Contoh Soal Kesultanan Palembang

Contoh Soal Kesultanan PalembangKesultanan Palembang bermula dari seorang tokoh bernama Ario Dillah atau Ario Damar di pertengahan abad ke -15. Beliau diketahui sebagai putera dari Raja Majapahit terakhir dan berkuasa di Palembang Lamo tahun 1455 – 1456. Di saat pemerintahan Ario Damar di Palembang, penduduk dan rakyat Palembang mayoritas sudah memeluk agama Islam. Hal inilah yang kemudian mendorong Ario Damar untuk memeluk agama Islam. Ario Damar menikah dengan seorang putri yang dikirim Raja Majapahit dan kemudian memiliki anak yang diberi nama Raden Fatah.
Setelah bubarnya kerajaan Majapahit akibat desakan kerajaan – kerajaan Islam, Sunan Ngampel mengangkat Raden Fatah menjadi penguasa seluruh Jawa dengan memusatkan kekuasaannya di wilayah Demak setelah hijrah dari tanah Palembang. Di awal abad ke -17, seiring dengan perebutan kekuasaan di Demak, Ki Gede Ing Suro seorang bangsawan dari Kesultanan Demak melarikan diri ke wilayah Palembang dan mendirikan pusat kerajaan Islam disana. Beliau membangun kota kerajaannya dengan bentuk benteng yang kemudian dikenal dengan sebutan ‘Kuto Gawang’. Kota berbenteng ini menghadap ke arah Sungai Musi (ke selatan) dengan pintu masuknya melalui Sungai Rengas. Di sebelah timurnya berbatasan dengan Sungai Taligawe, dan di sebelah baratnya ber¬batasan dengan Sungai Buah. Benteng keraton mempunyai tiga buah baluarti (bastion) yang dibuat dari konstruksi batu. Orang-orang asing bermukim di seberang sungai sisi selatan Musi, di sebelah barat muara sungai Komering.
Terjadi pemindahan lokasi kesultanan setelah Keraton Kuto Gawang dihancurkan VOC tahun 1659, oleh Susuhunan Abdurrahman pusat pemerintahan dipindahkan ke Beringin Janggut yang dibatasi oleh Sungai Musi di selatan, Sungai Tengkuruk di sebelah barat, Sungai Penedan di sebelah utara, dan Sungai Karang Waru di sebelah timur. Suasana geografis ini menunjukkan bahwa aktivitas sehari-hari pada masa itu telah berlangsung di darat agak jauh dari Sungai Musi. Berturut – turut kemudian di sekitar kawasan ini dibangun keraton oleh Sultan – sultan selanjutnya, Kuto Tengkuruk Kawasan inti Keraton Kesultanan Palembang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin I kemudian diikuti dengan pembangunan Kuto Besak pada masa pemerintahan Sultan Muhamad Baharudin (1776-1803).
Masa kejayaan Kesultanan Palembang berlangsung di masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo (Badaruddin I), sultan ke empat Kesultanan Palembang Darussalam. Ia pernah menggagas pentingnya memperbarui kesultanan dengan mengadopsi pengetahuan dan teknologi yang baru, tanpa meninggalkan tradisi dan agama yang telah mapan. Peninggalan bersejarah yang didirikan di masa pemerintahan Sultan Badaruddin I adalah Masjid Agung, Kuta Batu (Kuta Lama), Makam Lemabang, dan tambang timah Bangka. Kemudian pada masa kekuasaan Sultan Muhammad Bahauddin (Sultan ke enam), juga dikenal sebagai periode pemerintahan Kesultanan Palembang Darussalam yang cukup berhasil. Pada masanya, perekonomian kesultanan meningkat tajam karena Sultan sangat menguasai teknik bagaimana cara berdagang yang bagus. Bahkan menolak dagang dengan VOC, karena ia lebih suka berdagang dengan Inggris, China, dan orang-orang Melayu di Riau.
Sultan Mahmud Badaruddin II adalah Sultan Kesultanan Palembang Darussalam yang banyak menjadi perbincangan, karenapada masa pemerintahannya ia dikenal sebagai sultan yang pemberani dalam melawan kolonialisme Inggris – Belanda. Karena itulah ia memperoleh gelar sebagai pahlawan nasional Indonesia.Dalam masa pemerintahannya, ia beberapa kali memimpin pertempuran melawan Inggris dan Belanda, diantaranya yang disebut Perang Menteng. Tahun 1821, ketika Belanda secara resmi berkuasa di Palembang, Sultan Mahmud Badaruddin II ditangkap dan diasingkan ke Ternate. Sejak timah ditemukan di Bangka pada pertengahan abad ke-18, Palembang dan wilayahnya menjadi incaran Inggris dan Belanda. Untuk menjalin kontrak dagang, bangsa Eropa berniat menguasai Palembang. Awal mula penjajahan bangsa Eropa ditandai dengan penempatan Loji (kantor dagang). Bersamaan dengan adanya kontak antara Inggris dan Palembang, hal yang sama juga dilakukan Belanda. Melalui utusannya Raffles, Inggris berusaha membujuk Sultan untuk mengusir Belanda dari Palembang.
Pertempuran melawan Belanda yang dikenal sebagai Perang Menteng pecah pada 12 Juni 1819. Perang ini merupakan perang paling dahsyat pada waktu itu, di mana korban terbanyak ada pada pihak Belanda. Pertempuran berlanjut hingga keesokan hari, tetapi pertahanan Palembang tetap sulit ditembus, sampai akhirnya pasukan Belanda kembali ke Batavia tanpa membawa kemenangan. Sultan telah memperhitungkan akan ada serangan balik. Karena itu, ia menyiapkan sistem perbentengan yang tangguh. Di beberapa tempat di Sungai Musi, sebelum masuk Palembang, dibuat benteng-benteng pertahanan yang dikomandani keluarga sultan. Pertahanan Palembang runtuh ketika dalam sebuah serangan, De Kock melancarkan serangandi Minggu dini hari. Serangan dadakan ini tentu saja melumpuhkan Palembang, setelah melalui perlawanan yang hebat, tanggal 25 Juni 1821 Palembang jatuh ke tangan Belanda. Kemudian pada 1 Juli 1821 berkibarlah bendera Belanda di Kuto Besak, maka resmilah kolonialisme Hindia Belanda di Palembang. Tanggal 13 Juli 1821, menjelang tengah malam, Sultan Mahmud Badaruddin II beserta keluarganya menaiki kapal Dageraad dengan tujuan Batavia. Dari Batavia Sultan Mahmud Badaruddin II dan keluarganya diasingkan ke Ternate sampai akhir hayatnya 26 September 1852.

Contoh Soal Kesultanan Palembang

Tokoh yang membangun Kesultanan Palembang adalah ….
Kesultanan Palembang memiliki hubungan yang dekat dengan Kerajaan ….
Tokoh walisongo yang mengangkat Raden Fatah sebagai penguasa di Jawa adalah ….
Keraton Kuto Gawang dihancurkan VOC pada tahun ….
Kesultanan Palembang adalah salah satu kesultanan Indonesia dengan corak agama ….
Sungai besar di Palembang yang menjadi bagian dari wilayah kesultanan adalah ….
Peninggalan bersejarah yang didirikan di masa pemerintahan Sultan Badaruddin I adalah ….
Penambangan di wilayah Palembang sudah dilakukan di masa Sultan Badaruddin I. Bahan tambang yang dimaksud adalah ….
Dalam perlawanannya kepada Belanda, Sultan Mahmud Badaruddin II dibungkam dan diasingkan Belanda ke wilayah ….
Pertempuran pasukan Kesultanan Palembang dengan Belanda di tahun 1819 disebut dengan ….

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel