu diingat, puisi tidak bisa dibuat secara sembarangan. Puisi dibuat dengan penuh perasaan berdasarkan yang dialami atau apa yang dipikirkan.
Lantas, bagaimana cara membuat puisi baru?
      Ada beberapa tips untuk membuat puisi baru. Hanya sebelumnya, perlu dikenal terlebih dulu, jenis-jenis puisi baru.

Beberapa tipe puisi baru ini tidak berkembang begit saja. Beberapa puisi baru malah masih terpengaruh dengan puisi lama, seperti pola persajakan atau akhir bunyi. Selebihnya, seperti jumlah suku kata, jumlah baris, dan rima sudah ditinggalkan seperti yang sudah disebutkan pada materi sebelumnya.
      Puisi baru memiliki banyak jenisnya. Jika diklasifiikasikan, aka nada dua jenis puisi baru. Yang pertama adalah jenis puisi baru berdasarkan jumlah baris yang terkandung tiap baitnya. Yang kedua adalah jenis puisi baru yang diklasifikasikan berdasarkan isinya.

Berdasarkan Jumlah Baris

      Ada tujuh jenis puisi baru jika diklasifikasikanberdasarkan bentuknya. Bentuk dalam hal ini adalah untaian puisi tersebut dalam satu bait. Ketujuh puisi baru tersebut adalah sebagai berikut.
1. Distikon
      Distikon merupakan jenis puisi baru yang biasanya terdiri dari satu atau lebih bait dan tiap baitnya memiliki dua baris kalimat saja. Ciri kedua distikon adalah pola persajakannya yakni a-a.
Contoh:
Bulan setengah bayang

Cahayanya termakan kerinduan
(Hilman MN)
2. Terzina
      Terzina merupakan jenis puisi baru yang biasanya terdiri dari satu bait atau lebih dan tiap baitnya memiliki tiga baris kalimat saja. Pola persajakan Terzina tidak terpaku, yakni a-a-a, a-a-b, a-b-c, atau a-b-b.
Contoh:
Malam-malam ada cahaya 
Lebih terang dari lentera 
……………… menyorot mata
Apakah itu kamu
Berdiri disana
……………….menatapku?
(Hilman MN)
3. Kuatrin
      Jenis puisi baru ini memiliki empat kalimat dalam satu bait. Kuatrin lebih mirip seperti syair karena polanya aa-aa. Kadang juga kuatrin memiliki pola ab-ab atau aa-bb.
Contoh:
MENDATANG-DATANG JUA
Mendatang-datang jua
Kenangan lama lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)
4. Quint
      Jika quatrain terdiri atas empat baris dalam tiap baitnya, maka quint merupakan jenis puisi yang memiliki lima baris dalam tiap baitnya. Pola sajak quint ini lebih tetap, yakni a-a-a-a-a.
Contoh:
Bunga Kematian
Pelan-pelan datang 
Duka yang malang 
Seketika harum kembang
Ibuku tersayang
Semoga engkau dalam tenang
(Hilman MN)
5. Sektet
      Puisi baru yang satu ini memiliki enam baris dalam satu baitnya. Pola persajakan pada sektet sudah tdiak penting lagi karena tidak beraturan. Sektet inilah yang kemudian menjadi cikal lahirnya banyak puisi yang lebih variatif dan modern.
Contoh:
HUTAN 
Rapuh dahan terpotong-potong 
Tapi arah masih belum ditemukan 
Sedang malam akan hinggap 
Sembunyiku di pohon jati 
Auman malam akan menantang 
Mencari mangsa daging segar
(Hilman MN)
6. Septima
      Septima memiliki karakter yang sama dengan Sektet. Bedanya, septima terdiri atas tujuh baris dalam satu bait. Tidak ada pola persajakan sehingga septima memang terkesan bebas.
Contoh:
SOAL PAGI 
Soal pagi yang muncul besok
Kau sapa embun di daun 
Kau dengar ayam berkokok 
Kau panggil gelap dengan ceria 
kau sambut dingin dengan semangat 
Dan nyalakan api tubuhmu
Memutari beberapa tempat
(Hilman MN)
7. Stanza
      Stanza tentu lebih panjang dibandingkan Septima. Stanza terdiri atas delapan baris dalam satu bait atau disebut juga puisi oktaf dengan persajakan yang tidak berpola.
Contoh:
LANGIT BELUM BIRU 
Langit masih belum biru
Ketika kau tanya soal itu 
Jawabannya akan buat bingung
Akan ada tanda tanya di kepala 
Tanda penasaran dalam hati 
Lalu kau ajak temanmu ke bukit 
menatap birunya langit 
Karena kau tak dapat jawabanku
(Hilman MN)
8. Soneta
Soneta adalah jenis puisi baru yang memiliki syarat-syarat yang cukup banyak untuk membuatnya disebut sebagai sonata. Adapun istilah “sonata” merupakan istilah dari bahasa Italia yang berarti “suara”.
Syarat-syarat sebuah puisi disebut sonata adalah keterikatannya akan jumlah baris, pembagian bait, pembagian puisi berdasarkan jenis puisi baru, dan pola persajakan yang tetap. Aturannya cukup mengikat sehingga Soneta terkesan tidak jauh berbeda dengan puisi lama.
Contoh:
GEMBALA
Perasaan siapa ta’kan nyala (a)
Melihat anak berlagu dendang (b)
Seorang saja di tengah padang (b)
Tiada berbaju buka kepala (a)
Beginilah nasib anak gembala (a)
Berteduh di bawah kayu nan rindang (b)
Semenjak pagi meninggalkan kandang (b)
Pulang ke rumah di senja kala (a)
Jauh sedikit sesayup sampai (a)
Terdengar olehku bunyi serunai (a)
Melagukan alam nan molek permai (a)
Wahai gembala di segara hijau (c)
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau (c)
Maulah aku menurutkan dikau (c)
(Muhammad Yamin, SH.)

Berdasarkan Isinya

      Puisi baru juga bisa diklasifikasikan berdasarkan isinya. Artinya, jika sebuah puisi banyak bercerita tentang Tuhan, sebutannya akan berbeda dengan jenis puisi yang bercerita tentang cinta kasih. Berikut beberapa jenis puisi baru yang diklasifikasikan berdasarkan isinya.
1. Ode
      Ode merupakan puisi baru yang didalamnya berisi puji-pujian terhadap para pahlwan atau orang tertentu yang dimuliakan. Biasanya dalam puisinya terdapat keterangan bahwa puisi tersebut untuk pahlawan yang meninggal atau bisa menyebut satu nama yang dianggap penyair sebagai orang istimewa. Beberapa puisi Chairil Anwar ada yang masuk jenis puisi ini.
2. Himne
      Himne adalah puisi baru yang isinya berupa pujian terhadap Tuhan Yang Mahakuasa. Sajak-sajak himne bersifat ketuhanan. Contohnya puisi “Doa” karya Chairil Anwar
3. Elegi
      Elegi merupakan jenis puisi yang lebih banyak bicara tentang duka atau kehidupan yang tidak menyenangkan. Banyak penyair yang membuat karya puisi jenis ini.
4. Epigram
      Epigram merupakan puisi wejangan agar hidup senantiasa lebih baik. Jenis puisi ini juga lebih banyak mengandung nasihat atau pendidikan agama.
5. Satire
      Satire adalah puisi baru yang ditujukan untuk menyindir tentang berbagai hal, terutama tentang keadilan sosial atau berbagai kondisi sosial lainnya. Puisi karya W. S. Rendra dan Taufiq Ismail banyak yang merupakan jenis satire.
6. Romance
      Puisi ini merupakan jenis puisi yang isinya tentang rasa kasih sayang terhadap lawan jenis, sesama manusia, cinta terhadap bangsa, dan kedamaian. Puisi-puisi Sapardi Djoko Damono banyak yang bisa disebut sebagai puisi tipe ini.
7. Balada
      Perkembangan puisi baru yang lebih bebas membuat puisi dengan gaya penceritaan pun berkembang. Maka tidak heran jika kemudian dikenal tipe puisi balada yang merupakan tipe puisi bercerita.
Catatan:
Pembagian jenis puisi baru tersebut pada perkembangannya tidak terlalu berpengaruh pada pembuatan puisi era modern. Puisi baru tidak lagi terlalu memerhatikan apakah sebuah puisi ini termasuk septima atau sektet. Pengarangnya juga tidak terlalu memikirkan akan membuat tipe puisi seperti apa. 
Pengarang membuat puisi sesuai yang dirasakan dan dialaminya, apapun bentuk atau isi dari puisi tersebut. Tidak aneh jika kemudian puisi baru lebih banyak mencerminkan pengarangnya dalam melihat dunia lewat puisi.
Contoh Soal Menulis Puisi Baru



Perhatikan ilustrasi berikut!
Jika kamu membuat puisi dari ilustrasi tersebut, tema puisi tepat yang akan kamu buat adalah ….

Perhatikan puisi berjenis himne karya Ahmaduh Yosi Herfanda berikutini!
REINKARNASI
kukembalikan dagingku pada ikan
kuserahkan darahku pada kerang
makanlah milikku, ambil seluruhku
kukembalikan tulangku pada tripang
jika aku mati
hanya tinggal tanah
jiwaku membumbung
ke kekosongan
bertahun-tahun aku mengail
berhutang nyawa pada ikan
berabad-abad aku minum
berhutang hidup pada laut
berwindu-windu aku berlari
berhutang api pada matahari
tiba saatnya nanti kukembalikan
semua hutangku pada mereka
kukembalikan jasadku pada tanah
sukmaku kembali ke tiada
: zat pemilik segalanya!
Jakarta, 1992
Bila menilik muatannya, puisi karya Ahmaduh Yosi Herfanda tersebut dapat digolongkan sebagai puisi himne, yakni tentang ketuhanan. Bait yang menunjukan tentang Tuhan secara jelas dalam puisi tersebut adalah bait ....
Perhatikan ilustrasi berikut!
1
Hujan di pagi itu
memenjarakanku
Hujan di pagi itu 
merenungku
2
Tarian rerumputan hijau 
setelah angin menyisir sore tadi 
aku duduk diatasnya 
dan menatap langit biru
3
ada liukan angin yang terdengar 
ketika kusapa ke halaman 
daun-daun hijau berjatuhan
4
Bangku di tepi danau itu sepi 
pohon di sampingnya berdiam diri
Hanya ditemani daun kecoklatan 
yang sudah menyerah pada tanah
5
Ada apel yang ada di puncak 
kumenitinya dengan diam-diam 
lewat pohon yang kering kerontang
Puisi yang tepat untuk menggambarkan ilustrasi tersebut adalah puisi nomor ….

Perhatikan puisi quint berikut ini!
Pengemis Palsu
mereka terbaring di pinggir jalan 
mereka tampak kelaparan 
dengan topi mengadahkan uang 
dan muka memelas 
mereka berharap belas kasihan
tapi di sudut sore itu 
kulihat mereka berjalan pelan 
melirik diam berganti pakaian 
…………………………………...
…………………………………….
Larik yang tepat untuk mengisi bagian yang rumpang tersebut adalah ….

Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini!
  1. Soneta merupakan puisi yang betema tentang musik
  2. Trezina adalah puisi dengan tiga baris dalam satu bait
  3. Quint dan Trezina merupakan jenis puisi dengan jumlah baris yang sama dalam satu bait
  4. Distikon merupakan jenis puisi yang terdiri dari dua baris
  5. Dalam satu bait puisi yang terdiri dari enam baris, maka puisi tersebut dinamakan Septima
Pernyataan yang tidak tepat diantara pernyataan-pernyataan tersebut adalah ….

Perhatikan kalimat ilustrasi berikut!
Kamu tersesat di tengah hutan pada malam hari. kamu ketakutan dan kedinginan. Apalagi kamu tidak pernah berada dalam keadaan tersebut. kamu menangis. Sesekali kamu berdoa pada Tuhan berharap ada orang yang menolongnya meski ia tahu kemungkinan kecil. Ia tahu bahwa hutan itu sangat lebat dan sulit mencari jalan keluar
Puisi quadrant yang tepat untuk menggambarkan ilustrasi tersebut adalah ….

Jenis puisi baru berikut ini masih menggunakan pola persajakan sebagai cirinya, kecuali ....

Dalam membuat sebuah puisi, agar puisi tersebut tidak seperti buku harian, maka yang perlu diperhatikan ketika membuat puisi adalah ....

Diantara penyataan berikut, manakah yang tidak tepat dalam hal tips menulis puisi ....

Perhatikan puisi karya Ajip Rosidi berikut ini!
KEBENARAN
buta oleh dusta yang membias-silau
nilai-nilai kebenaran pun disembunyikan:
namun di antara semak-rumputan hijau
ia tetap bersinar kemilau:
Tak nanti terpadamkan!
Pernyataan berikut ini yang sesuai dengan isi puisi tersebut adalah .

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel