Contoh Soal Teknik Pementasan Drama
Contoh Soal Teknik Pementasan Drama - Apakah kalian pernah menyaksikan pementasan drama? Apa saja hal yang kalian lihat dalam pementasan drama tersebut? Pementasan drama yang mungkin pernah kalian saksikan selama satu sampai dua jam itu ternyata tidak dipersiapkan dengan sederhana. Banyak hal yang perlu disiapkan. Sebuah pementasan dapat dikatakan pantas untuk dipentaskan jika memenuhi beberapa syarat, yaitu adanya teks naskah drama, pentas dengan sarana yang mendukungnya, dan adanya penonton.
Penonton mendapatkan sudut pandang dari segala sisi dengan pentas arena. Pentas ini juga membuat pemain menjadi dekat dengan penonton karena tidak terdapat jarak yang terlalu jauh. Penonton dimungkinkan dapat ikut terlibat pada saat pementasan berlangsung. Bentuk pementasan arena ini masih banyak digunakan dalam pementasan drama modern di Indonesia, terutama dalam pementasan drama modern yang masih memasukkan unsur tradisi. Selain pentas arena, ada pula pentas satu arah yang membuat pementasan drama berlawanan arah dengan penonton. Pemain dan penonton saling berhadapan, layaknya sedang menonton film bioskop. Pentas satu arah ini sangat umum, seperti pada gambar berikut ini.
Jika hendak menganalisis pementasan drama, maka kalian dapat memulainya dengan memperhatikan para pelaku pementasan tersebut. Kalian dapat menjelaskan para pelaku pementasan dengan informasi yang mendetail, termasuk karakter tokoh, konflik, alur, dan setting. Kalian juga dapat menulis ringkasan cerita drama beserta pesan yang ingin disampaikan melalui cerita tersebut. Sebagai bahan perbandingan, kalian dapat mencari tahu tentang cerita tersebut, apakah cerita itu pernah dipentaskan sebelumnya, dan apakah cerita tersebut dikenal oleh masyarakat, dan sebagainya.
Hal yang menjelaskan tentang gambar pentas tersebut adalah ....
Ada para pelaku yang memiliki peran masing-masing dalam pementasan drama, yaitu sebagai berikut.
a. Penulis Naskah
Pementasan drama dimainkan berdasarkan naskah. Penulis naskah dapat menulis ulang naskah orang lain atau kisah-kisah klasik yang telah ada sebelumnya dan menafsirkannya kembali dengan tokoh, sudut pandang, dan setting yang berbeda. Penulis naskah juga perlu memperhatikan pesan yang akan disampaikan terhadap penonton.
b. Sutradara
Sutradara menjadi orang yang paling bertanggung jawab dalam pementasan. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengarahkan pemain, ketepatan peran, menentukan penataan artistik panggung, bahkan perlu memikirkan biaya produksi pementasan.
c. Narator
Narator dapat disebut sebagai dalang yang bertugas untuk menceritakan isi cerita drama yang akan dipentaskan kepada penonton. Walaupun turut serta di atas panggung, narator berada di luar cerita. Narator hanya berperan untuk membuka dan menutup cerita. Biasanya, narator juga muncul di tengah cerita untuk memberikan komentar terhadap cerita atau tokoh yang sedang pentas.
d. Pemain
Aktor dan aktris menjadi sebutan untuk pemain drama. Setiap pemain berhak mengikuti casting (untuk pemilihan peran) dan sutradara memilih pemain yang cocok untuk peran yang dibutuhkan dalam pertunjukan. Setelah ditentukan peran yang sesuai, pemain menghafal naskah dan berdiskusi dengan antarpemain atau beserta sutradara. Pemain juga perlu melakukan observasi tentang peran yang akan dimainkannya agar mampu mendalami akting dengan baik.
e. Penata Artistik
Penata artistik berperan penting dalam menata panggung, seperti dekorasi panggung, suara, tata cahaya, dan sebagainya. Penata artistik berdiskusi dengan sutradara untuk menentukan hal-hal tersebut.
f. Penata Rias
Penata rias membantu kesan pemain dalam berakting dengan menata penampilan mereka sedemikian rupa. Penata rias membantu pemain untuk menampilkan karakter mereka dengan menambahkan riasan muka, misalnya tampilan untuk pemain yang berperan jahat akan berbeda dengan pemain yang berperan baik. Penata rias juga perlu memperhatikan karakter, kostum, tata cahaya dalam merias wajah pemain.
g. Penata Kostum
Penata kostum membantu pemain untuk menonjolkan karakter mereka melalui rancangan busana. Kostum yang dibuat atau digunakan oleh pemain harus sesuai dengan cerita, misalnya jika cerita drama yang dipentaskan tentang kerajaan, maka kostum yang digunakan pemain bertema kerajaan. Penata kostum juga perlu melakukan pengamatan terhadap peran para pemain karena hal itu berkaitan dengan pemilihan bahan dan model kostum.
Ada pun langkah-langkah pementasan yang perlu diperhatikan oleh para pelaku pementasan adalah sebagai berikut.
1. Menyusun Naskah
Naskah disusun dengan menceritakan ide baru atau menyadur dari kisah-kisah yang telah ada sebelumnya.
2. Pembedahan Isi Naskah
Pembedahan isi naskah dilakukan secara bersama-sama dengan tujuan agar pemain memahami isi naskah yang akan dipentaskan.
3. Membaca Naskah
Pemain membaca keseluruhan naskah untuk memahami peran masing-masing.
4. Pemilihan Peran
Pemilihan peran dilakukan agar peran yang dimainkan sesuai dengan kemampuan akting pemain.
5. Mendalami Peran yang akan Dimainkan
Pemain melakukan pendalaman peran dengan observasi atau pengamatan di lapangan, misalnya jika pemain harus memerankan seorang tukang becak, maka ia perlu mengetahui cara hidup dan kebiasaan yang dilakukan seorang tukang becak.
6. Mengatur Teknis Pentas
Sutradara mengatur teknis pentas dengan cara memberikan arahan dan mengatur pemain. Misalnya, sutradara menentukan pemain yang pertama muncul di atas panggung dan bagian dialog yang sesuai untuk ditampilkan pada awal pementasan.
7. Latihan secara Lengkap
Pemain melakukan latihan secara lengkap dan konsisten, mulai dari dialog sampai pengaturan pentas.
8. Gladiresik
Latihan terakhir sebelum pentas atau gladiresik dilakukan oleh semua pelaku pementasan drama dari awal sampai akhir tanpa ada kesalahan.
9. Pementasan
Pementasan dilaksanakan dengan semua pemain yang siap dengan kostum dan dekorasi panggung yang lengkap.
Di samping itu, bentuk pentas untuk pertunjukan drama perlu diperhatikan dengan baik. Pada umumnya, jenis pertunjukan drama atau teater tradisional menggunakan pentas arena yang terbuka pada setiap bagian sisinya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut ini.
Penonton mendapatkan sudut pandang dari segala sisi dengan pentas arena. Pentas ini juga membuat pemain menjadi dekat dengan penonton karena tidak terdapat jarak yang terlalu jauh. Penonton dimungkinkan dapat ikut terlibat pada saat pementasan berlangsung. Bentuk pementasan arena ini masih banyak digunakan dalam pementasan drama modern di Indonesia, terutama dalam pementasan drama modern yang masih memasukkan unsur tradisi. Selain pentas arena, ada pula pentas satu arah yang membuat pementasan drama berlawanan arah dengan penonton. Pemain dan penonton saling berhadapan, layaknya sedang menonton film bioskop. Pentas satu arah ini sangat umum, seperti pada gambar berikut ini.
Jika hendak menganalisis pementasan drama, maka kalian dapat memulainya dengan memperhatikan para pelaku pementasan tersebut. Kalian dapat menjelaskan para pelaku pementasan dengan informasi yang mendetail, termasuk karakter tokoh, konflik, alur, dan setting. Kalian juga dapat menulis ringkasan cerita drama beserta pesan yang ingin disampaikan melalui cerita tersebut. Sebagai bahan perbandingan, kalian dapat mencari tahu tentang cerita tersebut, apakah cerita itu pernah dipentaskan sebelumnya, dan apakah cerita tersebut dikenal oleh masyarakat, dan sebagainya.
Melakukan analisis terhadap pementasan drama merupakan hal yang menarik karena kalian dapat melihat para pemain berakting secara langsung, melihat paduan antara musik dan artistik yang ditampilkan, serta hal menarik lainnya. Kalian juga akan mendapatkan kesan yang berbeda saat menonton pementasan drama secara langsung dibandingkan menontonnya melalui televisi atau media internet.
S1
Berikut ini langkah-langkah dalam pementasan drama, kecuali ....
S2
Perhatikanlah dialog berikut ini!
Lelaki 1 : Masalah ini menjadi lebih parah karena laki-laki itu terlalu banyak bicara.
Lelaki 2 : Tapi, laki-laki itu mengatakan hal yang sebenarnya.
Lelaki 3 : Yah ada benarnya, kalau dia tidak bicara, kita tidak akan tahu kebenarannya.
Lelaki 2 : Tapi, laki-laki itu mengatakan hal yang sebenarnya.
Lelaki 3 : Yah ada benarnya, kalau dia tidak bicara, kita tidak akan tahu kebenarannya.
Berdasarkan dialog tersebut, ketiga tokoh tersebut mengungkapkan tentang ....
S3
Perhatikanlah penggalan drama berikut ini!
Tono : (Berbisik, cemas, sesak) Mat, saban malam sudah ada tujuh malam ini Mat, aku dengar orang berteriak-teriak. Tidak nampak orang-orangnya, hanya suara saja yang kudengar .... Kadang-kadang kudengar jelas teriak mereka menggema seperti bergantung di atas mega.
Amat : Tadi kau katakan mereka. Ada berapa semuanya?
Tono : Kalau aku tak salah, ada dua orang. Seorang laki-laki dan yang seorang perempuan. Setiap kereta ....
Amat : (Menyela cepat) Kau dengar sungguh-sungguh?
Tono : Aku dengar dengan telinga sendiri. Aku mendengar mereka menjerit-jerit.
Amat : (Berbisik tapi terang jelas, gugup) No... No...
Tono : (Cemas) Apa? Apa? Ada apa Mat?
Amat : No... No... i ini ssssuaranya Putro... Putro! Dan yang perempuan itu istrinya, Tini! No, No, aku kenal mereka. Mereka sudah mati, ya Allah.
Tono : (Kaget) Mati?
Amat : Ya, ya mereka sudah mati. Keduanya kelindas kereta api tempo hari di tikungan situ. Aku, aku tahu ... ini suaranya Putro dan Tini.
Amat : Tadi kau katakan mereka. Ada berapa semuanya?
Tono : Kalau aku tak salah, ada dua orang. Seorang laki-laki dan yang seorang perempuan. Setiap kereta ....
Amat : (Menyela cepat) Kau dengar sungguh-sungguh?
Tono : Aku dengar dengan telinga sendiri. Aku mendengar mereka menjerit-jerit.
Amat : (Berbisik tapi terang jelas, gugup) No... No...
Tono : (Cemas) Apa? Apa? Ada apa Mat?
Amat : No... No... i ini ssssuaranya Putro... Putro! Dan yang perempuan itu istrinya, Tini! No, No, aku kenal mereka. Mereka sudah mati, ya Allah.
Tono : (Kaget) Mati?
Amat : Ya, ya mereka sudah mati. Keduanya kelindas kereta api tempo hari di tikungan situ. Aku, aku tahu ... ini suaranya Putro dan Tini.
(”Lapar”, Muhammad Ali)
Suasana yang tercipta dari penggalan drama tersebut adalah ....
S4
Berikut ini termasuk ke dalam para pelaku pementasan, kecuali ....
S5
Perhatikanlah dialog berikut ini!
Burhan : Saya tidak setuju dengan pendapat Anda. Saya tidak akan menyerah dan berhenti membela Tuan.
Marno : Sudah ada bukti bahwa Tuanmu itu bersalah. Sidik jarinya ada dan ada beberapa saksi.
Burhan : Tidak, itu fitnah. Tuan sangat rendah hati dan penolong kaum papa. Saya tahu, kaulah yang berada di balik ini semua.
Marno : Mana buktinya? Ah, kau ini terlalu sayang pada Tuan. Sebaiknya, kau jangan terlalu yakin.
Burhan : Kita lihat saja nanti. Saya akan membuktikannya.
Marno : Sudah ada bukti bahwa Tuanmu itu bersalah. Sidik jarinya ada dan ada beberapa saksi.
Burhan : Tidak, itu fitnah. Tuan sangat rendah hati dan penolong kaum papa. Saya tahu, kaulah yang berada di balik ini semua.
Marno : Mana buktinya? Ah, kau ini terlalu sayang pada Tuan. Sebaiknya, kau jangan terlalu yakin.
Burhan : Kita lihat saja nanti. Saya akan membuktikannya.
Dalam penggalan drama tersebut, Burhan memiliki watak ....
S6
Perhatikanlah gambar berikut ini!
Bentuk pentas pada gambar tersebut menunjukkan hal-hal berikut ini, kecuali ....
S7
Berikut ini beberapa tugas sutradara dalam mementaskan drama, kecuali ....
S8
Perhatikanlah dialog berikut ini!
Wanita 1 : Ah, kau ini dari luar saja polos nan cantik tetapi berani merebut kebahagiaan orang lain.
Wanita 2 : Terserah apa katamu! Aku tidak memiliki urusan denganmu.
Wanita 1 : Jadi, memang benar semuanya. Ah, sudahlah. Semua orang kini sudah tahu wajah asli di balik topengmu itu.
Wanita 2 : Terserah apa katamu! Aku tidak memiliki urusan denganmu.
Wanita 1 : Jadi, memang benar semuanya. Ah, sudahlah. Semua orang kini sudah tahu wajah asli di balik topengmu itu.
Dialog wanita 1 tersebut diungkapkan dengan nada ....
S9
a.
Nyonya : Ada apa Adik ke sini?
Marni : Nyonya, maafkan saya. Saya datang ke sini untuk meminta tolong untuk bisa menjadi babu atau apa saja terserah Nyonya. Tolonglah Nyonya!
Nyoya : Tolong? Keadaan sulit seperti ini, saya bisa menolong seperti apa?
Marni : Kalau tidak, anak saya ini akan mati Nyonya. Kasihanilah kami, Nyonya. Tolonglah, untuk malam ini saja.
Nyonya : Baiklah, saya persilakan kamu masuk. Saya hanya bisa membantu seadanya saja untuk makan dan tidur malam ini.
Nyonya : Ada apa Adik ke sini?
Marni : Nyonya, maafkan saya. Saya datang ke sini untuk meminta tolong untuk bisa menjadi babu atau apa saja terserah Nyonya. Tolonglah Nyonya!
Nyoya : Tolong? Keadaan sulit seperti ini, saya bisa menolong seperti apa?
Marni : Kalau tidak, anak saya ini akan mati Nyonya. Kasihanilah kami, Nyonya. Tolonglah, untuk malam ini saja.
Nyonya : Baiklah, saya persilakan kamu masuk. Saya hanya bisa membantu seadanya saja untuk makan dan tidur malam ini.
b.
Bapak : Bagaimana sudah kau pikirkan?
Ibu : Semalam saya sudah berpikir Pak. Saya akan mencoba ikhlas membiarkan Hasan pergi. Ah, saya akan sangat merindukan anak kita, Pak.
Bapak : Sama Bu, tetapi Hasan pergi untuk cita-citanya. Kita harus mendukungnya sebagai orangtua, Bu.
Bapak : Bagaimana sudah kau pikirkan?
Ibu : Semalam saya sudah berpikir Pak. Saya akan mencoba ikhlas membiarkan Hasan pergi. Ah, saya akan sangat merindukan anak kita, Pak.
Bapak : Sama Bu, tetapi Hasan pergi untuk cita-citanya. Kita harus mendukungnya sebagai orangtua, Bu.
c.
Wanita : Apa kau tak sayang dengan parumu itu?
Lelaki : Yang jelas aku masih hidup sekarang.
Wanita : Yah, kau memang masih hidup tetapi penyakitmu itu tak akan sembuh kalau kau tidak berhenti merokok.
Lelaki : Sudahlah, jangan cerewet. Aku yang sakit bukan kau. Berikan rokokku, sekarang!
Wanita : Apa kau tak sayang dengan parumu itu?
Lelaki : Yang jelas aku masih hidup sekarang.
Wanita : Yah, kau memang masih hidup tetapi penyakitmu itu tak akan sembuh kalau kau tidak berhenti merokok.
Lelaki : Sudahlah, jangan cerewet. Aku yang sakit bukan kau. Berikan rokokku, sekarang!
d.
Parto : Terima kasih, kau akhirnya datang.
Isah : Yah, aku datang.
Parto : Ayo, kita pergi melihat kembang api di sana itu. Acaranya sudah mulai beberapa menit yang lalu.
Isah : Baiklah, aku juga sudah tidak sabar melihatnya.
Parto : Terima kasih, kau akhirnya datang.
Isah : Yah, aku datang.
Parto : Ayo, kita pergi melihat kembang api di sana itu. Acaranya sudah mulai beberapa menit yang lalu.
Isah : Baiklah, aku juga sudah tidak sabar melihatnya.
e.
Kakak : Kenapa kakimu, Dik?
Adik : Tadi, aku jatuh dari sepeda karena diganggu oleh teman.
Kakak : Temanmu yang mana? Siapa namanya? Berani sekali melukaimu.
Adik : Sudah Kak, jangan marah. Lukanya kecil dan tidak sakit, kok.
Kakak : Kenapa kakimu, Dik?
Adik : Tadi, aku jatuh dari sepeda karena diganggu oleh teman.
Kakak : Temanmu yang mana? Siapa namanya? Berani sekali melukaimu.
Adik : Sudah Kak, jangan marah. Lukanya kecil dan tidak sakit, kok.
Dialog yang tepat untuk menggambarkan seseorang yang keras kepala, yaitu ....
S10
Perhatikanlah gambar berikut ini!
Hal yang menjelaskan tentang gambar pentas tersebut adalah ....