Contoh Soal Kerajaan Bima

Contoh Soal Kerajaan BimaPenjelasan tentang sejarah daerah Bima dapat dikatakan tidak terlalu banyak. Hal ini disebabkan karena kurangnya minat pemerintah Belanda terhadap daerah ini. Selain dikarenakan jaraknya yang terbilang jauh dari daerah Batavia, faktor keamanan dan ketertiban di daerah ini juga dianggap tidak terlalu berpengaruh terhadap kedudukan pemerintahan Belanda secara umum di wilayah Indonesia.
Sejumlah dokumen dalam Bahasa Melayu yang ditulis di Bima diperkirakan antara abad ke -17 sampai abad ke -20 adalah sumber sejarah tentang keberadaan daerah ini. Peneliti mengungkapkan bahwa wilayah ini dulunya sudah memiliki aksara asli yang tidak terpengaruh aksara dari bangsa lain. Prasasti yang ditemukan di sebelah Barat Teluk Bima adalah salah satu bentuk peninggalan bersejarah dari bangsa ini.
Masa kerajaan di Bima dapat dikategorikan ke dalam dua bagian. Bagian pertama adalah masa klasik ketika Sang Bima pertama kali berlabuh di pulau Satonda dan menikahi putri dari daerah tersebut dan memiliki dua orang putra yang menjadi cikal bakal keturunan raja – raja Bima. Sang Bima disebut sebagai seorang bangsawan Jawa yang namanya juga tercatat dalam kitab Negarakertagama, wilayah kekuasaan Majapahit. Kerajaan Bima sendiri berdiri di pertengahan abad 11 Masehi. Dalam perkembangannya, kerajaan mengalami kekacauan setelah terjadi perebutan kekuasaan. Konflik internal ini berakibat dengan kemunduran kerajaan Bima. Ajaran Islam mulai masuk ke wilayah ini sebagai cikal bakal munculnya sebuah kesultanan melalui beberapa tahapan, yaitu :
1) Tahap pertama dari Demak sekitar tahun 1540 M
Pada tahun 1540 M, para mubaligh dan pedagang dari Demak dibawah pimpinan Sunan Prapen yang merupakan putra dari Sunan Giri datang ke Bima dengan tujuan untuk menyiarkan agama Islam. Pada masa itu yang memerintah di kerajaan Bima adalah Sangaji Manggampo Donggo. Usaha yang dilakukan oleh Sunan Prapen kurang berhasil, karena pada tahun 1540 M Demak mengalami kekacauan akibat mangkatnya Sultan Trenggono.
2) Tahap kedua dari Ternate sekitar tahun 1580 M
Pada tahun 1580 M, sultan Baab’ullah mengirim para mubaligh dan pedagang untuk menyiarkan agama Islam di Bima. Ketika masa itu kerajaan Bima, yang memerintah adalah sangaji Ma Wa’a Ndapa. Penyiar agama Islam yang dilakukan oleh Ternate, tidak dapat berlangsung lama, sebab di Ternate timbul kesultanan politik, setelah Sultan Bab’ullah mangkat.
3) Tahap ketiga dari Sulawesi Selatan sekitar tahun 1619 M
Tahun 1619 Masehi, Sultan Makassar Alauddin awalul Islam mengirim empat orang mubalig dari Luwu, Tallo dan Bone untuk menyiarkan agama Islam di kerajaan Bima. Para mubaligh tersebut berlabuh di Sape dan mereka tidak datang ke istana, karena pada saat itu istana sedang dikuasai oleh Salisi. Pada kedatangannya kali ini, ajaran Islam berhasil diterima masyarakat dan banyak dari bangsawan serta keluarga kerajaan memeluk agama Islam.
Ajaran Islam kemudian membawa empat serangkai dari Bima, Abdul Kahir, Sirajuddin, Awaluddin dan Jalaluddin dibina dan dilatih taktik perang di Makassar. Persiapan ini dilakukan untuk melakukan penyerangan kepada Salisi sebagai penguasa Bima saat itu, Setelah segala persiapan dimatangkan, Sultan Alauddin Makassar mengirim ekspedisi penyerangan terhadap Salisi. Dalam sejarah Bima tercatat dua kali ekspedisi ini dikirim untuk menaklukkan Salisi namun gagal. Pasukan Makassar banyak yang tewas dalam dua ekspedisi ini. Untuk ketiga kalinya pada tahun 1640 M, ekspedisi baru berhasil. Pada tanggal 5 Juli 1640 M, Abdul Kahir berhasil memasuki Istana Bima dan dinobatkan menjadi Sultan Bima pertama yang diberi gelar Ruma ta Ma Bata Wadu. Sedangkan Sirajuddin terus mengejar Salisi hingga ke Dompu. Sirajuddin selanjutnya mendirikan Kesultanan Dompu. Jalaluddin kemudian diangkat menjadi Perdana Menteri pertama dan diberi gelar Manuru Suntu
Tanggal 5 Juli 1640 M menjadi saksi sejarah berdirinya sebuah kesultanan di Nusantara Timur dan Terus berkiprah dalam percaturan sejarah Nusantara selama 322 tahun. Untuk itulah pada setiap tanggal 5 Juli diperingati sebagai hari Jadi Bima. Kesultanan Bima sendiri berakhir ketika Indonesia berhasil meraih Kemerdekaan pada tahun 1945. Saat itu, Sultan Muhammad Salahuddin, raja terakhir Bima, lebih memilih untuk bergabung dengan Negara Kesatuan Indonesia. Siti Maryam, salah seorang Putri Sultan, menyerahkan Bangunan Kerajaan kepada pemerintahan dan kini di jadikan Museum.

Contoh Soal Kerajaan Bima

Dokumen yang menerangkan tentang keberadaan daerah Bima ditulis dengan menggunakan bahasa ….
Penemuan daerah Bima diperkirakan terjadi pada abad ke- ….
Nama daerah Bima diambil dari ….
Sebelum dinamakan Bima, pulau tersebut dikenal dengan sebutan ….
Pendiri Kerajaan Bima memiliki hubungan erat dengan kerajaan lain, yaitu ….
Di tahun 1540, Sunan Prapen datang ke wilayah Bima untuk berdakwah. Sunan Prapen adalah putra dari ….
Setelah kurang berhasilnya penyebaran agama Islam di Bima melalui Sunan Prapen, gelombang dakwah kedua ke wilayah ini berasal dari ….
Penyebaran agama Islam di Bima dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap terakhir penyebaran Islam dilakukan oleh mubaligh yang berasal dari ….
Raja terakhir Bima sebelum menyebarnya Islam di wilayah ini adalah ….
Kesultanan Islam di Bima berdiri pada tahun ….

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel