Contoh Soal Kerajaan Cirebon

Contoh Soal Kerajaan CirebonKerajaan Cirebon adalah bagian dari daerah kekuasaan kerajaan Sunda Padjajaran dan bahkan menjadi salah satu kota pelabuhan dari kerajaan tersebut. Kerajaan Cirebon berdiri menjadi sebuah kerajaan utuh ketika pada tahun 1302 kerajaan Sunda Padjajaran membagi wilayah Cirebon menjadi tiga daerah otonomi yang dipimpin oleh Mangkubumi. Tiga daerah otonom tersebut adalah Mertasinga, Pesambangan, dan Japura. Ketiga wilayah otonom ini mengirimkan upeti setiap tahunnya kepada Kerajaan Padjajaran.
Keadaan ini berubah ketika Kerajaan Sunda Padjajaran mengalami konflik dengan Kerajaan Demak. Konflik ini berakibat jatuhnya Cirebon ke wilayah kekuasaan Kerajaan Demak. Di bawah kekuasaan Demak, Cirebon dipimpin oleh Lebe Usa Syarif Hidayatullah atau yang dikenal sebagai Sunan Gunung Jati. Kedatangan Syarif Hidayatullah ini telah berlangsung pada tahun 1470 dengan misi awalnya untuk mengajarkan agama Islam di daerah Cirebon. Di masa kepemimpinannya, Syarif Hidayatullah membangun dan mendirikan sebuah keraton yang diberi nama Keraton Pakung Wati.
Penobatan Syarif Hidayatullah menjadi Tumenggung di Cirebon merupakan era baru bagi Cirebon. Beliaulah yang mengganti nama Cirebon yang dulunya adalah Caruban, dan diganti dengan Cerbon dan terus berkembang menjadi Cirebon. Pada masa Syarif Hidayatullah, Islam berkembang dengan pesat. Latar belakang dari Syarif Hidayatullah juga mendukunguntuk mendapat kepercayaan dari masyarakat. Statusnya sebagai cucu dari Prabu Siliwangi menjadikan kepemimpinannya mudah untuk diterima masyarakat. Di masa pemerintahannya, Syarif Hidayatullah mendapat bantuan dari Pangeran Cakrabuwana. Konon sebelum penobatannya sebagai Tumenggung, Syarif Hidayatullah dan Pangeran Cakrabuwana telah membicarakan tentang berbagai konsep pembangunan negara serta beberapa rencana operasional. Pada masa itu terjadi penyebaran Islam ke Banten (sekitar 1525-1526) dengan penempatan putra Syarif Hidayatullah , yaitu Maulana Hasanuddin, setelah meruntuhkan pemerintahan Pucuk Unum, penguasa kadipaten dari kerajaan Sunda Pajajaran yang berkedudukan di Banten Girang. Setelah Islam, pusat pemerintahan Maulana Hasanuddin terletak di Surowan dekat muara Cibanten. Syarif Hidayatullah memperluas wilayah dengan penyerangan daerah-daerah kecil untuk menyabarkan Islam. Ini dilakukan supaya Islam dapat tersebar dengan cepat. Upaya ini juga untuk mendapatkan pengaruh yang kuat dari wilayah-wilayah lain di Jawa bagian barat. Pada suatu ketika Syarif Hidayatullah pergi ke Demak untuk membantu membangun masjid Demak. Syarif Hidayatullah menyumbang tiang masjid yang sekarang dikenal dengan Saka Guru. Ini merupakan salah satu strategi dari Syarif Hidayatullah dalam melakukan hubungan antar kerajaan. Karena pada waktu itu di Demak juga berdiri kerajaan yang besar dibawah pimpinan Raden Patah. Hubungan ini dilakukan supaya eksistensi dari Cirebon dapat terjaga. Setibanya di Cirebon, Syarif Hidayatullah mengadakan rapat yang menghasilkan kebijakan politik, sikap politik kerajaan Cirebon terhadap kerajaan Pajajaran yaitu tidak bersedia lagi mengirim upeti kepada Pajajaran yang disalurkan melalui Adipati Galuh. Tindakan ini awalnya mendapat respon keras dari Prabu Siliwangi, akan tetapi kemudian Prabu Siliwangi seakan-akan membiarkan keputusan yang diambil oleh Syarif Hidayatullah. Karena Prabu Siliwangi menghindari perang saudara. Di masa kepemimpinan Syarif Hidayatullah bandar Cirebon makin ramai baik untuk berhubungan laut antar Persia-Mesir dan Arab, Cina, Campa dan lainnya. Sunan Gunung Jati wafat pada tahun 1568 dan dimakamkan di Bukit Sembung yang juga dikenal dengan makam Gunung Jati. Kemudian digantikan oleh Panembahan Ratu putra Pangeran Suwarga.
Perpecahan kesultanan Cirebon terjadi setelah lowongnya kekuasaan ketika Panembahan Girilaya wafat. Atas campur tangan kerajaan Banten, diangkat dua penguasa di daerah Cirebon sebagai pemimpin. Hal ini semula dimaksudkan untuk membatasi hubungan Cirebon dengan kerajaan Mataram, namun di kemudian hari ternyata menjadi penyebab buruknya hubungan pemerintahan di kerajaan Cirebon. Perpecahan di kerajaan Cirebon terbagi menjadi dua fase. Fase pertama terjadi di tahun 1677 dengan membagi wilayah kekuasaan kepada tiga orang. Perpecahan selanjutnya terjadi di tahun 1807 di masa pemerintahan Sultan Anom IV ketika salah seorang putranya ingin memeisahkan diri dan membungan Kesultanan Kacirebonan dengan dukungan dari pemerintahan Kolonial Belanda. Belanda memberi dukungan dengan mengeluarkan surat keputusan atau besluit pada 1807. Sejak saat itu, satu penguasa lagi bertambah di Kerajaan Cirebon. Hal ini menjadi angin segar bagi Belanda yang dengan leluasa ikut campur dalam mengatur kekuasaan di Cirebon. Puncaknya terjadi pada tahun-tahun 1906 & 1926, dimana kekuasaan pemerintahan Kesultanan Cirebon secara resmi dihapuskan dengan disahkannya Gemeente Cheirebon (Kota Cirebon).


Contoh Soal Kerajaan Cirebon

Kerajaan Cirebon dulunya adalah bagian dari Kerajaan ….
Fungsi utama dari kerajaan Cirebon sebelum menjadi sebuah kerajaan otonom adalah ….
Pemimpin Cirebon sebelum menjadi kerajaan ialah ….
Pemimpin Cirebon di masa awal kerajaan berdiri adalah ….
Pakung Wati adalah salah satu peninggalan sejarah dari Kerajaan Cirebon. Nama tersebut diberikan untuk ….
Syarif Hidayatullah selain dikenal sebagai salah satu anggota Wali Songo, adalah keturunan langsung dari penguasa ….
Putra Syarif Hidayatullah menyebarkan agama Islam ke daerah ….
Salah satu upaya untuk penyebaran Islam yang dilakukan Syarif Hidayatullah adalah ….
Saka Guru adalah bentuk hubungan baik antara Kerajaan Cirebon dengan ….
Salah satu penyebab keruntuhan kerajaan Cirebon adalah sebagai berikut, kecuali ….

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel