Contoh Soal Memahami Makna Puisi
Contoh Soal Memahami Makna Puisi - Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang tersusun dari bahasa yang indah dan padat makna. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagai karya sastra, bahasa yang digunakan dalam puisi tidak sama dengan bahasa komunikasi sehari-hari. Namun demikian, itu bukan berarti puisi sulit dimengerti. Diperlukan langkah-langkah tertentu untuk memahami bahasa yang digunakan dalam puisi, termasuk menemukan makna di balik puisi tersebut.
Secara umum, langkah-langkah memahami makna puisi adalah sebagai berikut:
1. Mengurai makna judul
Judul adalah identitas sebuah puisi. Judul terdiri atas kata, frasa, atau klausa yang mewakili isi puisi secara keseluruhan. Mengurai makna judul dimulai dengan memahami makna lugas dari setiap kata, frasa, atau klausa yang digunakan sebagai judul. Makna lugas adalah makna sebenarnya yang dapat dicari dalam kamus. Setelah makna lugas diketahui, selanjutnya mencari makna-makna tambahan yang timbul dari kata, frasa, atau klausa tersebut. Makna tambahan bisa berupa makna kiasan, konotasi, atau lambang.
2. Mengurai makna kata-kata kunci
Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa bahasa dalam puisi tidak sama dengan bahasa komunikasi sehari-hari. Itu artinya, pilihan kata atau diksi puisi ditentukan secara cermat oleh penyair atau penulis puisi. Setiap kata dalam puisi memiliki dua macam makna, yaitu makna lugas dan makna kiasan.
Makna lugas adalah makna sebenarnya yang dimiliki oleh setiap kata. Makna lugas dapat dicari di kamus. Misalnya, kata bintang berarti benda langit yang memancarkan cahaya. Adapun makna kiasan adalah makna yang tidak sebenarnya dari sebuah kata dan digunakan untuk mengungkapkan suatu gagasan dengan cara membandingkan. Misalnya, frasa bintang pelajar tentu tidak berarti benda langit, melainkan pelajar terbaik yang dianggap “bersinar” seperti bintang. Dengan demikian, pada tahap ini kata-kata yang menjadi kata kunci perlu diuraikan maknanya, baik makna lugas maupun makna kiasan.
3. Merumuskan makna keseluruhan isi puisi secara utuh
Setelah menguraikan makna judul dan kata-kata kunci, baik makna lugas maupun makna kiasan, selanjutnya adalah merumuskan keseluruhan makna tersebut menjadi makna utuh. Makna utuh puisi berarti makna yang dihasilkan dari pemahaman terhadap seluruh isi puisi, baik tersurat (lugas) maupun tersirat (kiasan). Makna utuh ini merupakan makna puisi yang sebenarnya.
Perhatikan Contoh
Karangan Bunga
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
“Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi”
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi”
(Taufik Ismail)
Puisi di atas berjudul “Tiga Karangan Bunga”. Frasa karangan bunga berarti sejumlah bunga yang disusun menjadi beragam bentuk yang indah. Karangan bunga biasanya digunakan untuk keperluan suatu acara pernikahan, peresmian gedung, atau ungkapan duka cita. Puisi tersebut terdiri atas beberapa kata-kata kunci, seperti: anak kecil, Salemba, sore, pita hitam, dan kakak yang ditembak mati. Jika makna lugas dari seluruh kata tersebut diuraikan, maka puisi tersebut berisi tentang anak kecil yang dengan malu-malu memberikan karangan bunga sebagai ungkapan duka cita ke Salemba, sebuah daerah di Jakarta.
Namun, jika diuraikan makna kiasannya, frasa karangan bunga berarti tanda duka cita secara mendalam, Salemba merujuk ke Universitas Indonesia (UI), anak kecil berarti lambang kesucian, dan kakak yang ditembak mati berarti para pejuang yang gugur setelah memperjuangkan kebenaran. Jadi, makna puisi secara keseluruhan adalah duka cita atas matinya kebenaran. Puisi tersebut mungkin saja terkait dengan peristiwa tertentu, misalnya demonstrasi mahasiswa yang menuntut mundurnya rezim Orde Baru.
Poin Penting
- Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang tersusun dari bahasa yang indah dan padat makna.
- Memahami makna puisi dapat dilakukan dengan langkah berikut: mengurai makna judul, mengurai makna kata-kata kunci, dan merumuskan makna utuh puisi.
- Dikenal dua macam makna dalam bahasa puisi, yaitu makna lugas dan makna kiasan.
S1
Perhatikan puisi berikut ini!
Tanah Kelahiran
Seruling di pasir ipis,
merdu antara gundukan pohon pina,
tembang menggema di dua kaki,
Burangrang - Tangkubanprahu.
merdu antara gundukan pohon pina,
tembang menggema di dua kaki,
Burangrang - Tangkubanprahu.
Jamrut di pucuk-pucuk,
Jamrut di air tipis menurun
Jamrut di air tipis menurun
Membelit tangga di tanah merah
dikenal gadis-gadis dari bukit.
Nyanyikan kentang sudah digali,
kenakan kebaya merah ke pewayangan.
dikenal gadis-gadis dari bukit.
Nyanyikan kentang sudah digali,
kenakan kebaya merah ke pewayangan.
Jamrut di pucuk-pucuk,
Jamrut di hati gadis menurun
Jamrut di hati gadis menurun
(Ramadhan K.H.)
Suasana alam yang digambarkan melalui kata-kata dalam puisi di atas adalah ....
S2
Perhatikan puisi berikut ini!
Samudera
Diri manusia adalah samudera
dalam dan luas
malaikat dan setan membunyikan
genderang perang
berkejaran di atas ombak-ombak
terpental ke pantai lantas
menggapai langit
dengan jemari dan kuku-kukunya
satu kalah
satu menang
dalam dan luas
malaikat dan setan membunyikan
genderang perang
berkejaran di atas ombak-ombak
terpental ke pantai lantas
menggapai langit
dengan jemari dan kuku-kukunya
satu kalah
satu menang
(Tengsoe Tjahjono)
Kata yang memiliki makna kiasan dalam puisi di atas adalah ....
S3
Perhatikan penggalan puisi berikut ini!
Pahlawan Tak Dikenal
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapan
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
Kedua lengannya memeluk senapan
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
Wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu
Dia masih sangat muda
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu
Dia masih sangat muda
(Toto Sudarto Bachtiar)
Makna ungkapan terbaring, tapi bukan tidur pada puisi di atas adalah ....
S4
Perhatikan puisi berikut ini!
Cermin Mimi Aya
Apa kabarmu, sayang, masihkah kauingat nasihatku
waktu kutitipkan cermin kesayanganku kepadamu?
Bagaimana rasanya becermin?
Apakah kau telah mengetahui dirimu sendiri,
saat cermin itu tiba-tiba retak saat kautatap?
waktu kutitipkan cermin kesayanganku kepadamu?
Bagaimana rasanya becermin?
Apakah kau telah mengetahui dirimu sendiri,
saat cermin itu tiba-tiba retak saat kautatap?
Setiap malam sebelum aku dijemput mimpi
aku berdiri di depannya sambil mengedipkan mata,
terkedip-kedip seperti matamu sebelum tidur dalam tafakur keabadian
Dijemput Kekasihmu yang sudah lama kaunantikan
Ialah Mimi Aya, perempuan yang tak pernah menyerah memberikan arah
kala aku terjebak hiburan-hiburan jalanan
Ialah kau, Ibu yang tak suka anak-anaknya mencuri dan mencari
cermin-cermin lain sebelum ilmu cermin itu dihabiskan
aku berdiri di depannya sambil mengedipkan mata,
terkedip-kedip seperti matamu sebelum tidur dalam tafakur keabadian
Dijemput Kekasihmu yang sudah lama kaunantikan
Ialah Mimi Aya, perempuan yang tak pernah menyerah memberikan arah
kala aku terjebak hiburan-hiburan jalanan
Ialah kau, Ibu yang tak suka anak-anaknya mencuri dan mencari
cermin-cermin lain sebelum ilmu cermin itu dihabiskan
(Faliq Ayken)
Makna kata cermin pada judul dan isi puisi di atas adalah ....
S5
Perhatikan puisi berikut ini!
Dari Seorang Guru pada Muridnya
Dari seorang guru kepada murid-muridnya
Adakah yang kupunya anak-anakku
Selain buku-buku dan sedikit ilmu
Sumber pengabdianku kepadamu
Adakah yang kupunya anak-anakku
Selain buku-buku dan sedikit ilmu
Sumber pengabdianku kepadamu
Kalau hari Minggu engkau datang ke rumahku
Aku takut anak-anakku
Kursi-kursi tua yang di sana
Dan meja tulis sederhana
Aku takut anak-anakku
Kursi-kursi tua yang di sana
Dan meja tulis sederhana
Dan jendela-jendela yang tak pernah diganti kainnya
Semua kepadamu akan bercerita
Tentang hidupku di rumah tangga
Semua kepadamu akan bercerita
Tentang hidupku di rumah tangga
(Hartoyo Andangjaya)
Gambaran kondisi guru di dalam puisi di atas adalah ....
S6
Perhatikan puisi berikut ini!
Tuhan Telah Menegurmu
Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
lewat perut anak-anak yang kelaparan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
lewat semayup suara adzan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup menahan kesabaran
lewat gempa bumi yang berguncang
deru angin yang meraung-raung kencang
hujan dan banjir yang melintang pukang
adakah kau dengar?
lewat perut anak-anak yang kelaparan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
lewat semayup suara adzan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup menahan kesabaran
lewat gempa bumi yang berguncang
deru angin yang meraung-raung kencang
hujan dan banjir yang melintang pukang
adakah kau dengar?
(Apip Mustopa)
Makna utuh puisi di atas adalah ....
S7
Perhatikan puisi berikut ini!
Lagu Orang Kota
Lagu Orang Kota
Di kotaku,
Orang-orang lupa bagaimana rupa kubah
Yang mereka tahu hanya rolling door
Dan, harga jual-beli emas
Mereka hafal semua bon-bon hutang orang miskin
Dan, alamat-alamat piutang
Orang-orang lupa bagaimana rupa kubah
Yang mereka tahu hanya rolling door
Dan, harga jual-beli emas
Mereka hafal semua bon-bon hutang orang miskin
Dan, alamat-alamat piutang
(Elfarizi)
Berikut makna setiap baris puisi tersebut, kecuali ....
S8
Perhatikan puisi berikut ini!
Anak-anak di Pagi Hari
(1) Mentari telah tersenyum
(2) Semua anak dengan riang gembira
(3) Berjalan menyanyikan lagu-lagu seumurnya
(4) Semua pelajaran di kelas nanti bukanlah beban
(5) Karena mereka semua bersemangat
(6) Seperti kata guru-guru mereka
(7) “Raihlah cita-cita setinggi langit”
(2) Semua anak dengan riang gembira
(3) Berjalan menyanyikan lagu-lagu seumurnya
(4) Semua pelajaran di kelas nanti bukanlah beban
(5) Karena mereka semua bersemangat
(6) Seperti kata guru-guru mereka
(7) “Raihlah cita-cita setinggi langit”
(Elfarizi)
Baris yang memiliki makna lugas pada puisi tersebut adalah ....
S9
Perhatikan puisi berikut ini!
Pencuri
Para pencuri itu,
Tertawa terbahak-bahak
Mengelus perutnya sendiri yang buncit
Tersebut rakyat-rakyat yang menangis kelaparan
Tertawa terbahak-bahak
Mengelus perutnya sendiri yang buncit
Tersebut rakyat-rakyat yang menangis kelaparan
Para pencuri itu,
Kini menangis di balik jeruji besi
Mengelus perutnya yang kelaparan
Didoakan rakyat yang dizaliminya seantero negeri
Kini menangis di balik jeruji besi
Mengelus perutnya yang kelaparan
Didoakan rakyat yang dizaliminya seantero negeri
(Elfarizi)
Para pencuri yang dimaksud dalam puisi tersebut adalah ….
S10
Perhatikan puisi berikut ini!
Aku
Chairil Anwar
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Bukti bahwa sosok “aku” dalam puisi tersebut optimistis terdapat pada baris ....